Please, don't go

15.6K 676 3
                                    

Rifath Pov's

Setelah membawa Rana ke rumah sakit, gue hanya bisa terduduk lemas. Bayangin aja, orang yang lo sayang, sekarang lagi dikondisi antara hidup dan mati. Kalo boleh, gue mau gue aja yang ada di posisi Rana.

"Rifath." Terdengar suara seorang wanita memanggil gue.

"Tante." Ujar gue lirih. Tante Ana, mamahnya Rana.

"Maafin Rifath, tante. Rifath ga bisa jagain Rana. Harusnya Rifath yang ajak dia pergi hari ini." Ucap gue menunduk tanpa berani menatap wajah tante Ana. Gue merasa sangat sangat bersalah akibat insiden ini.

"Gapapa, sayang. Ini bukan salah kamu. Lagipula, bukannya kamu harusnya udah pulang?" Tanya tante Ana yang sudah tahu jadwal terbang gue.

"Ada perubahan jadwal, tante." Jawab gue.

"Ohh gitu. Kamu udah makan belum? Jangan sampe kamu juga sakit." Tanya tante Ana.

"Udah, tante." Jawab gue.

Author Pov's

"Siang, tante." Suara seorang laki-laki yang ternyata adalah Reno.

"Reno?" Tanya tante Ana yang sepertinya pangling melihat Reno. Sementara, Rifath menatap Reno dengan tatapan membunuh.

"Hm, saya boleh ngobrol sama Rifath ga tante?" Tanya Reno.

"Boleh kok. Kalo gitu tante ke kantin dulu ya. Mau beli makanan." Ujar tante Ana lalu menjauh menuju kantin.

Reno berjalan ke arah Rifath perlahan. Dia sangat-sangat tahu bagaimana kacau nya Rifath sekarang. Oleh karena itu dia berada disini sekarang untuk meluruskan semuanya.

"Lo ngapain kesini? Lo puas sekarang?!" Tanya Rifath mencoba menahan emosinya.

"Gue minta maaf. Gue kesini mau lurusin semuanya." Jawab Reno lalu menghela napasnya panjang.

"10 menit dan gue minta lo pergi dari sini." Ucap Rifath datar.

"Pertama, gue ketemu Rana bareng sama temen-temennya sama temen-temen gue juga. Ya, kita cuma ketemu aja, gaada apa-apa. Lo gak usah mikir yang aneh-aneh. Kedua, soal kejadian ini gue gak tau sama sekali. Waktu makan dia pamit mau ke toilet, udah itu aja. Gue gak tau apa-apa. Ketiga, soal cewek gila yang bikin Rana celaka. Gue bener-bener gak kenal sama dia. Tadi gue udah liat cctv yang ada didepan toilet cewek. Setelah Rana masuk ada cewek yang masuk. Dan gue gatau cewek itu siapa. Gue titip Rana. Dia baik, baik banget malah. Pertahanin dia. Jangan lepasin dia. Kalo sampe dia nangis karena lo, detik itu juga gua pastiin dia akan balik ke pelukan gue. Gue pamit." Jelas Reno panjang lebar dan langsung pergi.

"Shit." Umpat Rifath.

"Keluarga Ranadia." Ujar dokter yang tadi menangani Rana.

"Iya dok." Rifath langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri si dokter.

"Mas siapa nya pasien kalo boleh saya tau?" Tanya si dokter.

"Calon suami nya, dok." Jawab Rifath.

"Ikut saya ke ruangan saya bisa?" Tanya si dokter dan Rifath menyetujuinya.

"Gimana keadaan Rana, dok?" Tanya si Rifath saat baru saja tiba di ruangan dokter.

"Tusukannya sangat dalam, hampir saja organ vitalnya terkena. Untung segera dibawa. Tapi, saya belum bisa memastikan kapan pasien akan sadar." Tukas si dokter.

'Deg'

"Mas doakan saja supaya pasien bisa cepat sadar. Saya permisi." Ujar si dokter dan keluar dari ruangan.

Taruna IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang