"Awssshh sakit bun"rintih Syifa pada Rasya yang berada tepat disampingnya. Saat ini Syifa sudah berada diruang bersalin, sebentar lagi ia akan berjuang untuk mengeluarkan buah hatinya agar bisa melihat indahnya dunia.
"Sabar ya sayang, sebentar lagi dia akan keluar, melihat indahnya dunia ini, bertemu dengan ayah bundanya"ucap Rasya menyemangati seraya menggenggam tangan Syifa erat dan juga sesekali mencium kening Syifa. Ia juga mengelap keringat Syifa yang mengalir deras di dahi Syifa
"Ini sakit banget bun"rintih Syifa lagi, air matanya sudah menetes membasahi pipinya.
"Kamu tenang ya, kamu sabar, kamu harus kuat, demi anak kamu"ucap Rasya
"Ibu siap siap ya bu, sebentar lagi kita mulai proses lahirannya"ucap Dokter yang akan membantu persalinan Syifa
"Nathan mana bun? Aku mau sama Nathan"ucap Syifa disela rintihannya
"Sebentar lagi mereka sampai, kamu tenang ya"
Pintu terbuka dan menampilkan seorang perawat yang datang bersama seorang laki laki dibelakangnya, laki laki yang sejak tadi ditunggu kedatangannya oleh Syifa, Nathan.
Nathan segera berlari menghampiri istrinya yang terbaring diatas ranjang khusus bersalin. Dengan sigap Rasya mundur untuk memberikan ruang pada Nathan menghampiri istrinya.
"Sayang?"ucap Nathan lirih seraya mengambil tangan Syifa untuk ia genggam. Nathan mengecup kening Syifa, lalu mencium punggung tangan Syifa.
"Nathan"lirih Syifa seraya tersenyum lembut ditengah rintihannya, Nathan membalas senyuman itu.
"Iya ini aku"ucap Nathan lalu mengalihkan pandangannya pada perut buncit Syifa, lalu mengelusnya.
"Sayang, kamu cepet keluar ya, ayah disini. Jangan susahin bunda ya nak, ayah sama bunda tunggu kamu. Jangan bikin bunda sakit ya, bantu bunda mengeluarkan kamu dari perut bunda. Kamu semangat ya, berjuang sama bunda"ucap Nathan, lalu ia kembali mengarahkan pandangannya pada Syifa.
"Sayang, kamu semangat ya, kamu harus kuat, demi anak kita"ucap Nathan mengusap dahi Syifa yang penuh dengan keringat dingin.
"Sakit Than"lemah Syifa
"Kamu yang sabar ya, aku yakin kamu kuat"ucap Nathan
"Baik ibu, sebaiknya kita mulai sekarang ya bu. Tarik nafas, buang perlahan. Ibu ikuti aba aba saya ya bu"ucap Dokter
"Semangat sayang, kamu harus kuat"bisik Nathan tepat di telinga Syifa. Syifa hanya mengangguk lemah.
"Baik bu, siap ya bu, tarik nafas dan dorong yang kuat, mengejan bu"ucap Dokter
"Aaaakkkkkkkhhhhhhhh"Syifa mengejan seraya tangannya meremas tangan Nathan kuat.
"Lagi bu, terus dorong bu"
"Aaaarrrggghhhhhh"Kali ini bukan tangan yang menjadi pegangan Syifa, melainkan rambut milik Nathan, membuat Nathan meringis menahan perih karena jambakan kuat dirambutnya.
"Lagi bu, terus bu"
"Aaaaarrrgggghhhhh"
Tangan Syifa kembali berpindah, sekarang menarik hidung mancung milik Nathan dan juga memencetnya kuat
"Aduh duh duh"ucap Nathan ketika Syifa menarik hidungnya kuat.
"Ayo bu, terus bu, kepalanya sudah keluar bu"
Tangan Syifa kembali berpindah ke arah pipi tirus Nathan dan menariknya seraya mengejan
"Aarrrrggghhhhh"
Oeeekkk oeeekkk oeeekkk
Suara tangis bayi menggelegar, memenuhi ruang bersalin itu. Air mata bahagia keluar dari kelopak mata Nathan, sedangkan Syifa tergolek lemah, dengan keringat membanjiri seluruh tubuhnya dengan nafas tersengal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hubby #2 ✔
Teen FictionSEQUEL YOUNG MATE Ini menceritakan kehidupan anak keduanya Fathan sama Rasya, Nathanio Fauzan Arrafka yangg... yangg... yang baca aja lah yang akan tau Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, jika ada kesamaan baik nama ataupun isi cerita, it...