Tak terasa ini sudah bulan ke-9, Kian mengandung buah cinta kami. Bulan ini adalah bulan kelahiran calon anak kami.
Tapi sayangnya, tiba-tiba gue mendapat surat tugas di waktu waktu seperti ini. Tolak? Gak mungkin. Terus gimana? Yaudah mau gimana lagi, mau gamau ya berangkat. Ninggalin Kian yang sebentar lagi melahirkan.
Maaf ya, nak. Ayah harus tugas disaat seperti ini.
Revindra B
Kok aku telpon ga diangkat?
Kamu lagi sibuk ya?Si sayang❣️
Aku males denger suara kamu masa😔
Revindra B
Kenapa hm? Kok gitu😞Si sayang❣️
Kayaknya baby marah, soalnya disaat dia mau keluar. Ayahnya gaada🙃Revindra B
Maaf ya sayang😔
Aku janji segera pulangSi sayang❣️
Jangan janjiin aku sesuatu disaat kayak gini. Aku gamau terlalu berharapRevindra B
Maaf ya sayang. I love youSi sayang❣️
Love you too
We miss u, ayah👩👦Revindra B
Laki laki?Si sayang❣️
Apa laki laki?Revindra B
Anak kitaSi sayang❣️
You have a baby boy💙Revindra B
Terima kasih sayang
Jagoan, jaga ibu ya💪Si sayang❣️
Cepet pulang ayah"Vin, sekarang waktunya!" Ujar Aldi rekan gue. Kami pun segera bersiap untuk melaksanakan misi.
Ya Allah, saya masih mau bertemu keluarga kecil saya.
Gumam gue sebelum tugas dimulai.
"Mah, kita ke rumah sakitnya sekarang aja ya." Pinta Kian pada mamahnya yang stay di rumahnya karena Revin yang pergi bertugas.
"Udah sakit banget ya?" Tanya mamah.
"Udah teratur sih mah."
"Yaudah yuk. Untuk disiapin kan semuanya?"
"Udah kok."
"Yaudah yuk. Kalo gitu kita berangkat."
Kian dan mamah pun segera menuju rumah sakit bersama ajudan papah yang stand by dirumah. Yang diinstruksikan oleh papah untuk berjaga kalau tiba tiba gue harus dibawa ke rumah sakit.
"Mbak, ini aku lagi diperjalanan sama Dara mau ke rumah sakit." Suara mamah berbincang melalui telepon yang gue yakini menghubungi bunda.
"....."
"Udah ku telepon tadi pagi, cuma gak diangkat angkat."
"....."
"Oke ditunggu ya mbak."
"....."
"Iya hati hati di jalan, mbak."
"Bunda ya, mah?" Tanya gue.