55 - Sick, Again

1.7K 73 1
                                    

~VOTE-COMMENT-ENJOY~

"Tha?" panggil Mery sambil mengetuk pintu.

Sudah hampir 10 kali, Mery mengetuk sambil memanggil-manggil nama Thalia. Namun, hasilnya tetap nihil. Thalia tetap tidak bergeming. Pintu masih tertutup rapat. Tidak ada tanda-tanda bahwa orang dibalik pintu itu akan membukanya.

"Thalia?" Mery sudah mulai cemas.

Mery pun beralih ke ponselnya. Mencari nama kontak Thalia lalu menelponnya.

"Halo, Tha?!" 

"I-iya, Ma.." lirih Thalia.

"Loh? Kamu kenapa? Kok suaranya parau gitu?!" tanya Mery.

"M-ma.. Dobrak aja pintunya. A-aku nggak kuat kesana," ujar Thalia dengan suara parau dan pelan.

"Maksud kamu?"

"Dobrak aja." ujar Thalia lalu memutuskan sambungan teleponnya.

Mery pun makin bingung. Tanpa pikir panjang, Mery memanggil Rendy yang sebenarnya sudah daritadi menunggu di ruang tamu.

"Sini, Ren..." ajak Mery.

Rendy pun mengikuti Mery yang berjalan mengarah ke kamar Thalia.

"Dobrak dulu," ujar Mery.

"Hah?"

"Kamu bisa dobrak, kan? Soalnya Thalia didalem. Dia nggak bisa buka pintunya," ujar Mery diangguki Rendy.

Ia pun mendobrak pintunya dengan sekuat tenaga. Percobaan kedua, pintu tersebut langsung terbuka. Walaupun gagangnya sedikit bermasalah.

Mery langsung lari mendekati Thalia yang badannya ditutupi selimut.

"Tha?-- Astaga!"

Tangan Mery beralih ke kening Thalia. Sangat panas.

"Thalia?! Kok bisa kayak gini sih?!" tanya Mery cemas.

Namun, Thalia tetap tidak bergeming. Butuh tenaga untuk menjawab pertanyaan Ibunya itu. Dan, saat ini ia sangat lemah dan tidak bisa melakukan apa selain tidur dan memejamkan mata.

"Ya udah, Mama mau cariin obat dulu sama kompresan. Kamu tidur aja dulu," ujar Mery lalu meninggalkan kamar Thalia.

Sepeninggalannya Mery, Rendy mendekati kasur Thalia dan duduk dipinggirnya. Thalia bisa merasakan ada orang lain disana. Tapi, ia tidak peduli. Lebih tepatnya tidak ada tenaga untuk melihat siapa disana.

Tiba-tiba, sebuah telapak tangan hangat mendarat dikening Thalia. Thalia tetap memejamkan matanya. Dan, bisikan dari seseorang sontak membuat Thalia merinding sekaligus merasa lebih baik.

"Jangan sakit mulu, I miss you...

~oOo~

"Rendy kemana sih?!" tanya Rafi yang sudah jengah mendengar ocehan Alfian karena terlalu lama menunggu Rendy.

"Tau tuh! Telpon gih," ujar Zaky kepada Rafi.

"Kenapa nggak lo aja?" tanya Rafi.

"Lowbat," jawab Zaky.

Rafi pun mengeluarkan benda pipih berwarna hitam itu dari sakunya. Ia mengutak-atiknya sejenak lalu mendekatkannya ke telinga.

"Woy! Kemana aja lo?!" tanya Rafi saat Rendy sudah mengangkat sambungan itu.

"..."

[✔️] THANDY STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang