Hari ini, resmi sudah gue menanggalkan title "jomblo". Ya Allah akhirnya ga di hujani pertanyaan kapan nikah. Lelah saya tuh.
Sedikit flashback tiga jam yang lalu, dimana di pagi yang cerah kala itu, gue berhadapan dan berjabat tangan dengan papa mertua gue untuk mengucapkan janji suci mengikat putri kesayangan Pangdam gue, Sastia Tyarany Chakra.
Dulu, gue menjabat tangan beliau untuk mendapatkan selamat atas bergabungnya gue ke kesatuan. Dan sekarang gue menjabat tangan beliau untuk mendapat izin agar putrinya dapat bergabung dengan gue di kehidupan gue kedepannya.
Setelah 15 menit yang cukup membuat keringat dingin, gue resmi menyandang status sebagai imam dari ibu dokter militer idola di rumah sakit.
"Terima kasih mau menunggu." Ucap gue tepat ditelinga Tya saat sesi foto berlangsung.
"Terima kasih sudah memilih aku." Ujarnya dan gue langsung mengecup keningnya, dihadiahi tepukan tangan yang riuh.
1 jam kemudian proses pedang pora pun dimulai. Deg-deg an coy! Maapin gue a, dulu lo gue hujat. Tapi nyatanya, ini bener bener deg deg gitu jalan dibawah payung pora.
"Selamat bosque!" Ucap Alan saat tiba di pelaminan, gue. Btw, manusia ini dateng bersama istrinya, Almira yang dulunya adalah junior kami di akademi militer.
"Akhirnya ya Allah, besok ke acara gue udah ada gandengan." Sahut Wisnu yang alhamdulillah juga udah tunangan bersama mantannya, Valena yang bu dokter.
"Alhamdulillah." Respon gue.
"Selamat ya, Tya." Ucap Almira.
"Selamat kak, Tya. Semoga cepet punya baby." Ucap Lena.
"Engga kamu duluan aja?" Tanya gue menggoda Lena.
"Kamu udah siap banget nih, Va?" Tanya Wisnu.
"Apasih." Respon Lena malu-malu.
"Rio mana Rio?"
"Gatau, Van."
"Fyi, Rio lagi pdkt sama anak SMA anjir!" Heboh Alan.
"Selamat siang manusia mantan penghuni lembah tidar." Sapa suara yang sangat kami kenali.
"Rio!" Pekik gue, Alan dan Wisnu. Rio datang bersama seorang gadis belia, tapi dengan postur tubuh yang oke menurut analisa sekilas gue jika menyocokan dengan kriteria Rio.
"Selamat ya, Van, Dar. Bae bae nanti malam." Ucap Rio.
"Kenapa tu?" Tanya Wisnu.
"Ada gue." Jawabnya lalu tertawa. Dasar manusia.
"Siapa nih masque?" Tanya gue sembari merangkul bahu Rio.
"Oiya, kenalin. Ini Risya."
"Malam kak. Oiya, selamat kak Revan sama kak Dara."
"Terima kasih Risya." Jawab Tya.
"Lets go foto!" Ajak Wisnu lalu kami pun berfoto.
Malam ini, malam pertama
Malam pertama, akhirnya gue ga tidur sendirian lagi
Malam pertama, ada yang nyiapin gue pakaian abis mandi
Malam pertama, ada yang nyiapin gue makan
Dan
Malam pertama, gue jadi imam untuk makmum gue yang amat cantik ini.Pukul 7 malam, rangkaian acara telah selesai. Ayah, bunda, mamah dan papah kembali ke rumah masing masing, begitu pun dengan keluarga kami. Hm, kami. Gue dan Tya.
"Terima kasih." Ucap gue setelah mengecup keningnya singkat.
"Udah kesekian kali nya loh kamu bilang makasih." Ujar Tya dengan posisi kami yang tengah berbaring di ranjang dan gue memeluk Tya.