Bagaimana kabar kalian? Siap kalian untuk part ini? 😊
Next part : 2 k vote
💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔
"Mama... tidak pernah menyangka harus mengambil peran ini dalam hidup Hira. Menjadi orang tunggal yang harus membeberkan kenyataan."
Pembukaan yang buruk dan aku yakin akan menajdi lebih buruk. Melihat mama yang kini tersenyum sendu menatapku, dengan suara lirih sarat rasa sakit. Aku ingin mengeliminiasi bagian ini dalam hidupku, tapi aku tak tahu itu tidak mungkin, jadi alih-alih mulai bersikap melankolis, aku menatap mama dengan keteguhan untuk menerima kenyataan.
"Namanya Bulan, hanya Bulan," lanjut mama yang membuat keningku berkerut. "Wanita luar biasa, yang Mama kagumi hingga kini. Ia, demi rasa cinta dan tanggung jawab, rela di-cap wanita murahan oleh manusia dengan mental hakim amatir."
Aku tak bersuara, lebih memilih menutup mulut hingga mama selesai bertutur. Angin malam yang mulai terasa dingin karena kami yang memilih berbicara di balkon rumah-tempat favoritku dan papa, tak membuatku merasa terganggu. Malah kini sekujur tubuhku terasa panas dengan dada yang berdentam penuh antisipasi.
"Dia adalah wanita yang terlahir dari sepasang orang tua yang bekerja pada keluarga Danadyaksa. Seorang ayah tukang kebun dan ibu pembantu rumah tangga." Mama menjeda kalimatnya, lalu senyum lembut terukir di bibirnya, entah bagaimana ia bisa tersenyum saat bercerita tentang wanita yang merebut suaminya. "Seperti kisah klasik, Bulan jatuh cinta pada putra bungsu keluarga Danadyaksa begitu pula sebaliknya, oh... tapi kamu tahu kan keluarga itu? Di kampung halaman Papa, keluarga itu sangat berpengaruh."
Aku mengangguk cepat, berusaha memperpendek waktu mama untuk mengulur cerita. Lagi pula, siapa yang tak kenal keluarga Danadyakasa, salah satu keluarga terpandang yang memiliki hubungan baik dengan keluarga Mahawira-keluarga besar papa, di tanah kelahiran papa. Meski aku tak mengenal dekat anggota keluarga Danadyaksa, tapi aku mengetahui sedikit tentang mereka dari cerita papa, terlebih papa memiliki sahabat karib yang merupakan putra bungsu keluarga itu. Ingatan itu ditambah dengan pertanyaan mama barusan membuatku tersentak. Aku menatap mama penuh tanya tanpa suara.
"Iya Hira, Bulan yang tak lain adalah bunda Bayanaka dan Taksa, adalah menantu keluarga Danadyaksa, keluarga yang telah lama memiliki hubungan baik dengan kekuarga Papa."
Penjelasan dari mama membuat beberapa spekulasi rumit berkembang pesat di kepalaku.
"Jangan! Jangan menduga, Sayang. Karena kita telah di sini, izinkan Mama berceritra sekarang, bukankah kamu ingin tahu segalanya?" Mama berucap dengan gentar yang terlihat jelas di maniknya. "Bulan dan Bumi Danadyaksa tak direstui, kamu pasti tahu jelas bagaimana karakter keluarga Papa dan lingkungan pertemanannya, begitu pun keluarga Danadyaksa, mereka tak sudi menerima menantu yang bagi mereka berasal dari babu, terlebih gadis ingusan berumur enam belas tahun yang hanya tamatan SMP. Segala usaha telah dikerahkan untuk menghalangi persatuan antara Bumi dan Bulan, tapi siapa pun tahu bagaimana kerasa kepalanya si bungsu Danadyaksa itu, dia nekat membawa Bulan kawin lari."
"Oh itu kisah mengharukan, tapi sungguh Hira sedang tidak berminat mendengar perjalanan cinta dari wanita simpanan Papa," potongku tajam.
Mama menatapku cukup lama, sebelum terkekeh putus asa. " Anak Mama yang cantik, telah berubah begitu sinis, salah Mama... salah Mama." Aku kembali memilih diam, membiarkan Mama mengambil waktu untuk dirinya sendiri.
"Tidakkah kamu ingin tahu, Nak, dari siapa sifat keras kepala dan tak ingin direndahkan milikmu menurun?" tanya Mama kembali membuatku kembali mengerutkan kening. "Dari Mama, sifat keras itu tak mungkin berasal dari Papa yang lemah lembut dan penyayang," tutur Mama kembali yang sama sekali tak kubantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Akhir
Romance(Sedang dalam Proses Penerbitan dan sebagian part sudah dihapus). Pemenang Wattys2019 kategori Romansa. Sinopsis Aarunya Hira Mahawira selalu merasa hidupnya sempurna. Ia dikelilingi cinta yang melimpah tanpa batas. Tertanam jelas di kepala bahwa ia...