Reuni Keluarga

1.1K 121 54
                                    

Ceklek

Nabila melangkahkan kakinya memasuki rumahnya. Baru beberapa langkah saja, kini ia sudah mendapat tatapan tajam dari ibunya.

Duhh ... mampus gue. Garamnya kayaknya ketinggalan di kantor polisi!

"Darimana aja kamu? Disuruh beli garam malah keluyuran!"

"Maaf, Bu. Tadi ada sedikit masalah."

"Mana garamnya?"

Nabila terdiam. Gara-gara Sanha dia melupakan garam dan mie instannya.

"Mana garamnya?! Cepat sini!"

Nabila tersentak. Dengan terpaksa, dia menunjukkan sesuatu yang daritadi ia sembunyikan di belakangnya.

"Apa ini?"

"I-itu tauco."

Jawaban Nabila membuat ibunya semakin menajamkan tatapannya.

"Kenapa kamu beli ini? Kamu ini b*go atau gimana, sih? Masa garam aja gak tau?"

Nabila hanya terdiam. Matanya kini mulai berkaca-kaca.

"Sekarang ibu jadi ragu. Bisa-bisanya anak peringkat 2 di sekolah gak bisa bedain garam sama tauco. Memalukan."

Kata-kata itu terasa begitu menusuk di dadanya. Akhirnya, air mata yang ia tahan sejak tadi sudah tak sanggup dibendungnya lagi. Nabila langsung berlari ke luar rumahnya.

"Hikss ... Hiksss ...."

Di jembatan yang terletak hanya beberapa meter dari rumahnya, Nabila menangis sejadi-jadinya. Ia luapkan kekesalan di hatinya hingga sesenggukan.

Sementara itu, seorang laki-laki sedang berdiri tak jauh darinya. Laki-laki itu membawa skateboard di tangannya.

 Laki-laki itu membawa skateboard di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan ia mendekati Nabila. Dia memandang Nabila dengan raut prihatin. Hingga akhirnya, Nabila pun menyadari kehadirannya.

Nabila memandangnya dengan raut penuh amarah, dan dengan mata yang masih berkaca-kaca.

"INI SEMUA GARA-GARA LO TAU GAK?! KENAPA SIH LO MESTI NEMBAK GUE? GUE GAK NYAMAN BANGET SEMENJAK KEJADIAN ITU! TERUS KENAPA JUGA LO MESTI MUNCUL DI HADAPAN GUE DAN MINTA ANTERIN KE KANTOR POLISI, HAH? GUE BENCI SAMA LO!!!"

Setelah puas melampiaskan kemarahannya pada Sanha, Nabila berlari meninggalkannya. Dia kembali ke rumahnya.

Sedangkan Sanha, masih memasang wajah prihatinnya pada Nabila. Laki-laki itu masih memandangnya hingga cinta pertamanya itu menghempaskan pintu rumahnya.

"Dia barusan ngomong apa, ya?"

Sama seperti sebelumnya. Sanha tidak mengerti ucapan Nabila ketika sedang marah. Pasalnya, Nabila berucap dengan ritme yang sangat cepat dan menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh Sanha.

1 Year With My Cutie Boy || Sanha ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang