"Nonton apa, ya?"
Nabila masih mengobrak-abrik ratusan DVD yang berjejer di dalam raknya. Nabila menyukai semua genre film, kecuali genre horror dan thriller.
"Gimana kalau kita nonton yang itu saja?"
Kedatangan Sanha yang tanpa disadari itu langsung membuat Nabila tersentak.
Di tangannya, Sanha membawa dua gelas minuman, beserta beberapa bungkus snack.
"Itu yang mana?" Nabila tak tahu DVD mana yang ditunjuk Sanha.
Sanha tak menjawab pertanyaan Nabila. Sebaliknya, dia justru bergerak mendekati apa yang dia maksud, lalu mengambilnya.
"Ini ... Insidious 3?" gumam Nabila setelah Sanha memberikan DVD itu padanya.
"Iya, kata Bin-hyeong itu sangat seru."
"Yang lain ada, gak?"
"Oh, kalau kamu takut kita bisa mencari yang lain. Sebenarnya aku juga agak tak—"
"NGGAK! Gue gak takut, kok! Kita tonton itu saja," bohong Nabila. Sebenarnya dia memang takut, tapi terlalu gengsi untuk mengakuinya.
Sanha pun memutar DVD itu. Dia menyetel beberapa fitur di televisi besarnya. Bermaksud agar bisa menonton dengan nyaman.
***
Suasana tegang, menyeramkan, dan mencekam, kini telah menyelimuti seluruh ruangan yang gelap itu. Tempat itu memang sengaja dimatikan lampunya. Agar benar-benar terasa seperti di bioskop.
"KYAAAAAA!!!"
Adegan munculnya hantu di film itu membuat tangan Nabila refleks memegang pundak Sanha yang duduk di sebelahnya. Sanha pun terkejut. Dia kira Nabila akan memukulinya.
Beberapa detik kemudian, Nabila tersadar. Dia langsung mengalihkan tangannya dari pundak Sanha. Untung saja dia tidak memeluknya. Kalau tidak, mau ditaruh di mana mukanya.
Setelah adegan kejutan itu, Nabila menjadi sedikit santai. Dia sudah bisa mengatur napasnya yang sebenarnya ngos-ngosan. Namun, masalahnya tak berhenti di situ saja.
"WAAAAAAAA!!!"
Kini bukan Nabila yang berteriak, tapi Sanha. Memang kenyataan itu tak seindah Drama Korea—yang biasanya pemeran wanitanya ketakutan dan pemeran prianya pemberani.
Yang terjadi saat ini adalah sebaliknya. Kedua manusia itu malah saling mendekatkan kepala mereka, bertelungkup ketakutan karena adegan rekayasa belaka.
Sepertinya mereka sudah tak peduli lagi. Tak ada gengsi-gengsian. Keduanya sudah ketakutan tingkat tinggi. Padahal, mereka menonton di siang hari. Apalagi kalau malam hari?
Mata Nabila dan Sanha mulai memerah dan sedikit berair. Mereka benar-benar ketakutan, bukan hanya dibuat-buat.
"GYAAAAAAHHHH!!!"
Nabila dan Sanha saling menempelkan kepala mereka di dahi masing-masing. Tangan mereka berpegangan dengan erat.
Kini, kedua manik Nabila menatap Sanha, dan kedua manik Sanha menatap Nabila. Hanya tersisa beberapa centi saja jarak di antara mereka berdua.
Deg ... deg ... deg ... deg ....
Terdengar suara detak jantung mereka berdua. Nyaring dan ritmenya cepat. Sampai-sampai suara ngeri film horror itu tak terdengar lagi oleh mereka.
Apa ini?
Nabila langsung menjauh dari Sanha. Begitu pula dengan Sanha. Bahkan, kini jarak mereka duduk sangat jauh. Sekitar satu meter.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Year With My Cutie Boy || Sanha ✔️
Fanfiction[END] Nabila, seorang cewek yang mengaku menyukai cowok cool daripada cowok cute, tiba-tiba terus memikirkan seorang cowok pertukaran pelajar asal Korea Selatan bernama Sanha. Sanha adalah cowok terimut yang pernah ia temui. Bahkan, seisi s...