Jadi kita mau gimana?

12K 444 14
                                    

"Ardya, aku kangen" Lirih seorang wanita yang tiba-tiba berlari dan memeluk Rafif.

"Ardya?" Suara Rana membuat Rafif langsung melepas pelukan si gadis itu.

"Kamu,"

"Kamu inget aku kan? Kamu pasti inget, Ardya." Ujarnya sambil memandang Rafif penuh harap.

"Kamu siapa?" Tanya Rafif dan berhasil membuat si wanita itu mundur teratur.

"Kamu lupain aku?"

"Hm, maaf, kamu siapa?" Kini Rana yang bertanya.

"Aku, Arsya. Tunangannya Ardya." Jawabnya penuh penekanan.

"Hm, sayang. Bisa kita ngobrol dulu keluar." Ucap Rafif langsung merengkuh pinggang Rana dan membawanya pergi.

"Ardya! Jangan tinggalin aku! Ardya!" Teriak si wanita itu melihat kepergian Rafif dan Rana.

"Pak, mohon maaf, boleh saya minta tolong?" Tanya Rafif saat berpapasan dengan petugas keamanan.

"Kenapa mas?"

"Tolong bawa wanita yang ada didepan ruangan Rana keluar dari sini pak."

"Ohh, baik mas."

"Makasih banyak ya pak." Lalu Rafif langsung membawa Rana ke salah satu taman terdekat.

"Bisa jelasin sesuatu?" Tanya Rana datar.

"Look at me."

"Fif, aku."

"Dengerin penjelasan aku dulu, sayang. Please." Pinta Rafif menggenggam tangan Rana.

"Jadi, aku baru inget. Dia, Arsya. Arsya Lavina. Temen kecil aku. Bener-bener saat kita masih kecil. Ya, namanya anak kecil gitu ya, dia berandai seakan-akan seorang putri dan aku pangerannya. Kemudian pangeran sama putrinya menikah. Aku gak nyangka kalo dia akan menganggap itu serius bahkan hingga kita sedewasa ini."

"Kemana dia selama ini?"

"Dia pindah ke Kanada kalo gak salah. Dia pindah waktu SMA dan disitu aku udah, ya gitu deh. Jadi ya, aku nya udah ga peduli gitu. Dia pindah ya, yaudah gitu."

"Jadi?"

"Ya, kita gak ada apa-apa. Please, jangan salah paham. Please jangan pergi."

"Aku harus pergi."

"Please, sayang. Jangan."

"Aku harus pergi, Fif." Rana melepas genggaman tangan Rafif lalu bangkit dari duduknya.

"Ran." Panggil Rafif lirih.

"Aku harus pergi, Fif." Ucap Rana lalu terkekeh, Rafif langsung bangkit dan memeluk Rana erat.

"Aku harus pergi sumpah." Rana melepaskan pelukan Rafif sementara dia hanya membatu.

"Ran."

"Ke kantor. Mau ada meeting." Ucap Rana lalu meninggalkan Rafif begitu saja.

"Shit." Umpat Rafif lalu mengejar Rana dan membungkam bibir Rana dengan bibirnya.

"Hmmpphh,, Fiffhh innhhii di tempat umummhh"

"Sorry sorry. Abisnya kamu tuh ya." Rafif melepaskannya kemudian menyubit kedua pipi Rana gemas.

"Oke. Aku berangkat ya. See you." Pamit Rafif mengusap rambut Rana sayang lalu pergi.

Selanjutnya, Rana kembali ke hotel dan menjalankan aktivitasnya begitu juga dengan Rafif segera ke Polda.

Beberapa jam kemudian

Taruna IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang