Pernyataan

612 72 8
                                    

"Ve, kenapa lo tiba-tiba ngebatalin padus? Emangnya ada kepentingan apa?" tanya Kinal pada Ve. Pertanyaannya itu mewakili seluruh anggota padus yang penasaran.

"Ya ampun ... kalian tuh kepo banget, ya. Sini, deh gue bisikin!" Ve mendekatkan kepalanya ke arah telinga Kinal.

Setelah mendengar kalimat yang dibisikkan Ve, ekspresi Kinal langsung berubah. "Apa?! Wah ... bagus, bagus!!! Gue ngedukung banget! Sip!!! Gue suka, deh sama lo!"

Ve yang awalnya tersenyum bersemangat, tiba-tiba menatap Kinal dengan takut. "L-l-lo ... suka gue? Lo nggak ... g-ga-"

"Haha ... apaan sih, Ve?! Maksud gue, gue suka sama yang lo lakuin. Pantesan aja lo dijulukin 'Mak Comblang'. Hahaha ...."

"Oh, kirain ...."

"Gue jadi gak sabar, nih. Mereka udah jadian belum, ya? Haha."

"Siapa yang jadian?" Seorang gadis berkuncir dua datang menghampiri Ve dan Kinal. Menengahi pembicaraan mereka.

"Eh, Yuvi. Itu ... Si Sanha sama Nabila. Masa lo nggak tau, sih? Kan udah terkenal sampe seantero sekolah juga. Hari pertama ketemu aja Sanha langsung nembak Nabila. Ughhh ... sweet banget, ya," jawab Ve sambil kebaperan.

"Oh." Yuvi, yang bernama lengkap Cindy Yuvia itu membalikkan badannya. Meninggalkan Ve dan Kinal yang baru saja dia hampiri.

Melihat tingkah adik kelasnya yang tidak sopan itu, Kinal merasa geram. "Tuh anak kenapa, sih? Kok songong?! Masa jawabnya cuman 'OH' doang?! Sama kakak kelas, kok gitu!?"

"Sabar, sabar ... kayak lo gak tau aja. Dia, kan si putri es."

"Ishhh! Kesel tau gak! Kenapa, sih lo nerima dia di padus?!"

"Eh ... suara dia bagus tau. Tapi ... kok gue ngerasa dia kayak gak suka gitu, ya?"

"Maksud lo dia gak suka sama kita?"

"Bukan, maksud gue ...." Ve menghentikan kalimatnya. Dia mengurungkan niatnya untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya.

"Apa?" Kinal penasaran.

"Gak, bukan apa-apa."

***

Proses belajar-mengajar berlangsung seperti biasa. Dan seperti biasa pula, bel istirahat berbunyi. Menandakan bahwa siswa akan segera berhamburan menuju kantin.

Akan tetapi, sepertinya tidak semua siswa menuju kantin. Ada juga siswa yang sedang berencana menuju tempat lain. Salah satunya, taman belakang sekolah.

"Nabila, kamu punya waktu luang?" tanya Levi pada Nabila yang kini sedang membereskan buku-bukunya. Beberapa hari ini, Levi sudah agak mahir berbahasa Indonesia.

Di kelas itu, hanya ada Nabila dan Levi di kelas. Anak-anak 11 IPA 1 sudah meninggalkan kelasnya. Sanha pergi ke kantin bersama Ferdi. Sementara itu, Sinka sedang latihan intensif untuk mempersiapkan lomba taekwondo.

"Emmm ... ada, sih. Lo ada perlu apa sama gue?"

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu. Boleh?"

"Boleh ...."

***

Nabila dan Levi kini duduk di kursi yang berada di taman belakang sekolah. Mereka duduk berhadapan.

"Levi, lo mau bilang apa?" tanya Nabila membuka keheningan.

"Ehem!" Levi berdehem. "Okay. Nabila, sebenarnya aku menyukaimu. Maukah kamu jadi pacarku?"

1 Year With My Cutie Boy || Sanha ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang