-BAGIAN TIGA PULUH EMPAT-
"Semenjak bersamamu, kepada yang lain aku tak lagi peduli."
__________________________Lisa tidak salah melihat, sekarang masih pukul lima pagi dan Kania sudah berkutik di dapur. Kejadian langka yang membuat Lisa semakin penasaran. Pasalnya Kania sangat jarang mau terjun ke dunia memasak, jika tidak dalam keadaan kepepet. Tapi kali ini berbeda, Lisa dapat melihat jelas raut bahagia di wajah putrinya.
"Ehmmm... tadi malam ngimpi apa sih?" Goda Lisa mendekati Kania yang masih sibuk memasak.
"Bunda apaan, sih. Kania masak buat sarapan."
Kedua alis Lisa terangkat, "Lho, bukannya kamu libur seminggu ya? Katanya kelas tiga lagi UN."
"I–iya."
"Biasanya juga Bunda kok yang masak buat sarapan, mau libur atau enggak."
"P–pokoknya bunda duduk aja. Hari ini biar aku yang masak," jelas Kania kembali melanjutkan kegiatannya.
Jujur saja, sebenarnya tujuan Kania berada di dapur sepagi ini adalah menyiapkan sarapan untuk Mylan. Dia memang sengaja bangun sangat pagi agar tidak ketahuan bundanya, tapi ternyata tetap saja dia tercyduk oleh Lisa.
Mata Lisa kini fokus melihat kotak makan miliknya yang terletak di meja. Seingatnya kemarin benda itu sudah tersimpan bersama kotak makan lainnya. Kenapa sekarang berada di luar?
"Kotak makan bunda kok di luar?" Tanya Lisa selidik pada Kania.
"Itu... pinjam dulu, ya. Soalnya itu yang paling besar," jawab Kania tersenyum manja pada Lisa.
Mulai dari sini, Lisa sudah tahu apa tujuan Kania sebenarnya. Apa lagi jika bukan Mylan?
Memang benar, ajaibnya cinta itu mampu merubah watak seseorang. Ini sama seperti yang pernah dialaminya saat seumuran Kania. Jauh hari sebelum kedua orang tua Lisa menjodohkannya dengan Fakih. Satu kesalahan yang Lisa lakukan saat itu, dia masih begitu mencintai masa lalunya di saat masa depannya sudah berada tepat di depan mata.
"Bunda jagain dulu ya, aku mau mandi." Pamit Kania menyadarkan Lisa dari lamunan. Kotak makan yang baru saja jadi penyebab kilas baliknya kini telah terisi penuh nasi goreng buatan Kania. Sedangkan Kania, dia sudah bejalan penuh semangat menitih tangga.
Tidak pernah Lisa melihat Kania sebahagia dan sesemangat ini sebelumnya. Lalu bagaimana dia bisa menuruti perintah Fakih untuk membuat Kania menjauhi Mylan? Tentu saja dia tidak ingin jika perjodohan Kania berakhir sepertinya. Memang Lisa seharusnya membuat Kania kembali menutup hatinya, tapi bagaimana jika hati itu kini telah terisi? Kania telah memiliki pilihan, dan pilihan itulah jalan bahagianya.
Namun sialnya, perintah Fakih adalah sebuah kemutlakan yang tidak dapat dibantah. Tak ada yang mampu membantak ucapan Fakih, termasuk Lisa sendiri. Dia bukan siapa-siapa di hidup Fakih, kecuali aksesoris tambahan yang membuat hidupnya dapat terlihat anggun di mata orang lain. Fakih bisa saja membuang aksesoris itu semaunya.
Jangan tanya mengapa Lisa masih mau bertahan sampai sejauh ini! Akan ada waktu di mana semuanya tahu alasan yang membuatnya harus bertahan, selain kehadiran Kania dan Aira. Lisa adalah penanggung jawab dari kerusakan keluarga mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful✔️[Complete]
Teen FictionRE-WRITING (SOON)!!! Pertemuan kita bukanlah sebuah kebetulan, walaupun juga bukan sebuah takdir. Namun tetaplah, bersamamu adalah waktu-waktu yang sangat berharga. Aku tahu setiap pertemuan akan ada perpisahan, namun akan ada dimana sepasang insan...