Ekstrakurikuler (3)

943 108 19
                                    

"Lo kenapa, Ve?" tanya seorang gadis pada Veranda yang sedang melamun di kursinya. Gadis itu datang menghampirinya. Gadis yang biasa dipanggil Kinal.

"Hhhh ...." Veranda menghembuskan napas gusarnya. "Gue ditolak," jawabnya lagi dengan muka masamnya.

"Hah? Serius lo? Emang lo nembak siapa?" tanya gadis itu penasaran.

"Sebenernya, sih bukan nembak. Gue cuman ngajak dia ikutan gabung di klub paduan suara. Eehhh ... gue langsung ditolak gitu aja. Udah gitu tolakannya pedes banget lagi."

"Hah? Emang dia nolaknya gimana? Tapi tunggu. Emangnya siapa, sih yang lo maksud?"

"Yah, lo tau kan cowok dari Korea itu ...."

"Yaelaahh si Yoon ... Yoon ... siapa, ya?"

"Bukan Yoon Siapa ... namanya Yoon Sanha."

"Iya, iya! Itu yang gue maksud. Terus, terus?"

"Kan gue tadinya nanya gini : 'Kamu mau gak ikut klub paduan suara?'. Habis itu, masa dia jawabnya 'MOH'???!!!"

"What???!!!" Gadis itu membulatkan matanya, semakin terkejut dengan apa yang didengarnya.

"Kasar banget, ya kan? Setidaknya bilang baik-baik, kek kalo gak mau ikut."

"Ko-ko ... k, gitu ya?"

"Entah ... ngenes amat, ya gue?"

"Iya banget ... wait, wait ... tapi, kenapa lo ngajak dia tiba-tiba begitu?"

"Oohhh ... itu ... sebenernya gue beberapa hari yang lalu liat video dia lagi nyanyi sambil gitaran di Youtube. Kayaknya bukan dia, sih yang upload. Entah, ya siapa. Tapi, setelah gue tonton, ternyata suaranya bagus banget! Gila, kayaknya gue nge-fans, deh sama dia?"

"Wah ... beneran lo? Entar, deh gue liat. Tapi ... kayaknya lo mau NGINAP di sini ya?!"

"Kok gue nginap di sini, sih???"

"Emang dasar, ya ni anak. EMANG LO GAK DENGER BARUSAN BEL PULANG YANG UDAH BUNYI KENCENG BANGET BEGITU?!"

"Eh? Kapan bunyinya?"

"Yaelah ni anak pakek nanya! Yaudah gue tinggal, nih?!"

"Eh, eh! Kinal, tungguin, dong!" Veranda bergegas mengejar Kinal yang sudah berjalan meninggalkannya beberapa langkah—setelah membereskan buru-buru barang-barangnya yang ada di mejanya.

Sementara itu, semua siswa berhamburan. Ada yang langsung menuju gerbang sekolah menunggu jemputan, ada juga yang menuju parkiran mengambil kendaraan pribadi.

Di tengah huru-hara siswa, terlihat sebuah kepala dengan rambut semir kuning kecokelatan dengan postur tubuh tinggi sedang berdiri terdiam di antara kerumunan tersebut. Ya. Siapa lagi kalau bukan Sanha.

Kepala itu menatap ke arah benda yang ia pegang di tangannya. Sepertinya, ada sebuah kabar buruk yang diberitakan lewat panggilan telepon dari ponselnya tersebut.

"Hyeong, aku tidak bisa mendengarmu dengan jelas! Ini jam pulang sekolah. Memangnya ada apa dengan asrama tempat kita tinggal? Kenapa kita harus pindah?"

"..."

"Baik. Aku akan segera mencari Taxi."

Tuut ... tuttt ... tuuutttt ....

Setelah memutus telepon, Sanha bergegas dengan cepat. Namun, lagi-lagi langkahnya terhenti tiba-tiba.

Dasar ... memangnya aku mau mencari Taxi bagaimana? Aku, kan tidak tau nomor teleponnya, dan juga ... aku tidak tau di mana harus mencari Taxi. Apa jika aku menunggu di depan gerbang akan ada Taxi yang lewat?

1 Year With My Cutie Boy || Sanha ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang