PROLOG

77.1K 5.9K 117
                                    

Suara di sekelilingku terlalu bising,  menatap nanar kekacauan di depan. Bau obat-obatan bercampur anyirnya darah mengental di udara. Aku harus mengeratkan genggaman tangan pada  mama agar tidak oleng disaat seperti ini.

Ini terlalu luar biasa. Tadi aku sedang berada di sekolah bekerja seperti biasa. Mengajar anak-anak bernyanyi dan menari sebelum sebuah panggilan dari rumah sakit membuat dadaku langsung berdetak nyeri, papa berada disana dan sedang berjuang agar bisa bertahan hidup setelah kecelakaan hebat yang melibatkan mobil papa dengan sebuah truk kontainer.

Aku menunduk, bercak darah di lantai membuatku meringis perih. Berada di depan ruang IGD bukanlah hal mudah. Aku membenci darah dan fakta bahwa darah yang bercecer di lantai itu adalah darah dari lelaki yang teramat  kukasihi terasa begitu menyakitkan.

Suara pintu tersibak cukup keras membuatku mengangkat pandangan, dokter dengan wajah tegang bercampur lusuh keluar diiringi beberapa perawat ada di sana. Aku ingin mendekat untuk segera bertanya kondisi papa, tapi kakiki terasa terpaku saat sang dokter menghampiri lelaki muda berseragam polisi yang sedari tadi keberadaanya tak kusadari.

Tidak butuh menjadi jenius saat melihat bagaimana reaksi lelaki muda itu berubah dari tegang menjadi begitu terpukul. Aki semakin mengeratkan pegangan tangan pada  mama saat lelaki itu memilih meninggalkan dokter dan perawat lalu berjalan ke arahku.

Aku mendongak saat akhirnya kami berhadapan,  melirik name tag pada seragam lelaki itu dan bergumam pelan melafalkan 'Bayanaka N. D' Sebuah nama yang terlalu indah untuk sosok yang harus menyampaikan pesan kematian padaku.

"Maaf Hira, Papamu tidak bisa diselamatkan."

Tbc

Love,

Rami

Ini baru prolog genk, jangan tegang dolo 😂😂😂

Titik AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang