Hadiah (1)

1.2K 139 45
                                    

"Nabila, aku suka kamu!"

"Apa?"

Semua mata yang ada di kelas 11 IPA 1 tertuju pada Sanha, beberapa detik kemudian beralih menatap Nabila yang bengong sambil mengedipkan matanya.

"CIYEEEEEEEEEE ...."

Serempak seisi kelas 11 IPA 1 kecuali meja dan kursi bersorak untuk Nabila dan Sanha. Tak lupa dengan cengiran Sinka yang dengan cepat kini berada di samping Nabila.

"Ciyee yang ditembak sama Sanha oppa! Ciyee ...." Sinka menyenggol-nyenggol tangan Nabila.

"Apaan, sih!" Wajah Nabila kini memerah, ia pun langsung bergegas menuju tempat duduknya karena salah tingkah.

"Ada apa ini ciye, ciye? Siapa yang pacaran?" Suara garang Guru Matematika itu membuat siswa-siswi 11 IPA 1 tersentak. Sanha yang berdiri sejak tadi di sebelah kursinya, refleks terduduk.

Dalam sekejap, suasana di kelas itu menjadi hening. Pasalnya, Guru Matematika itu adalah Pak Beta, yang merupakan guru tergarang di sekolah tersebut. Dan beliau juga tidak suka jika ada siswa yang berpacaran. Menurut beliau, pacaran itu menganggu konsentrasi belajar.

"Sampai mana kita belajar minggu kemarin?" tanya Pak Beta.

"Sampai halaman 27, Pak," jawab Nabila. Hanya Nabila dan Rizki yang selama ini sering menjawab pertanyaan Pak Beta di kelasnya. Karena itulah, mereka berdua adalah siswa favorit Pak Beta di kelas tersebut.

Setelah membuka halaman buku yang dikatakan Nabila, Pak Beta melanjutkan pembahasan materi sebelumnya.

Pak Beta mengambil spidol yang berada di atas meja. Beliau menuliskan soal matematika tentang Limit Aljabar.

"Siapa yang bisa mengerjakan ini?"

Itu, sih gampang, pak. Sekarang semenjak Rizki gak ada, gue pasti rangking 1.

Nabila tanpa sadar telah menyombongkan dirinya. Dia tak tahu siapa yang baru saja masuk di kelasnya.

Ketika Nabila ingin mengangkat tangan, tangan kanan panjang putih mulus itu sudah terangkat lebih dulu darinya.

"Oh, Sanha, kamu mau jawab?" tanya Pak Beta dengan ramah pada Sanha, tidak seperti biasanya. Mungkin karena Sanha adalah siswa dari negara asing.

"Iya, Pak," jawab Sanha.

Pak Beta kemudian mempersilahkan Sanha untuk menjawab. Sementara itu, terlihat raut wajah kesal dari seorang gadis yang duduk di barisan paling belakang.

"Sial, gue lupa kalo ada dia!" ucap Nabila di dalam hatinya lagi.

Sanha kemudian mengerjakan soal yang sudah ditulis Pak Beta. Dia mengerjakan soal itu dengan cepat. Tulisannya juga terbilang cukup bagus.

"Wah, jawaban kamu benar. Beri tepuk tangan untuk Sanha!"

Semua orang kecuali Nabila bertepuk tangan untuk Sanha. Pak Beta yang biasanya tak pernah meminta tepuk tangan untuk siswa yang benar menjawab soal di papan tulis, kini justru melakukan yang sebaliknya.

"Daebak ... meskipun lo sama Rizki siswa favorit Pak Beta, tapi kalian gak pernah, kan diginiin?" ucap Sinka pada Nabila yang kini sedang tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Lah, itu bener, ya? Jadi jawaban gue salah?" Nabila tak menggubris ucapan Sinka, dia justru sedang kebingungan dengan jawaban atas soal itu.

"Kacang, kacang ..." ucap Sinka yang merasa terkacangi.

"Hah, lo bilang apa?" Akhirnya Nabila peka.

"Gak ada. Noh, barusan cicak main bola di atas dinding."

1 Year With My Cutie Boy || Sanha ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang