bonus chapter 4

14.7K 558 10
                                    

Oek oekk oekkk

Suara tangis bayi membahana di seluruh ruangan bersalin, membuat seorang perempuan yang terbaring lemas dengan keringat bercucuran di seluruh tubuhnya, nafasnya pun tersengal, mengukir senyum tipisnya. Begitupun seorang laki laki yang berada disampingnya yang sedari tadi sudah berulang kali mengucapkan kalimat 'terima kasih' dengan air mata yang mengalir dipipinya, menciumi seluruh wajah istrinya dengan penuh rasa bahagianya.

"Makasih sayang, makasih"ucap laki laki yang mendampingi istrinya seraya menciumi wajah sang istri sebagai tanda terima kasihnya. Dia adalah Nathan dan  istrinya, Syifa.

Syifa hanya diam seraya tersenyum lembut kearah sang suami tanpa menjawab ucapannya.

"Selamat bapak, ibu, anaknya perempuan, cantik kaya ibunya. Silahkan bapak diadzanin dulu putrinya"ucap dokter yang membantu persalinan Syifa.

Dokter memberikan bayi perempuan digendongannya pada Nathan, Nathan menerikanya dengan hati hati. Nathan membawa putrinya mendekat kearah sang istri lalu menunduk mensejajarkan putrinya dengan Syifa, agar Syifa dapat melihat putri pertamanya.

Syifa mengusap kepala anaknya dengan lembut serta senyum manis yang tidak pernah luntur dibibirnya. Nathan mendekatkan mulutnya di telinga kanan putrinya, lalu mulai mengadzani putrinya dengan suara yang sangat merdu.

"Azkayra Yumna Arrafka"bisik Nathan tepat di telinga putri kecilnya

"Semoga Azka bisa jadi anak baik, solehah, pinter, berbakti dan bisa membanggakan kedua orang tua, keluarga, agama, bangsa dan negaranya"doa Nathan

"Aamiin"ucap Syifa seraya tersenyum kearah Nathan dan dibakas senyum manis oleh nya.

****

"Abi!"ucap Rafel saat memasuki ruang rawat Syifa bersama Ariel dan juga seorang perempuan di belakangnya.

"Hallo jagoan ayah"Nathan membawa Rafel kedalam gendongannya lalu membawanya mendekat kearah Syifa yang tengah memangku putri kecilnya.

"Umi!"panggil Rafel pada Syifa yang sejak tadi sibuk bermain dengan putri kecilnya, menghiraukan kedatangan putra sulungnya.

"Umi!"panggil Rafel lagi dengan mata berkaca kaca karena uminya tak menghiraukan panggilannya.

"Eh sayang, kok nangis? Sini sini sama umi"ucap Syifa seraya tersenyum lembut, menyerahkan putri kecilnya pada perempuan yang tadi datang bersama Ariel.

"Umi jahatt!"Rafel menangis histeris seraya memeluk leher Nathan erat, menyembunyikan wajahnya disana.

"Sstt, sayang, sini nak sama umi"ucap Syifa lagi memberi kode pada Nathan agar membawa Rafel mendekat.

"Gak mau, umi jahat, umi gak sayang lagi sama Rafel, umi sayangnya sama dedek, umi gak sayang Rafel!"teriak Rafel tidak mau menoleh kearah Syifa.

"Sstt sayang"Nathan memindahkan Rafel dipangkuan Syifa, dengan sigap Syifa memeluknya dengan erat, memberi ketenangan pada anaknya.

"Sstt sayang, umi gak jahat kok. Umi sayang sama Rafel, umi sayang sama dedek juga, kan kalian sama sama anaknya umi, kesayangannya umi. Tadi umi cuma becanda, maaf ya"ucap Syifa menenangkan, seraya mengecup kepala Rafel

Perlahan tangis Rafel mereda, hanya sesekali terlihat sesenggukan pelan.

"Maafin umi ya?"ucap Syifa lagi seraya menangkup wajah Rafel agar menatap wajahnya, Rafel hanya mengangguk masih dengan wajah cemberutnya.

"Jangan cemberut gitu dong, kan umi udah minta maaf. Mana senyumnya ini, gantengnya umi?"goda Syifa seraya mengusap sisa air mata dipipi Rafel, Rafel hanya menanggapi nya dengan senyum terpaksa.

 My Hubby #2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang