Naya Pov
Ga ada yang yang paling membahagiakan dalam hidup selain orang-orang terdekat mengingat hari hari penting bersamaku. Rasanya seperti kembali ke masa itu. Masa dimana kami hanya akan tertawa, hanya memikirkan bagaimana caranya pulang tengah malam tanpa takut dimarahi.
Terimakasih Quiesha, orang yang akan selalu menjadi adik kecil kita. Terimakasih Petra, dibalik semua kegilaan dan hal tak terduganya. Terakhir terimakasih Sean, sosok yang ga akan pernah aku lupakan sampai kapanpun. Ah aku melupakan satu orang, terimakasih untuk pelajaran masa lalunya, kak.
Setelah perayaan kecil-kecilan itu, mereka menyuruh Sean untuk mengantarku pulang. Walaupun aku bingung sekaligus tidak mengerti kenapa Quiesha dengan mudahnya berubah fikiran dan mengizinkan aku dan Sean kembali bersama, padahal setelah 6 bulan dia menjadi pasien rumah sakit dia bisa berteriak kencang jika melihat aku dan Sean berdekatan. Tapi dengan berat hati aku mengiyakan, daripada mereka curiga tentang hubungan kami.
Ketika berada di dalam mobil, aku memilih memutar satu-satunya lagu yang ada di handphoneku.
Nobody said it was easy
It's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be this hardDalam diam aku bersedih,
Dalam diam aku menangis.
Aku menyesal.
Aku menyesal karena aku tidak bisa menunjukkan ekspresiku.
Aku menyesal karena aku memendam semuanya.
Aku menyesal karena berpura pura kuat.
Tapi disisi lain, aku merasa melakukan hal yang benar malam itu.
Apa mungkin caraku melampiaskan adalah kesalahan?Oh, take me back to the start
Aku ingin kembali ke awal kehidupanku,
Aku ingin memulai semuanya dengan Sean tanpa bayang-bayang dia.
Aku ingin menikmati setiap waktuku bersama Sean tanpa mengingat dia.Dan keputusanku untuk memilih berakhir bukan sepenuhnya kesalahan Sean. Ini semua karenaku.
Aku butuh waktu untuk meyakinkan diri bahwa selama ini aku memang mencintain Sean, bukan yang lain.☁️☁️☁️
(Boleh play lagu di mulmednya ehehe)Sudah hampir 1,5 jam lagu itu berputar terus berulang-ulang. Sean engga protes, bahkan dia hanya melirik sebentar kearahku dan tersenyum singkat saat pandangan mata kami bertemu. Hingga mobilnya tepat berhenti di depan rumahku, Sean masih tetap tersenyum dan dengan cepat keluar dari mobilnya hanya untuk membukakan pintuku.
Ya tuhan. lelakiku ini, priaku, selalu berbuat baik tanpa tahu aku selalu menusukkan jarum tajam diam-diam di belakangnya. Dan itu membuatku semakin yakin untuk berpisah, semakin yakin untuk menghukum diri atas apa yang sudah aku lakukan.
"Nay, aku pulang dulu ya? Abis ini, ganti baju, cuci muka, cuci tangan kaki, sikat gigi terus bobo yang nyenyak ya? Aku pulang dulu." ucapnya dengan mengusap kepalaku singkat.
Aku ingin menangis saja rasanya.
"Kamu juga ya. Atau mau nginep disini?"
"Engga usah Nay, aku balik aja. Besok pagi mau masuk kantor. Kasian udah hampir seminggu kantor diurusin Petra. Nanti dia ngambek terus resign aku yang repot hehehehe,"
Dengan berat hati, aku menganggukkan kepala singkat. Namun saat Sean melangkah cepat menuju mobilnya, mami datang. Thanks God.
"Loh nay, kamu balik sama siapa? Mami kira mau nginep di rumah sakit?"
"Engga, aku pulang dianter Sean mam."
"Terus Seannya mana?"
Aku menunjuk sean yang mungkin sedang menghidupkan mesin mobilnya. Mama langsung berlari kedalam, ternyata mengambil payung dan memberikannya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby,Good Night! (Completed)
FanfictionCukup. Hanya itu. Cukup bahagia, cukup tertawa. Hingga kecewa dan sedihpun tak akan terlalu terasa dalam dan menyakitkan. ''Harusnya dulu, gue ga memaksa keadaan untuk di samping dia setiap waktu'' Dan ketika katanya keajaiban itu hanya datang sekal...