"Duhh bosen." Gumam Rana yang kini tengah berada di ruangannya. Hari ini agenda sangat kosong. Hanya ada beberapa berkas pelengkap kerja sama yang perlu dia tanda tangani.
"Assalamualaikum, sayang."
"....."
"Lunch bareng yuk. Kamu gak sibuk kan?"
"....."
"Kamu dimana?"
"....."
"Yaudah aku kesana."
"....."
"Makan makanan yang ada disana. Banyak kan?"
"....."
"Iya. Assalamualaikum."
Setelah menelpon Rafif, Rana langsung menuju ke parkiran. Siang ini ia akan menuju ke Mabes Polri untuk makan siang bersama Rafif.
Setelah menempuh perjalanan 20 menit dari Senayan menuju Mabes Polri, Rana memarkirkan mobilnya.
"....."
"Waalaikumsalam, dibelakang pos yang pintu samping."
"....."
"Oke."
Tokk tokk tokk
"Ayo." Ajak Rafif sudah berada disamping pintu mobil Rana.
"Mau makan apa?" Tanya Rafif sambil berjalan beriringan dengan Rana menuju keluar.
"Apa aja deh. Aku ikut kamu aja."
"Oke."
"Siang, pak." Sapa beberapa petugas yang berjaga di pos kepada Rafif sambil memberi hormat.
"Siang. Sudah makan siang semua belum?" Tanya Rafif.
"Lagi nunggu yang tadi duluan keluar, pak." Jawab salah satu diantaranya.
"Jangan lupa makan siang. Saya duluan ya."
"Iya, pak. Siap." Kami pun melanjutkan perjalan menuju penjual makanan kaki lima yang berada diujung jalan.
"Soto ini enak. Kamu mau?"
"Boleh."
"Pak Rafif." Sapa dua orang yang tengah makan disana kepada Rafif.
"Siang."
"Mau makan disini juga, pak?"
"Iya nih. Istrinya pengen makan kesini."
"Ohh ini istri bapak."
"Iya. Kenalin, Ranadia." Ujar Rafif memperkenalkan Rana pada rekan kerjanya.
"Kita udah selesai, pamit duluan ya pak, bu." Pamit mereka lalu kembali ke mabes.
"Mas, 2 ya seperti biasa." Pesan Rafif yang sepertinya sudah biasa makan disini.
"Oke mas. Ini istrinya ya?" Tanya si mas penjualnya.
"Iya." Jawab Rafif lalu kami pun duduk berdampingan.
"Sayang." Panggil Rana lalu menggenggam tangan Rafif.
"Mau apa, hm?"
"Ke Lombok yuk." Jawab Rana sedikit memohon.
"Mau ngapain, emang udah boleh baby nya diajak naik pesawat?"
"Kemarin aku telpon dr. Ais, katanya boleh kok."
"Emang udah berapa bulan baby kita?" Tanya Rafif memastikan.
"5 bulan. Ihh, masa kamu lupa sih." Respon Rana yang sedikit kesal karena mengira Rafif melupakan usia kandungannya.