Goodbye.

276 41 5
                                    

Sebelum baca, janjiii jangan maraaaaah yaaa??😭😭😭😭😭 enjoy guys!💖
.
.
.
.
.
.

Esoknya Sean kembali ke rumah sakit tengah malam. Seperti kemarin, dirinya masih belum memiliki keberanian menemui Quiesha dalam keadaan sadar.

Kemarin malam, Sean terlelap di sofa, tapi buru-buru pergi sebelum Quiesha terbangun. Malam ini, dengan segala kekuatan dan support dari Naya Sean maju. Sigadis kesayangan pasti sudah berada di mimpinya, pikir Sean. Dengan hati hati dia masuk ke ruang inap, hm maksudnya kamar pribadinya Quiesha.

Setelah membersihkan badannya, Sean menaiki tempat tidur berukuran king size tersebut. Perlahan Sean membalikkan tubuh Quiesha yang semula memunggunginya. Bagi Sean, sudah lama sekali dia tidak melihat gadisnya. Entah itu hanya untuk sekedar menyapa atau melihatnya tertidur seperti putri seperti saat sekarang ini.

 Entah itu hanya untuk sekedar menyapa atau melihatnya tertidur seperti putri seperti saat sekarang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terbantahkan kecantikan yang ada pada gadis itu. Lamat-lamat Sean memperhatikan wajah cantiknya. Seulas senyum hangat terukir diwajahnya. Tangan Sean juga tak tinggal diam meneliti wajah cantik Quiesha.

"kakak kangen manggil kamu adek, Ca." ucapnya pelan.

Jika dalam keaadan tidur begini, rasa rindu pada Quieshanya seolah sedikit terobati. Tak ada pekikan, jeritan bahkan tangis yang ia dengar dari bibir kecil gadis itu. Ya, hanya wajah sendu nya saja yang mungkin tak bisa ditutupi.

"Tunggu ya dek. Sebentar lagi. I will tell and show you everything. Maafin kakak. Maafin kakak ga bisa bahagiain kamu, Sha." ucap Sean. Untuk kesekian kalinya air mata itu jatuh mengenai pipi sang gadis kecilnya.

Tanpa Sean tau, bukan hanya dia yang menangis malam itu, Quiesha juga.

"kakak, Adek juga minta maaf." Ucap Quiesha dalam hati.

Dan malam itu, mereka tidak menyadari bahwa yang mereka mendapatkan apa yang sebenarnya mereka rindukan. Memberikan kehangatan satu sama lain bersama sunyinya malam.

Quiesha Pov

Malam ini seperti malam-malam kemarin. Gue menunggu kakak kesayangan gue, siapalagi kalo bukan Sean. hanya saja, semangat gue berkali-kali lipat menunggunya. Semangat berbeda? Seperti semuanya adalah yang terakhir. Gue ingin memeluknya malam ini, lebih dari biasanya.

Bener kata orang-orang, Sean itu bukan manusia. Tapi jelmaan malaikat? Entahlah. Yang terpenting Sean adalah sesosok yang sangat berarti buat hidup gue, kak Naya dan Daffa, dulu. Setelah sosok Dia, ya dia. Dia yang menyayangi gue seperti Sean, dia yang selalu berada di samping gue saat Sean perlu membagi kasih sayangnya dengan kak Naya.

Gue ga pernah cemburu dengan apa yang dilakuin Sean ke kak Naya. Ups, terlalu sopan ya gue manggil Sean tanpa embel-embel "kak". Hehehe, itu hanya mempersingkat kata, so maklumin ya kalo gue seolah bertindak ga sopan.

Baby,Good Night! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang