32 - Sakit Hati

2K 87 0
                                    

Happy reading^-^

Reyfath keluar dari mobilnya dan menyusul Thalia yang mematung disana. Ia merasa ada yang aneh dari wanita itu. Reyfath pun membalikkan tubuh wanita itu. Keluar cairan dari matanya dengan deras, bibirnya pucat dan terlihat lemah. 

Reyfath memeluk Thalia segera untuk memberikan wanita itu ketenangan. Pandangan Reyfath tertuju pada Rendy yang sedang memeluk seorang wanita dengan mesra disana. Pantas saja, Thalia menjadi seperti ini. 

Seketika, pandangan Rendy dan Reyfath bertemu. Rendy langsung memberhentikan aksinya itu.

Hujan langsung berhenti. Tak ada lagi tetesan air yang jatuh dari langit. Disaat itu pula, Reyfath melepaskan pelukan Thalia dan membawa wanita itu masuk ke dalam mobil.

Melihat Rendy yang mengejar mereka, Reyfath menghalangnya dan langsung memberi hantaman di rahang Rendy.

"Apa-apaan lo?!" bentak Rendy.

"Puas lo bikin Thalia kayak gitu?! Puas nggak?!" bentak Reyfath lebih keras.

"Gue mau ketemu Thalia," ujar Rendy.

"Emang dia mau ketemu sama lo?" bisik Reyfath.

Rendy mendekati pintu mobil Reyfath dan hendak membukanya. Namun, Thalia sudah terlebih dahulu menguncinya. Rendy mengetuk kaca berkali-kali namun Thalia sangat tidak ingin melihat wajah lelaki itu.

"Udah, mending lanjutin tuh grepe-grepe lo ama dia," ujar Reyfath mengarahkan dagunya ke dalam restoran. 

Reyfath pun dihadiahi tatapan tajam Rendy. Namun, Reyfath hanya tersenyum sinis dan masuk ke dalam mobil. Mobil itu pun langsung beranjak dari sana. Tanpa pikir panjang, Rendy langsung merogoh sakunya dan mengambil kunci motornya. Ia langsung menyalakannya dan menancap gas untuk mengejar mobil Reyfath.

Sementara lain, Thalia hanya menatap kosong pada langit diluar jendela. Ia terlihat seperti boneka yang lusuh dengan tatapan kosong. Namun, Reyfath tidak berniat untuk mengganggunya. Ia tahu bahwa saat ini Thalia sedang dalam masa yang tidak baik.

Tak lama kemudian, mobil Reyfath sampai tepat didepan pagar Thalia. Thalia langsung membuka sabuk pengamannya dan membuka mobil.

"Tha, lo ha--"

"Makasih." potong Thalia lirih dan langsung keluar dari mobil.

Bersamaan dengan itu, motor Rendy juga sampai disitu. 

"Thalia," panggil Rendy membuat Thalia menoleh sejenak dan membuang pandangannya lagi.

Setelah membuka gerbang, Thalia langsung masuk dan hendak menutupnya. Namun, tangan Rendy malah menghalangnya.

"Thalia, dengerin aku dulu!" ujarnya.

"Nggak perlu," jawab Thalia.

"Thalia, please! Kamu harus denger aku,"

"Aku butuh istirahat! Aku capek!" 

Rendy pun menghela napas dan melepaskan pegangannya dari gerbang itu. Melihat Thalia yang langsung pergi membuat Rendy merasa sangat bersalah. 

"Lo udah nyakitin orang yang berharga buat hidup lo. Gue harap, lo bisa bahagiain dia. Gue emang masih sayang banget sama dia. Tapi, gue sadar kalo dia itu sayangnya sama lo. Gue cuma ngasih tau, Thalia tadi udah nunggu lo sejam lebih sampe ujan-ujanan. Dia sayang banget sama lo," ujar Reyfath. "Gue duluan." lanjutnya lalu pergi.

Rendy mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia mungkin harus memberi Thalia waktu sebentar untuk menenangkan pikirannya dan mendengarkan penjelasan Rendy. 

[✔️] THANDY STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang