* Salman on mulmed♥️
-BAGIAN DELAPAN-
"Memperjuangkanmu adalah kewajibanku dan merindukanmu adalah tanggunganku."
________________________Kania menghela nafas panjang, memijat kehingnya yang terasa sakit. Bukan hanya karena ulangan biologi milik pak Adam, tetapi teka-teki hati juga dapat membuat kepalanya menjadi pusing.
Sejak tadi, perempuan itu terus memikirkan kesalahan yang telah dia lakukan kepada Mylan. Sebesar itukah kesalahannya hingga membuat lelaki itu tidak mau lagi melirik dirinya? Bahkan saat mereka berpapasan di koridor pun, Mylan sama sekali tidak melirik ke arahnya. Seakan mereka hanyalah dua insan yang tidak saling mengenal.
"Nia, lo pulang bareng kita atau bareng Arka?" Sentuhan tangan di bahu, membuat Kania sadar akan kehadiran Nara yang sudah siap meninggalkan kelas.
"Duluan aja deh."
Seakan tidak mau berhenti, Fina kembali menggoda Kania. "Udah Ra, lo kayak nggak ngerti aja maksudnya."
Kania mengerutkan dahinya.
"Kan ada Mylan," sambung Fina dihadiahi pukulan ringan di lengannya.
"Suka ngaco lo kalau ngomong."
"Wajar kali Fin, kan udah taken." Sambung Anya.
"Taken, taken pala lo taken. Itu pemaksaan bukan kemauan gue!"
"Halah, tapi lo nya juga kepincut kan? Bohong lo kalau jawab nggak." Ucapan Nara seakan berhasil memukul kuat dada Kania. Menyadarkan dirinya akan arti rasa gelisah yang dia rasakan saat ini.
"Bacot ah," Kania bangit meraih tasnya. "Kalian duluan aja, gue masih mau ngumpulin kertas jawaban."
"Oh iya, jangan lupa share cerita lo di grup ya! Kali aja bisa bikin lemes." Seru Anya membuat bulu kuduk Kania berdiri.
"Bangke lo!" Umpat Kania sebelum menghilang di balik pintu kelas.
Kania keluar dari ruang guru dengan cepat, sebab wali kelasnya itu sedang ada urusan yang mengharuskan dirinya untuk pulang lebih awal dari jadwal. Sedikit lega untuk Kania karena terhindar dari pertanyaan-pertanyaan kepo ala pak Adam. Tapi, entah mengapa perasaan gelisah masih menghantui dirinya. Gelisah karena telah membuat Mylan marah? Atau gelisah karena memikirkan nilai biologinya? Ah, jika biologi, dia yakin pasti mendapatkan nilai yang bagus walau bukan nilai sempurna. Jadi, gelisah yang dia rasakan ini karena Mylan?
"Awas!" Sebuah seruan yang keras menyadarkan Kania dari lamunan. Menyadarkan dirinya akan jalanan menurun yang menuntunnya pada kecelakaan.
Jatuh, berguling, menghantam dinding, dan terhempas. Itulah yang dia pikirkan sebelum merasakan sebuah pelukan yang sangat kuat. Hanya kakinya yang terasa nyeri akibat terpeleset sebuah anak tangga. Sangat beruntung dirinya tidak terguling ke bawah sana. Mungkin jika itu terjadi, dia akan menjalani rawat inap selama sebulan penuh karena mengalami patah tulang.
"Lo nggak papa?" Tanya lelaki yang menahan tubuh Kania agar tidak jatuh terguling di tangga.
Kania berusaha untuk sedikit menjauh, tapi kakinya seakan tidak lagi mampu menopang berat tubuh Kania. Beruntung lelaki itu kembali menangkap tubuh Kania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful✔️[Complete]
Подростковая литератураRE-WRITING (SOON)!!! Pertemuan kita bukanlah sebuah kebetulan, walaupun juga bukan sebuah takdir. Namun tetaplah, bersamamu adalah waktu-waktu yang sangat berharga. Aku tahu setiap pertemuan akan ada perpisahan, namun akan ada dimana sepasang insan...