-Last Night, saat Quiesha-Ray-Sean-Anya dinner-
☁️☁️☁️
Setelah aksi heroicnya bersama Warren memakan waktu yang cukup lama, tubuhnya pun seketika lemas dan matanya seolah enggan untuk tetap terbuka.
Namun, baru saja gadis itu memejamkan mata, dia merasakan tangan Daffa yang mengusap pelan punggung tangannya. Awalnya Naya berpikir bahwa dirinya berhalusinasi, tapi ternyata tidak. Usapan Daffa ditangannya berubah menjadi genggaman.
Matanya langsung terbuka, rasa kantuk yang dideritanya tergantikan oleh perasaan yang entah apa namanya.
"El..."
"......"
"El? Lo bisa denger gue?" Ucap Naya lagi.
Lelaki itu membuka matanya perlahan, berusaha untuk mengeluarkan suara."Nay.."
Rasanya saat itu Naya ingin terbang. Tak ada perasaan yang lebih bahagia dari ini. Setelah penantian panjangnya, setelah semua yang terjadi, akhirnya Tuhan mengabulkan doa mereka.
Naya memeluk Daffa erat dan menangis sejadi-jadinya disana. Lelaki itu masih memejamkan matanya erat, karena merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya.
"Gue seneng banget... gue seneng banget karena akhirnya lo bangun, gue seneng karena akhirnya lo memilih untuk menyerah. Jangan pernah tinggalin gue dan yang lainnya lagi ya??" Ucap Naya.
Melihat Daffa yang kesusahan untuk berbicara, naya membantu melepaskan alat bantu nafas yang masih melekat.
"Nay, gue takkut buka mata..." ucap Daffa pelan.
Gadis itu menghapus air matanya dan dengan manis membisikkan,"pelan-pelan El..."
Namun, ketika dirinya mencoba membuka mata, kenapa ada sesuatu yang asing disana?
"K-kenapa mata gue cuma bisa ngeliat sebelah?"
Jantung Naya seketika mati rasa. "M-mungkin karena mata lo kaku karna udah lama engga di pake. Coba tutup lagi, terus buka. Coba..."
"Udah! Gue udah coba! Kenapa mata gue cuma bisa sebelah!!!! Satunya gelappp Nay!" Pekik Daffa seraya menatap mata Naya tajam.
"Ss-e-sebentar, gue panggil Anya atau Warren."
"Mereka siapa?"
"Mereka dokter yang bertanggung jawab buat semua kesembuhan lo."
Dengan gemetar, Naya mengambil handphonenya dan menjauh dari Daffa. Berkali-kali Naya mencoba menghubungi, namun tak satupun dari mereka yang mengangkat panggilannya.
Hingga,
"KAKI GUE KENAPA!!! NAYA!" Pekikan Daffa semakin keras membuat Naya kembali menghampirinya.
Disana, Daffa memukul kedua kakinya,"KAKI GUE GA BISA DI GERAKIN NAYA!!! KAKI GUE KENAPA????"
Tak ada yang bisa dilakukan Naya selain terus menghubungi Anya. Daffa yang terus terusan memekik dari ranjangnya.
Prang!
Gelas yang ada disana berhasil di hempaskannya. Mata Daffa memerah, tubuhnya benar-benar lemas namun masih ingin marah dan berteriak.
"GUE BUTA! GUE LUMPUH! TERUS KENAPA GUE MASIH HIDUP! GUE PENGEN MATI AJA!"
Naya memejamkan matanya, mencoba untuk mengabaikan Daffa meskipun hatinya sangat terluka mendengar jeritan saudaranya.
"NAYA KEMBALIIN KAKI GUE! KEMBALIIN MATA GUE!"
Tidak pernah sekalipun Naya melihat Daffa menangis seperti itu. Tidak pernah sekalipun Naya melihat Daffa serapuh itu dan tidak pernah sekalipun Naya melihat Daffa seputus asa itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/156530551-288-k345377.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby,Good Night! (Completed)
FanficCukup. Hanya itu. Cukup bahagia, cukup tertawa. Hingga kecewa dan sedihpun tak akan terlalu terasa dalam dan menyakitkan. ''Harusnya dulu, gue ga memaksa keadaan untuk di samping dia setiap waktu'' Dan ketika katanya keajaiban itu hanya datang sekal...