Brughh
"Mba, gapapa?" Tanya seorang laki-laki berjas rapih sambil mengguncang tubuh Rana.
"Duh, sepi banget lagi. Bawa ke rumah sakit aja kali ya." Gumam Rana dan langsung membawanya ala bridal style ke parkiran.
"Mas, itu ibu Rana mau dibawa kemana?" Tanya Andre, receptionist yang masih berada disana.
"Ini dia pingsan tadi di depan ruang dirut. Saya mau bawa dia ke rumah sakit. Kalo mas tau keluarga, tolong dihubungi ya." Jawabnya dan langsung berlalu.
At hospital
"Gimana dok keadaanya?"
"Dia hanya kecapean. Mungkin terlalu banyak beraktivitas hingga lupa dengan kondisi tubuhnya." Jawab si dokter.
"Terima kasih dok."
Rana belum siuman hingga sekarang dan belum ada anggota keluarganya juga yang datang.
"Rana!" Pekik wanita paruh baya yang langsung masuk ke ruangan rawat.
"Rana, bangun sayang."
Davin Pov's
Sampai saat ini belum ada anggota keluarganya yang datang. Gue bawa dia kesini juga tanpa dia bawa tanda pengenal apa-apa.
Sebelumnya kenalin, gue Davin Nugroho, gue single. Ehh salah, gue ceo di salah satu perusahaan milik orang tua gue. Udahlah ya, segitu aja.
Brak
"Rana!" Pekik wanita paruh baya yang langsung masuk ke ruangan rawat.
"Rana, bangun sayang."
Ibunya kali ya. Gumam gue.
"Loh, Davin?" Tanya lelaki paruh baya yang berada dibelakangnya.
"Om Rafa?" Jangan bilang cewek itu?
"Kamu, Davin anaknya Harso kan?"
"Iya om." Nah, fix anaknya.
"Kamu yang bawa Rana kesini?" Tanya om Rafa.
"Iya om. Tadi dia pingsan didepan ruang dirut." Jawab gue.
"Davin ya?"
"Iya tante Nadya."
"Ya ampun, makin ganteng ya sekarang."
"Hehe bisa aja tante."
"Makasih ya, Vin. Udah nolong Rana."
"Iya om."
Sumpah gue lupa, beneran lupa. Jangan bilang dia Didi, temen kecil gue? Ahhh.
At Rana home
"Ran, hari ini temen papah mau dateng."
"Terus?" Jawab Rana fokus dengan berkas laporan.
"Siap-siap, sayang." Titah mamah.
"Oke."
Rana Pov's
Gue pun segera ke kamar untuk bersiap. Menggunakan jeans dengan kemeja abu-abu yang lengannya gue gulung 3/4, sedikit memakai bedak dan liptin. Rambut gue masih sama sejak jaman SMA. Sejak menjadi seorang paskibraka. Gak ada niatan untuk manjangin, masih keingetan sama Rifath.
"Malam." Sapa gue pada semua yang berada di meja makan. Oke, gue terlambat.
"Nah, Rana. Ini om Harso sama tante Danya." Ucap mamah lalu gue pun bersalaman dengan mereka.
"Wah, makin cantik aja nih, Rana." Puji tante Danya. Gue hanya tersenyum kikuk.
"Lupa ya sama om, tante?" Tanya om Harso. Yah ketauan deh gue.