Rencana Perpisahan (2)

487 69 0
                                    

"Nabila, kamu sudah siap?" tanya Sanha sedikit menunduk menatap Nabila yang tengah sibuk menatap ponselnya.

"Nabila, kamu sudah siap?" tanya Sanha sedikit menunduk menatap Nabila yang tengah sibuk menatap ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nabila sedikit tersentak. Antara terkejut karena suara Sanha, dan juga penampilan Sanha yang semakin hari semakin membuatnya meleleh.

"I-iya ..." sahut Nabila sambil bangkit dari duduknya. Ia pun segera menyimpan ponselnya di dalam tas kecilnya.

Di hari minggu ini, rumah Nabila sedang sepi. Hanya ada dia dan Sanha di sana. Ibunya sedang pergi ke suatu tempat, entah di rumah temannya ataukah orang lainnya. Sedangkan adiknya sendiri yaitu Syifa, sedang kerja kelompok di rumah teman sekelasnya.

Karena hanya ada mereka berdua, mereka langsung saja berangkat kencan tanpa khawatir. Dengan wajah yang berbunga-bunga, kedua remaja itu pun kini melaju di jalan raya sambil menikmati segarnya udara pagi.

"Nabila!" seru Sanha saat di perjalanan.

"Hmm?" sahut Nabila yang kini tengah membonceng Sanha dengan motornya.

"Aku ingin belajar naik motor. Tolong ajarkan aku."

"Errr ... iya, iya. Bentar."

Nabila memutar arah tujuannya ke jalan lain. Beberapa menit kemudian, sampailah mereka di sebuah lahan berpasir putih yang lapang tanpa bangunan dan juga tanpa pepohonan. Hanya ada rerumputan kecil dan juga ilalang yang rimbun di belakangnya.

Sanha segera turun dari motor Nabila yang kini telah berhenti. Sanha berjalan-jalan pelan sambil menatap keindahan ilalang yang tertiup angin.

"Cantik, kan pemandangannya?" tanya Nabila membuka keheningan. Tampaknya ia dan Sanha tidak lagi merasa canggung seperti beberapa hari yang lalu. Kini mereka sudah cukup akrab dalam membicarakan banyak hal.

Sanha hanya diam. Ia masih terpukau dengan pemandangan cantik nan indah tersebut.

"Kalo cantik jangan dilihatin terus, dong. Nanti yang ngajak cemburu, lho."

Sanha menengok dalam sekejap. "Kamu lebih cantik, kok," sahut Sanha sambil tersenyum. Membuat Nabila jadi salah tingkah.

"Y-yaudah ... jadi gak belajar naik motornya?" Nabila segera mengganti topik.

"Iya, iya! Jadi!" jawab Sanha bersemangat.

Nabila pun mulai menjelaskan beberapa hal penting tentang cara-cara mengendarai motor. Tanpa menunggu lama, ia langsung meminta Sanha untuk praktek. Karena mengendarai motor matic itu cukup mudah, Sanha langsung bisa menguasai hanya dengan sekali praktek.

Sanha benar-benar senang karenanya. Dia berkeliling-keliling mengendarai motor Nabila di tempat itu sambil berteriak riang.

"Wuhuuuuuu!!!!"

Nabila hanya bisa tersenyum menyaksikan tingkah Sanha. Setelah dirasa cukup, mereka pun beranjak menuju suatu tempat yang sebelumnya sudah mereka rencanakan.

1 Year With My Cutie Boy || Sanha ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang