Kerja Kelompok (2)

632 84 3
                                    

Setelah berpakaian rapi dan berpenampilan cantik, serta dengan beberapa buku dan alat tulis yang ia simpan di dalam tasnya, Nabila berpamitan pada ibunya untuk pergi kerja kelompok ke rumah Sanha.

Seperti biasa, jika menyangkut urusan sekolah, ibunya tak mau ribet. Wanita paruh baya itu takkan mengomeli Nabila jika melakukan hal-hal positif. Sebenarnya, dia sama saja seperti ibu-ibu lainnya, yang juga menyayangi anaknya. Namun, dengan cara yang berbeda.

Duh, kok gue gugup, ya?

Nabila mengendarai motornya perlahan di jalan. Hatinya was-was, saat mengingat kejadian ketika Moonbin—kakak sepupu Sanha—mengirim foto-foto imutnya Sanha.

Gimana kalau dia bilang ke Sanha? Waktu itu, kan Sanha gak tau! Dan gue juga bohongin dia.

Sambil terus berpikir, jalanan yang panjang itu tak terasa telah berakhir. Nabila akhirnya sampai di depan rumah Sanha yang dulunya adalah asrama.

"Kok, sepi?" gumam Nabila dengan pelan setelah melepas helmnya.

Nabila mengambil ponsel yang ada ia simpan di dalam tasnya. Dia membuka grup chat LINE yang baru saja dibuat tadi pagi. Sebenarnya, mereka ingin membuat grup chat di What's App. Tetapi, Sanha tidak terbiasa menggunakan aplikasi itu. Karena mereka semua punya akun LINE, jadilah mereka membentuknya di LINE.

Sekarang, betapa terkejutnya Nabila. Dia telah melewatkan informasi yang teramat sangat penting.

"Whattt? Gak jadi???"

Nabila terbelalak, sangat terkejut dengan informasi dibatalkannya kerja kelompok hari ini. Semua orang yang tergabung dalam grup itu sudah merespon, kecuali dirinya sendiri.

Kenapa gue silent, coba??!!

Nabila merutuki dirinya sendiri yang telah mengaktifkan mode silent di ponselnya. Sementara itu, seorang laki-laki baru saja keluar dari pintu rumah Sanha.

Laki-laki itu terkejut, ia berbalik ke arah pintu itu lagi, lalu berteriak ke dalam. "Sanha-yaa! Pacarmu datang!"

Ternyata laki-laki itu adalah Rocky. Nabila yang masih bisa mendengar teriakannya itu pun menoleh ke arahnya. Nabila tak mengerti apa yang diucapkan Rocky.

Sanha yang dipanggil, langsung menampakkan wujudnya. Dan jelas saja, itu membuat Nabila sangat kaget, dan membulatkan matanya.

"Nabila!" panggil Sanha sambil mendekati Nabila.

Nabila jadi salah tingkah. Penampilan Sanha memakai baju casual itu membuatnya cukup terpukau. Tadinya dia ingin kabur, tapi tidak jadi karena sudah tertangkap basah.

Duh, b*go banget, sih gue! Kalo gini, kan kesannya malah kayak gue ngajak dia kencan!

"Ada apa?" Melihat Nabila yang hanya bengong, akhirnya Sanha bertanya lagi perihal kedatangan Nabila.

"Maaf, Sanha. Gue gak baca chat di grup," jawab Nabila dengan pelan, tanpa menatap wajah Sanha.

"Tidak apa-apa, Nabila. Daripada kedatanganmu sia-sia, bagaimana kalau kita melakukan sesuatu?"

"Eh?"

***

MJ, Eunwoo, Moonbin, dan Rocky bergantian melirik Nabila yang duduk di kursi ruang tamu. Mereka bergantian lewat. Hanya lewat. Lalu kembali lagi. Begitu seterusnya, sambil tertawa cekikikan.

Apa-apaan suasana gak nyaman ini?

Nabila mengambil ponsel yang baru saja ia taruh di dalam celana jeans-nya. Ia mengotak-atiknya untuk membunuh waktu.

Sementara itu, tanpa sepengetahuan Nabila, di dalam sebuah ruangan yang ada di asrama Sanha terjadi sebuah perdiskusian.

"Bin-hyeong, aku harus mengajaknya apa? Aku tidak bisa naik motor, dan juga aku belum cukup umur untuk membawa mobil. Aku tidak bisa mengajaknya jalan-jalan!"

Di ruangan itu, berkumpul lima orang pemuda yaitu Moonbin, Eunwoo, MJ, Rocky, dan Sanha—yang tengah menyusun strategi kencan.

"Bagaimana kalau kalian menonton film saja?" usul Moonbin.

"Bin benar! Setelah itu kami akan jalan-jalan agar kalian bisa berdua saja di sini."

"MJ-hyeong! Itu agak—"

"Sudahlah, ini juga demi kau. Bukankah kau bilang ada seorang laki-laki yang dekat dengan Nabila? Memangnya kau mau mereka semakin dekat?" Eunwoo mengomeli Sanha yang malu-malu kucing.

"Kajja!" ajak MJ dan diikuti dengan yang lainnya.

"Hyeong!" Sanha tak mau ditinggal, dia masih belum siap.

"Kau tenang saja, semuanya sudah lengkap di ruangan itu," ucap Rocky sambil berlalu meninggalkan Sanha.

Keempat pemuda itu pun berlalu meninggalkan Sanha yang masih berdiri mematung. Mereka melewati ruang tamu, yaitu tempat Nabila menunggu.

Mereka semua membungkukkan badannya dan menebar senyum saat melewati Nabila. Nabila pun membalasnya dengan agak canggung.

Mereka pergi ke mana?

Dari luar, terdengar suara mobil yang baru dinyalakan. Nampaknya, keempat pemuda itu akan bepergian menggunakan mobil.

Lho? Jadi gue cuman berdua, dong sama Sanha? Gimana, nih??!!!

Apa gue pulang aja?

Tak berapa lama setelah kepergian kakak kandung beserta kakak-kakak sepupunya, Sanha pun muncul. Dia duduk di hadapan Nabila, lalu menatap Nabila yang masih tak berani menatapnya, berpura-pura sibuk dengan ponsel yang dipegangnya.

"Nabila, apa kamu mau menonton film denganku?" tanya Sanha dengan hati-hati. Dia takut kalau Nabila marah-marah lagi padanya seperti yang biasa dilakukannya dulu.

"Di bioskop?"

"Tidak. Di sini, di rumahku. Kami punya tempat khusus untuk menonton film yang didesain seperti bioskop."

"Beneran? Ada film apa aja?" Nabila yang merupakan penikmat film tak mampu untuk menolak. Dia sangat antusias.

"Banyak. Kamu bisa memilihnya nanti."

"OK!"

Nabila mengikuti Sanha yang berjalan di depannya. Mereka memasuki ruangan yang cukup besar, ruangan yang memang telah ada sebelumnya sebagai fasilitas asrama tersebut.

Ruangan itu membuat Nabila terpukau. Di sana, ada sebuah televisi jenis LCD yang sangat besar, yang menempel di dinding hingga membuat dinding tersebut terlihat penuh. Suasananya sudah seperti bioskop rumahan.

Bukan hanya televisi yang besarnya fantastis, namun juga terdapat sofa panjang yang empuk di bawahnya, lengkap dengan mejanya.

Di ruangan itu juga terdapat rak berisi ratusan DVD film-film menarik berbagai genre yang siap diputar. Bahkan, streaming film pun juga bisa dilakukan karena di tempat itu sudah berfasilitas wifi.

"Nabila, kamu pilih saja film yang akan kita tonton. Aku akan pergi sebentar menyiapkan sesuatu," ucap Sanha lalu berlalu tanpa menunggu jawaban Nabila.




To be continued . . .



1 Year With My Cutie Boy || Sanha ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang