Kerja Kelompok (1)

679 84 5
                                    

Nabila, si gadis berambut panjang hitam lurus lebih sebahu, sedang duduk diam di kursinya. Matanya sedang menunggu-nunggu kehadiran seseorang.

Telinganya sedang mendengar ocehan Sinka, sahabatnya yang duduk di sebelah kursinya. Sedangkan matanya, kesana-kemari meneliti orang-orang yang masuk di kelasnya.

"Woi!!! Ngeliatin siapa, sih?" Sinka menyadari kalau dia terkacangi.

Nabila tersentak kaget. "Ishhh ... lo ngagetin aja, deh!"

"Gue daritadi capek-capek ngomong tapi lo ngacangin gue. Lo nyari-nyari siapa, sih? Kepala lo muter-muter sampai 360 derajat, tau gak!"

"Ih, kepo aja, deh."

"Lah? Nih, anak——eh? Sanha kok belum datang? Jangan-jangan lo nyariin dia, ya???" Sinka mulai cengar-cengir pada Nabila.

"Ng-ng-nggak ... enggakkk, kok! Gue cuman—"

"Gak usah ngeles, deh. Ngaku aja napa, sih?!" Sinka menyudutkan Nabila yang salah tingkah.

Sebelum Nabila mengelak tuduhan Sinka, seorang laki-laki sedang berjalan masuk ke kelasnya, yaitu kelas 11 IPA 1.

"Good morning, Everybody!" sapa Levi saat memasuki kelas.

"MORNING!" jawab penghuni kelas.

Levi berjalan menuju kursinya yang berada di sebelah kursi Nabila. Nabila dan Sinka yang sebelumnya bercakap-cakap, langsung terdiam.

"How are you today, Guys?" Levi akhirnya menyapa mereka berdua.

"I'm fine."

"I'm fine too."

Nabila dan Sinka menyahut dengan malas, tak bersemangat. Sebentar lagi Levi akan mengoceh panjang. Membuat mereka bosan mendengarnya.

Namun, sebelum Levi memulai kisahnya yang selalu panjang, laki-laki yang dicari-cari Nabila akhirnya datang. Tepat setelah bel masuk kelas berbunyi.

"Akhirnya datang juga!"

"Siapa?" tanya Sinka dan Levi serentak.

Nabila gelagapan. Dia keceplosan, mengeluarkan isi hatinya. "I-i-tu ...."

Melihat tingkah Nabila yang gelagapan, mereka berdua langsung saja melihat ke depan kelas, mencari orang yang dimaksud Nabila.

"Nah, loh ... bener, kan yang lo maksud itu Sanha? Ciye, ciyee ... lo udah jatuh cinta, nih sama Sanha?" Sinka mulai menggoda Nabila lagi.

"Nggak, kok! I-itu! Itu yang gue maksud! Liat, tuh! Bu Reni yang gue maksud!" Nabila mengelak. Tapi juga benar kalau Bu Reni, guru Kimia mereka baru saja masuk.

Sinka akhirnya berhenti menggoda Nabila. Pasalnya, Bu Reni selalu mengomeli siswanya yang ribut. Apalagi omelannya itu bisa membuat telinga berdenging. Sinka menjadi merinding memikirkannya.

Namun, Levi yang mendengar kalau Nabila jatuh cinta pada Sanha mendadak terdiam. Wajahnya nampak kecewa, dan kini melamun.

Tumben, biasanya Levi bakal ngoceh, kan?

Ah, bodo amat, lah! Kan malah bagus!

Proses belajar-mengajar kini dimulai. Seperti biasa, siswa akan berdo'a sebelum memulai pelajaran. Setelahnya, guru dan siswa saling mengucap salam.

"Annakk-annakk, harrik inik ibuk mauk membuatt kelommpokk buatt kaliann."

Ucapan Bu Reni, atau yang biasanya dipanggil Buk Reni', memang membuat orang yang pertama kali mendengarnya agak kesal dan gregetan. Buk Reni' itu berbicara dengan logat Jawa yang terlalu kental. Setiap berucap, beliau menekan kata yang diucapkannya. Membuat orang ngilu mendengarnya.

1 Year With My Cutie Boy || Sanha ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang