Happy reading^-^
2 minggu berlalu. Tak banyak yang terjadi dengan Thalia dan kehidupannya. Setiap hari terlihat sama saja. Beberapa hari yang lalu, Mery memberi tahu putri sematawayang-nya itu bahwa 4 hari lagi mereka akan mengadakan makan malam bersama keluarga Fernandez. Ya, keluarga sang kepala sekolah. Makan malam itu akan diadakan besok.
Seperti biasanya, Thalia memasuki gerbang sekolah dengan godaan para siswa yang melihat Thalia. Mulai dari hari pertama sekolah hingga sekarang, mereka masih setia untuk menggoda Thalia meski tidak pernah direspon.
Thalia memasuki ruang kelasnya dan mendapatkan Yoga, ketua kelas yang 'rumor'-nya naksir kepada Thalia semenjak ia memasuki sekolah itu. Ia mengalihkan pandangannya kepada Novi kemudian Zaky yang ditemani dengan 3 temannya yang sebenarnya bukan siswa kelas itu.
"Thaliaaa!" teriak Novi ketika melihat Thalia,
"Berisik banget lo!" cibir Thalia lalu mendudukkan pantatnya kekursi,
"Lo tau nggak?"
"Nggak" jawabnya dengan cepat sebelum Novi menyelesaikan kalimatnya membuat yang lain tertawa,
"Apa yang lucu sih?!" bentak Novi kepada murid yang lain kemudian kembali menatap sang sahabat, "Gue serius, Tha!"
"Iya iya.. Paan?" Novi mendekatkan kepalanya ke telinga Thalia dan membisikkan sesuatu yang membuat Thalia sontak kaget dan berteriak,
"APAAAAA?!?!?!?!?!?!"
"Berisik banget lo! Stttt!" ketus Novi,
"Serius lo, Nov?"
"Ya iyalah!" ujarnya langsung memasang wajah sedih,
"Huft.. Sabar aja yah" tangan Thalia ia gunakan untuk mengelus punggung Novi.
Tiba-tiba, seorang lelaki mendekati Thalia dan Novi.
"Tha" panggilnya membuat Thalia menoleh lalu mendapati Yoga,
"Hm?" Thalia berdehem sambil menaikkan alisnya,
"Nih.." ujarnya sambil mengulurkan setangkai bunga berwarna merah yang didekatkan ke wajah Thalia, mawar. Tiba-tiba saja, Thalia kaget dan menepis tangan Yoga dengan kasar lalu...
Hattcchiing!
"Aduh, Ga.. Sori yah.. Lo nggak nanya-nanya dulu sih sebelum ngasih!" ketus Thalia sambil memegangi hidungnya,
"Kenapa, Tha? Nggak suka?"
"Bukan! Bukan nggak suka! Gue alergi mawar!"
"Astaga.. Sorry yah kalo gitu, gue gak tau"
"Hm, nggak papa" Thalia memandangi Yoga yang kembali ketempat duduknya.
"Lo alergi mawar? Aneh banget"
"Entah kenapa, semua cowok yang deketin gue itu punya mawar semua. Itu dia gue selalu awkard banget! Pake bersin segala. Siapapun cowok yang deketin gue tanpa pake mawar, fix! Dia idaman!" ujarnya tegas,
"Idung gue mampet bat sumpah!"
"Nih" ujar seseorang sambil melemparkan plastik yang berisi tissue kepada Thalia, dan Thalia menangkapnya dengan baik.
"Thanks, yah" ujarnya kepada lelaki itu, salah satu dari 4 anggota HB. Yang jelasnya, bukan Rendy atau Zaky.
"Kemaren Zaky, sekarang Rafi, besok siapa lagi? Fian? Rendy?" tanya Novi sedikit ketus namun pelan,
"Udahlah" ujar Thalia sambil membuka bungkusan tissue lalu menggunakannya.
Thalia hendak meletakkan tissue itu ke lacinya dan....
"Astaga!!!" kaget Thalia,
"Apa? Apa?" Novi penasaran dan menundukkan kepalanya untuk melihat isi laci Thalia,
"Anjir!! Bagi yah, Tha!!!" ujar Novi sambil mengambil beberapa bungkus coklat dari laci Thalia.
Thalia terkejut bukan main melihat laci-nya yang penuh dengan berbagai macam coklat, serta bunga mawar.
"Novi!! Singkirin bunga mawarnya! Cepet!!!" suruh Thalia sambil menjauhkan tubuhnya seraya Novi mengambil beberapa tangkai mawar lalu meletakkannya di kantongan.
"Mubadzir, mending buat gue"
"Laci lo nggak ada apa-apa gitu?" tanya Thalia yang membuat Novi mengulurkan tangannya kedalam laci,
"Kosong ih!"
Thalia kembali fokus dengan coklat-coklat di mejanya itu. Ia hanya melihat beberapa kemudian mengantonginya. Ia juga membaca beberapa surat yang isinya seperti ini,
Dear Talia..
Aku Devan kelas 11 IPS 5, aku suka banget sama kamu.
Kamu itu cantik, menawan, jelita, baik hati, dan murah senyum.
Semoga kamu suka sama coklat ini yahh..
Minta follbacknya juga dong.. Hehehe, makasih Ta...Devan
Thalia hanya menggeleng kepala saat membaca namanya yang seharusnya adalah 'Thalia' malah menjadi 'Talia' dalam surat itu.
"Nama gue aja salah nulisnya, sok-sok-an minta polbek lagi" gumam Thalia,
"Bah! Talia cuy" ujar Novi kemudian terkekeh.
Thalia kembali membaca beberapa surat yang cukup menarik, hingga akhirnya bel masuk pun berbunyi. 3 siswa yang sedari tadi asik mengobrol dengan Zaky, langsung keluar.
Jam pertama diisi dengan pelajaran Seni oleh Ibu Kartini, guru terkalem sepanjang masa.
"Oke, anak-anak. Hari ini, kita akan memasuki bab kedua yaitu tentang seni musik. Sebelumnya saya mau bertanya, apakah ada dari kalian yang merasa bahwa dirinya memiliki suara yang indah?"
Thalia ingin mengangkat tangannya tetapi gengsi. Ia tetap terdiam ditempatnya.
"Baiklah, kalo tidak ada saya akan tes satu persatu." ujar Bu Kartini sambil membaca absen.
Setelah beberapa murid naik, nama Thalia pun dipanggil. Thalia pun berdiri kemudian mulai mengeluarkan suaranya.
✨✨✨
Gaje yup?:v
Vomment ae dah yak..
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] THANDY STORY
Teen Fiction[COMPLETED] [Higest Rank : #1 on anakremaja • #1 on hancur]Thalia. Rendy dan cerita mereka. Mulanya, Thalia hanyalah siswi baru di SMA Pelita Bangsa. Namun, Ia dikenal setelah mendapat penghargaan kemenangan olimpiade bersama cowok idaman SMA itu. N...