And I.

294 49 12
                                    

Ma, Sean kangen.

Ma, Sean ga kuat sendirian.

Ma, Sean pengen sama mama aja.

Ma, adek sakit.

Ma, Maafin Sean bohongin mama. Maafin Sean kalo bilang kita disini baik-baik aja. Adek sama Sean ga baik-baik aja Ma.

Ma, Sean kangen papa juga. Ma, mas masih engga ada kabar?

Ma, tolong sembuhin adek ma.

Ma, sean pengen sembuh. Sean mau disayang Naya ma.

Ma, Naya mutusin Sean. Terus Sean harus gimana ma?

Maamaaaa....

Kira-kira begitulah berbagai macam igauan yang keluar dari mulut Sean sejak jam 3 subuh tadi. Padahal dirinya baru saja tertidur pukul 2. Sontak Naya yang merasa terganggu langsung bangun dan panik saat melihat sean yang berbicara terus-terusan, ditambah suhu tubuhnya tinggi banget.

Mau tidak mau Naya melepas pelukan Sean pada tubuhnya. Ia bergegas meraih termometer untuk mengecek suhu tubuh Sean dan menyiapkan air es untuk mengompres tubuh Sean yang sudah seperti air mendidih.

Suhu tubuhnya panas, tapi badannya menggigil. Bibirnya pucat dan tangannya berkeringat. Naya yang baru tertidur sekitar satu jam melupakan rasa kantuknya. Saat ini dirinya luar biasa panik. Dia memang Seorang dokter, tapi melihat kondiri Sean yang hampir tidak pernah separah ini membuatnya ikut kacau.

Dimulai dengan meletakkan handuk basah dikening Sean. Lalu mengganti pakaian pria itu yang sudah terlanjur basah oleh keringat. Dan terakhir memasangkan kaos kaki di kedua kakinya.

Setelahnya, Naya hanya duduk disamping Sean, mengusap pelan rambutnya, tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelahnya, Naya hanya duduk disamping Sean, mengusap pelan rambutnya, tangannya. Perasaan bersalah itu semakin membunuhnya. Perasaan itu seolah mengejarnya, menargetkan dirinyalah penyebab semuanya.

Naya masih disana, mendengarkan segala ocehan yang keluar dari bibir pucat itu. Sedih rasanya. Ketika semua beban ditanggungkan pada lelaki itu, dia tidak akan memilih dan dia tidak akan menolak sekalipun dia bisa. Satu-satunya yang dia lakukan adalah menerima semuanya, Hingga tak bersisa. Tanpa tau akhirnya dia sanggup atau tidak.

Naya, Sean sayang sama Naya. Sayang banget, jangan tinggalin aku sendiri. Aku ga bisa.

Tanpa bisa dicegah, air mata itu mengalir dari pelupuk mata Naya. dia menganggukkan kepalanya, meski ia tahu sean tidak akan melihatnya.

"Iya, aku selalu disini. Aku engga akan pernah pergi." Balas Naya sendu.

Ma, Sean dulu nakal ya? Sampe dihukum Tuhan seberat ini? Sean udah capek ma.

"Hey sayang.. ssshh shhh, bobok yang nyenyak lagi. I'm here, always be here. You're the most kind person in the world. Stop blaming your self, love." Ucap Naya menenangkan. Diraihnya kepala Sean dengan hati-hati. Lalu peluknya erat.

Baby,Good Night! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang