Mencintai itu sulit,
Mencintai itu rumit.
Siap mencintai berarti siap untuk sakit.Dulu, Mahesa selalu mengucapkan kalimat-kalimat itu sebagai penenang hati disetiap malam sebelum bergabung dengan para penghuni mimpinya.
Kalimat yang merupakan jimat bagi Esa ketika masih menikmati dirinya sebagai sayap pelindung Quiesha Shakira dari jauh.
Jika waktu dapat diputar ulang, Mahesa ingin kembali.
Kembali menjadi seorang pengagum,
Kembali menjadi sosok lelaki yang mencintai gadis itu dalam diamnya,
Kembali menikmati segalanya tanpa ada yang tahu.Dulu jangankan untuk menyentuh Quiesha, berada dalam jarak dekat saja rasanya tidak mungkin. Tapi justru itu yang Esa suka.
Lelaki tampan itu suka ketika dari kejauhan melihat Quiesha tersenyum, karena entah bagaimana senyuman dari Quiesha terasa begitu hangat sampai kehatinya. Seolah senyum Quiesha itu energi terbesar untuk Mahesa menjalani hari-harinya.
Sekarang mari kembali berandai-andai.
Andai saja dulu Mahesa tak ceroboh meninggalkan handphonenya di meja,
Andai saja saat itu Mahesa lebih waspada untuk memberi kode di handphonenya,
Andai saja saat itu dirinya tak memberikan kepercayaan penuh pada Rayshiva mungkin kejadiannya tak akan seperti ini.Ya, pasti tidak mungkin.
Karena kecerobohannya lah semua terungkap. Karena kelalainannya lah semua menjadi runyam.
Dan Esa menyesal.
Kenapa harus ada kata berandai-andai?
Kenapa harus kata berharap?
Kenapa harus ada kata bagaimana jika?Andai, harapan, what if.
Esa benci, benar-benar membencinya.
Karena kata-kata itu Esa menjadi lelaki ceroboh, karena adanya kata-kata itu Esa gegabah,
Dan karena kata-kata itu Esa tidak baik-baik saja.Ya, dan sekarang dirinya semakin tidak baik-baik saja ditengah perjalanan kehancuran Quiesha yang hampir sempurna.
"Miss Diana, let me take this to her." Ini bukan sebuah tawaran, tapi perintah.
"But—"
"It's okay aunty. She will be fine." Ucap Esa lagi meyakinkan. "And thank you for taking care of her."
"Don't mentioned it." Balas perawat itu yang akhirnya tersenyum melihat bagaimana tidak ada celah bermain dari mata elang Esa. "By the way, She is really nice. I like her." Ucap perawat Diana yang membuat Mahesa semakin berbinar mendengarnya.
"Aunty, I'm more than just a like. I love her, too much."
"I know it. Be gentle, okay?"
Setelah kepergian perawat Diana, Mahesa menghembuskan nafas pelan. Sudah berhari-hari mereka tak bertemu, ah bertemu sesekali tapi dalam keadaan Quiesha tidak sadarkan diri.
Cekrek
Pintu itu terbuka membuat Mahesa tersenyum sendu. Jika dulu ruangan Quiesha penuh dengan semua benda berwarna merah muda kini tidak.
Kamar itu kosong, gelap, sunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby,Good Night! (Completed)
FanficCukup. Hanya itu. Cukup bahagia, cukup tertawa. Hingga kecewa dan sedihpun tak akan terlalu terasa dalam dan menyakitkan. ''Harusnya dulu, gue ga memaksa keadaan untuk di samping dia setiap waktu'' Dan ketika katanya keajaiban itu hanya datang sekal...