-VOTE-COMMENT-ENJOY-
2 minggu kemudian, beberapa berjalan dengan baik. Seperti Thalia yang rencananya untuk menjauhi dan menghindari Rendy pun berjalan lancar. Berbeda dengan Rendy yang selalu ingin membicarakan sesuatu pada Thalia namun, secepat kilat Thalia langsung pergi.
Novi dan Laxton? Jangan ditanya. Mereka bahagia. Seperti pasangan minggu-minggu pertama yang masih anget-angetnya. Walaupun, setiap saat akan selalu berdebat. Masalah apapun diperdebatkan. Maklum, kuker.
Reyfath? Ia selalu ada disamping Thalia. Menjadi sandaran dan tempat Thalia mengeluarkan semua keluhannya.
Suasana di SMA Pelita Bangsa gaduh layaknya pasar. Mereka sedang mengadakan pesta dadakan karena guru-guru ada rapat mendadak diluar sekolah.
Seluruh siswa diperbolehkan untuk keluar kelas. Asal, tidak keluar sekolah dan mencari keributan. Sungguh surgawi.
Ada yang ke kantin untuk mengisi perut atau sekedar duduk-duduk manja, ke perpustakaan untuk membaca, mengerjakan PR, menyalin tugas, ngadem, main game, bahkan ada yang tiduran. Ada yang hanya duduk dikelas, ada yang berjalan keliling sekolah berduaan seperti Novi dan Laxton, ada yang pergi ke wilayah kelas 10 untuk menggoda adik kelas seperti Alfian dan Rafi. Serta, ada yang bergosip ria, membicarakan cogan, atau sekedar duduk menyendiri.
Berbeda dengan Thalia yang memilih untuk ke tempat andalannya. Tentu, rooftop.
Ia awalnya tidak yakin untuk pergi karena takut jika Rendy ada disana. Mengingat bahwa lelaki itu juga menyukai rooftop.
Setelah menutup pintu, Thalia berjalan menuju kursi panjang yang ada disana. Tempat dimana ia dan Rendy selalu duduk berdampingan sambil memandangi langit indah. Walau, Rendy lebih sering memandangi Thalia.
Tak lama kemudian, suara langkah kaki pun terdengar. Siapa lagi kalau bukan Rendy?
Melihat kedatangan Rendy membuat Thalia hendak berdiri dan beranjak dari sana. Namun, ketenangannya disini seperti mencegahnya untuk pergi.
Rupanya, Rendy tidak duduk disamping Thalia. Melainkan berdiri dan menopang tangannya dibesi penyangga rooftop tersebut.
Tiba-tiba, Rendy mengeluarkan barang yang langsung membuat Thalia melotot tidak percaya.
Setelah menyalakannya, Rendy kemudian menghisapnya lalu mengeluarkan asap kelabu.
Thalia langsung berdiri dan melangkah mendekati Rendy lalu merampas rokok itu dengan hati-hati kemudian membuang dan menginjaknya.
"Lo apa-apaan sih?!" tanya Thalia ketus.
"Kamu yang apa-apaan?" tanya Rendy dingin.
"Gue udah pernah bilangin jangan ngerokok lagi!" jawab Thalia.
"Pas kita masih belum akrab, kan yah?" tanya Rendy tersenyum.
"Yang pas aku sama kamu dihukum berdiri didepan tiang bendera gara-gara bolos, terus pas berdiri kamu pingsan dan jatuhnya dipelukan aku," lanjutnya membuat Thalia diam seribu bahasa.
"Aku masih ingat semuanya loh, Tha. Mulai dari awal pertemuan kita, awal aku ngeliat kamu, awal kamu ngomong sama aku, awal kita kenalan, menang bareng, bolos bareng, dihukum bareng, I remember all lovely seconds with you, Tha." ujarnya lagi.
Thalia mengerutkan keningnya lalu hendak pergi, namun tangannya dicekal oleh Rendy.
"Apaan sih?!"
Bukannya menjawab, Rendy malah menarik Thalia ke pelukannya. Sungguh, Rendy sangat merindukan pelukan ini. Awalnya, Thalia tidak ingin membalasnya. Tapi, rasa rindunya pun mengalahkan gengsinya. Ia langsung memeluk Rendy dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] THANDY STORY
Dla nastolatków[COMPLETED] [Higest Rank : #1 on anakremaja • #1 on hancur]Thalia. Rendy dan cerita mereka. Mulanya, Thalia hanyalah siswi baru di SMA Pelita Bangsa. Namun, Ia dikenal setelah mendapat penghargaan kemenangan olimpiade bersama cowok idaman SMA itu. N...