"Jinjin-hyeong!"
Seorang laki-laki masuk menerobos ke ruangan Jinjin a.k.a Jinwoo bekerja. Seorang laki-laki lainnya, yang dikenal sebagai manajernya dengan cepat berada di samping laki-laki yang menerobos. Manajer Jinjin itu menatapnya. Matanya seakan meminta keputusan dari kegaduhan tersebut.
Jinjin membalas tatapannya dengan anggukan. Sedetik setelahnya, manajernya segera undur diri. Laki-laki yang menerobos menengok ke arahnya. Usai memandangnya, pandangannya kembali menatap Jinjin.
Melihat Jinjin yang kebingungan sekaligus terkejut, laki-laki itu segera mengeluarkan suaranya. "Jinjin-hyeong, aku ... ingin bicara denganmu." Laki-laki itu berucap dengan napas yang ngos-ngosan.
"Ada apa, Rocky?——ah, maksudku Minhyuk."
"Tidak apa, hyeong. Panggil saja aku Rocky." Laki-laki yang ternyata adalah Rocky itu segera melangkah mendekati Jinjin. "Hyeong, kami berencana untuk mengikuti kompetisi I-Teen. Tapi kami masih kesulitan untuk menentukan membernya. Jadi—"
"Rocky!"
Rocky dan Jinjin tersentak. Ada seorang laki-laki lagi yang menerobos masuk. Mereka pun berbalik menatap laki-laki tersebut. Setelah melihatnya, Rocky hanya terdiam dengan raut yang panik. Sedangkan Jinjin bingung karena tak mengerti apa yang terjadi sebenarnya.
"Dongmin?"
"Rocky, kau seharusnya tidak pergi ke sini. Semua orang sudah melupakan mimpi itu. Untuk apa lagi kau berusaha membuj—"
"ADA APA SEBENARNYA?! TOLONG JELASKAN PADAKU!"
Dongmin a.k.a Eunwoo menghentikan kalimatnya. Dan matanya masih tak mau menatap Jinjin.
"Hyeong ... sebenarnya aku ingin membujukmu untuk bergabung kembali di grup. Rasanya kurang lengkap jika tanpamu. Dalam sebuah grup setidaknya kita membutuhkan dua orang rapper. Lalu Sanha ... aku rasa dia akan ikut bergabung bagaimana pun caranya jika kau memilih untuk bergabung sekarang."
"I-itu ... maaf, aku tidak bisa." Jinjin membalikkan badannya membelakangi Rocky dan Eunwoo.
"Kau sudah dengar, kan? Percuma saja kau membujuknya. Dia keras kepala. Bahkan dia tidak memberimu alasan kenapa dia bisa sejahat itu."
"E-eunwoo-hyeong ...."
"Kau serius ingin mendengarnya? Mungkin kau akan sangat membenciku setelah aku mengatakannya." Jinjin lantas membalikkan badannya lagi setelah mendengar kata-kata Eunwoo.
"Bagaimana bisa kau sangat yakin kalau aku akan membencimu sementara kau belum mengatakannya?!"
"Baiklah, lebih baik aku mengatakannya sekarang." Jinjin berjalan mendekati Eunwoo. Rocky menatapnya dengan khawatir. "Apa kau tahu? Ayahkulah yang membunuh ayahmu."
Eunwoo dan Rocky serentak terbelalak. "MWO?!"
"Kau bicara apa, Hyeong? Kau bercanda, kan?" Rocky menolak percaya pada kenyataan pahit yang diucapkan Jinjin.
Sementara itu, Eunwoo terdiam mematung. Ia mulai melangkahkan kakinya mundur dengan lemas.
"Aku membicarakan kenyataan! Ayahku sendiri yang mengatakannya. Bahkan, Paman Young Kwang baru saja menjelaskan rahasia itu kepadaku."
"APA YANG DIKATAKAN AYAHKU?!"
Tak disangka-sangka, ternyata muncul sosok MJ dibalik pintu. Diikuti dengan Moonbin yang berdiri di belakangnya. Rocky, Eunwoo, terutama Jinjin terkejut bukan main. Mereka bertiga hanya bisa terdiam. Tak berani menjawab. Pasalnya, meskipun selama ini MJ dikenal sebagai happy virus yang menyebarkan tawa bahagianya, jika sedang marah MJ bisa menjadi orang yang menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Year With My Cutie Boy || Sanha ✔️
Fanfiction[END] Nabila, seorang cewek yang mengaku menyukai cowok cool daripada cowok cute, tiba-tiba terus memikirkan seorang cowok pertukaran pelajar asal Korea Selatan bernama Sanha. Sanha adalah cowok terimut yang pernah ia temui. Bahkan, seisi s...