Move On.

282 41 12
                                    

Karena cerita pahit itu engga akan pernah ada habisnya.
-Quiesha-

Quiesha tak sengaja melihat Naya saat dirinya hendak mengambil buah untuk Sean. Dokter muda itu berada di halaman sendirian, dengan sesekali tubuhnya bergetar. Quiesha tidak bisa melihat apa yang terjadi dengan Naya, karena saat ini dirinya tengah berdiri di belakangnya. Jadi quiesha memutuskan untuk berdiri disana, melihat dan memperhatikan apa yang sedang dilakukan Naya.

"Sha, kamu udah lama disini?" Tanya Naya membuyarkan lamunan Quiesha.

"Eh..hmm engga kak. Hehe, baru aja. Kakak disini ngapain?"

"Gapapa kok. Cuma pengen duduk diluar sebentar mumpung Sean tidur. Yuk ke atas." Ajak Naya. Gadis disampingnya hanya mengangguk mengiyakan. Namun, langkahnya terhenti ketika sebelah tangan Naya menggenggam tangannya. Dia merasa ada yang janggal.

"Kak?"

"...."

"Mind to tell me first?"

"Maksudnya?"

Quiesha tak menjawab. Tapi dia hanya mengangkat sebelah tangan Naya yang di genggamnya.

"Sayang, cincinnya sengaja kakak lepas waktu tadi di kamar mandi. Takut hilang atau lepas kalo bantuin Sean." Jelas Naya. Dia berbicara dengan sangat tenang, raut wajahnya seakan tidak dibuat-buat padahal hatinya sedang menderu kencang.

"Kak, aku benci pembohong."

"Kakak engga bohong Sha." Ucap Naya lagi meyakinkan.

"'Not only you. But BOTH of you."

"...."

"Kita naik ke atas aja ya? Kasian kayaknya Sean nungguin kamu."

"..."

"Sha."

"You know that i really love you two right?"

Naya menarik nafas singkat. Kemudian di ma menyunggingkan senyum manisnya, dan mengusap pipi Quiesha pelan."i know. There's nothing happen between us. Ini cuma kebetulan. Kamu percaya kan?"

"Karena aku takut kalian kenapa-kenapa."

"Kita baik-baik aja sayang. And we always do."

☁️☁️☁️

Setelah acara melodrama singkat antara Quiesha dan Naya di taman belakang usai, mereka kembali bersikap seperti biasa. Quiesha yang kembali menjadi gadis manja jika berada disekitar kakak-kakaknya.

Kini gadis itu tengah berada di dalam pelukan hangat Sean. Menekan singkat jari-jari mungilnya di wajah Sean, dan sesekali terkikik gemas jika Sean merasa terganggu.

"Kamu mau aku kuncirin ga rambutnya?" Tanya Sean tiba-tiba.

"Mauuuuu.."

"Yaudah duduk dulu yuk."

Nah, ini salah satu kehebatan yang bisa Sean banggakan. Dia sudah siap lahir dan bathin menjadi seorang ayah. Dia bisa melakukan apapun seperti yang dilakukan untuk anak gadisnya.

Baby,Good Night! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang