Satu minggu berlalu, hari ini tepat pada hari jumat, adalah hari dimana pengumuman kelulusan bagi kelas dua belas.
Selama satu minggu ini hubungan Syifa dan Nathan berangsur membaik. Sikap Syifa sudah tak lagi dingin pada Nathan, tetapi sudah kembali menyebalkan, ditambah lagi adanya bayi didalam rahimnya membuatnya menjadi semakin menyebalkan bagi Nathan.
Bukan, bukan karena ia benci dengan sikap Syifa, malah ia senang karena Syifa sudah kembali seperti dulu yang selalu ceria, selalu mengganggunya, selalu membuatnya kesal dengan segala kelakuannya.
Seperti saat ini, mereka tengah bersiap siap untuk datang ke sekolah, untuk menerima pengumuman kelulusan mereka.
"Tatang!"teriak Syifa dari arah kamar, sedangkan Nathan sudah berada dilantai bawah.
Tak lama kemudian Nathan membuka pintu kamarnya dengan tergesa gesa.
"Ada apa?"tanya Nathan panik
"Dasi gue mana?"tanya Syifa seraya menggeledah lemarinya
Nathan yang hendak membantu mencari, tiba tiba terhenti ketika melihat sebuah benda panjang tergeletak diatas meja belajar.
"Em, aku gak tau"ucap Nathan santai
"Ihh bantuin cari dong"ucap Syifa tanpa menengok kearah Nathan
"Males ah"ucap Nathan seraya mengambil benda panjang yang tergeletak diatas meja belajar tadi.
"Taangg!"teriak Syifa frustasi seraya membalik badannya menghadap Nathan. Ia melihat Nathan yang tengah menggoyangkan sebuah benda panjang dihadapannya.
"Ih Nathan bukannya bantu cari, malah mainan kaya gitu"ujar Syifa tanpa menyadari benda apa yang tengah digoyangkan oleh Nathan, ia kembali mencari dasinya dan Nathan hanya diam menunggu reaksi yang akan ditunjukkan Syifa ketika sudah menyadari benda apa yang berada ditangannya.
Setelah beberapa saat Syifa kembali menengok kearahnya dengan raut muka kesal.
"Ihh, orang tangannya ada didasi lo, kok gak bilang bilang sih?"kesal Syifa seraya mengambil dasinya secara kasar dari tangan Nathan.
"Dasinya ada ditangan Fa, bukan tangannya didasi"ralat Nathan
"Ehehe, iya maksud aku gitu"nyengir Syifa
"Hm ada ada aja kamu"ucap Nathan seraya mengusap puncak kepala Syifa lembut. Sekarang jika Syifa salah, Nathan akan memperingatinya dengan lembut, karena jika kasar sedikit saja, maka emosinya langsung meledak. Biasalah bumil, sensitif, manja, cengeng, pokoknya suka suka dia aja lah😪.
****
Saat ini Syifa dan temannya, Nana, tengah berada dikantin sekolah.
Nana adalah satu satunya sahabat Syifa di sekolah. Karena semua orang tahu, jika Syifa bukan dari kalangan orang berada melainkan berasal dari panti asuhan, yang tidak selevel dengan yang lain, yang berasal dari kalangan orang berada, menjadikan mereka tidak ada yang mau berteman dengan Syifa. Hanya Nana satu satunya sahabat Syifa disekolah, si kutubuku berkaca mata.
"Fa, lo mau ikut camping gak besok?"tanya Nana pada Syifa yang tengah meneguk minumannya
"Hm, gak tau nih, gue kudu minta izin dulu"ucap Syifa setelah selesai meminum jus nya
"Minta izin? Sama siapa?"bingung Nana
"Yaelah, otak lo lemot amat sih Na, ya ama suami gue lah"geram Syifa dengan nada kecil takut ada yang mendengarnya
"Oh iya, gue lupa, lo kan udah punya suami yak"ujar Nana lirih seraya menepuk dahinya.
Iya, Syifa sudah memberi tahu bahwa ia sudah menikah pada sahabat satu satunya itu, karena ia sudah sangat percaya pada Nana bahwa tidak akan membocorkan ini pada siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hubby #2 ✔
Teen FictionSEQUEL YOUNG MATE Ini menceritakan kehidupan anak keduanya Fathan sama Rasya, Nathanio Fauzan Arrafka yangg... yangg... yang baca aja lah yang akan tau Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, jika ada kesamaan baik nama ataupun isi cerita, it...