Cutie Sanha

812 82 9
                                    

Kedua pemuda, yaitu Sanha dan Ferdi, berdiri di depan kelas 12 IPA 3. Kelas yang dihuni sebagian besar pengurus-pengurus OSIS, sekaligus ketua OSIS-nya.

"Nyari siapa, ya?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba berada di samping Sanha dan Ferdi.

"Kak Ve ada, nggak?" sahut Ferdi.

"Ve? Barusan ke kantin. Kayaknya masih belum balik, sih."

Saat gadis itu pergi, Sanha dan Ferdi berniat kembali ke kelasnya. Namun, langkah mereka terhenti saat melihat orang yang mereka cari ada di depan mata.

"Lho? Kalian ... ngapain ke sini?"

"Kak Ve! Nih, Sanha mau ikut klub paduan suara katanya," jelas Ferdi.

"Eh, bukannya kamu bilang gak mau?" Ve menatap Sanha yang bingung dengan pertanyaannya.

"Apa? Tidak."

"Kamu, kan bilang 'MOH' waktu itu?!"

"Apa? Tidak. Maksudku aku bilang 'apa' waktu itu."

"Hah?" Ve bingung dengan apa yang diucapkan Sanha. Kalimat itu terdengar ambigu.

"Tidak. Maksudku, 'mwo' itu adalah 'apa'," Sanha semakin membuat Ve tidak paham.

"Kamu ngomong apa, sih? Kalo kamu gak tau apa itu 'MOH', lalu kenapa kamu mengatakannya?" Ve mengernyit. Pernyataan Sanha itu terdengar seperti pertanyaan. Dia semakin salah paham.

"Errrr ... itu ... maksudku 'apa' itu—"

"Aduh ... udah, deh. Gue yang dengerin omongan ini aja greget tau gak. Jadi intinya ... Kak Ve, Sanha itu mau gabung di klub paduan suara. Masih bisa nerima, gak?" Ferdi yang tak tahan melihat perdebatan yang tidak ada habisnya itu, akhirnya menjelaskan inti kedatangan mereka.

"O-oh, iya, iya! Klub paduan suara masih bisa nerima. Kalo lo mau ikutan, bisa juga." Akhirnya Ve menyerah, dan memutuskan untuk menerima Sanha di klub yang dikoordinirnya.

"Gak, deh. Gak jago nyanyi soalnya," tolak Ferdi.

"Gak papa, kok. Kan, lo jago nge-DJ," Ve masih belum menyerah membujuk Ferdi.

"Emang sejak kapan paduan suara pake DJ?"

"Hahaha ... maksud gue, siapa tau aja lo punya bakat nyanyi terpendam dibalik hobi nge-DJ lo itu."

"Gak ada kali, Kak. Ada-ada aja, deh."

Setelah selesai berbincang-bincang dengan Ve, Sanha dan Ferdi kembali ke kelas mereka, yaitu kelas 11 IPA 1 yang ada di lantai dua.

***

Hari sudah mulai malam. Bulan purnama yang terang, menghiasi dunia malam yang gelap gulita. Di kamarnya, Nabila sedang duduk sambil memerhatikan buku yang ada di meja belajarnya.

Tring!

Tring!

Tring!

Ponsel Nabila terus berdering sejak tadi. Nabila yang sedang belajar sekaligus menyelesaikan PR-nya terganggu. Dia pun dengan perasaan yang masih kesal, memeriksa penyebab dari dering pesan yang berasal dari LINE itu.

"Lah, ini siapa? Binnie?" Si Pengirim itu menggunakan ussername berhuruf hangeul, tapi di sebelahnya juga terdapat tulisan 'Binnie' yang ditulis menggunakan huruf latin.

Nabila belum pernah melihat profil itu sebelumnya, dan ia juga merasa tidak pernah meng-add-nya. Sepertinya, orang itu menambahkannya lewat nomor teleponnya.

1 Year With My Cutie Boy || Sanha ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang