Perjalanan Panjang

17.9K 880 6
                                    

Sepanjang perjalanan kami menghabiskan waktu dengan ber karoke, bermain uno, rangkai kata, hingga menonton film. Entah kenapa perjalanan menuju Semarang kali ini terasa sangat lama.

"Hai." Sapa kak Arras. Tapi gue manggil dia mas.

"Halo kak." Jawab Risya, teman sekelas gue yang, ya gitu deh kalo ada cowok cakep.

"Pada mau nonton film ga?" Tanya mas Arras.

"Film twilight boleh ga?" Tanya Dio dari paling belakang.

"Twilight lah bang langsungin." Tambah Nandes.

"Duh, kita liat sikon dulu ya bro." Jawab mas Arras. Dia pun kembali ke depan melihat keadaan. Ternyata para guru sudah tertidur. Akhirnya dia kembali lagi ke belakang.

"Ada gak film nya?" Tanya mas Arras.

"Boleh nih bang?" Tanya Nandes memastikan.

"Aman." Jawab mas Arras meyakinkan.

"Oke, hajar." Sahut Tama.

"Langsung." Tambah Aldi.

"Nih bang." Ujar Dio memberikan kaset twilight pada mas Arras.

"Oke. Ditunggu ya." Ucap mas Arras lalu mempersiapkan filmnya.

Sementara dari tadi gue sibuk baca wattpad, sesekali buka ig, nge receh bareng Riri, Meisa, Dhiya, nonton youtube. Sesekali ngabarin mamah, papah sama Rifath.

"Ran, gue duduk didepan ya, tempatnya bubu kosong. Lu tau lah hehe." Ujar Dhiya tiba-tiba dan gue hanya mengangguk tanda setuju. Sepi deh tempat gue, si Riri sama Meisa udah tidur daritadi. Hufftt.

Saat gue melihat ke arah TV, film twilight udah dimulai. Suasana bus jadi hening. Hingga gue merasa disebelah gue ada orang. Gue hanya melirik sekilas dan saat itu juga gue tau kalo itu adalah mas Arras. Tak lama ada panggilan video call dari Rifath dan betapa bahagianya gue dia vidcall gue disaat yang tepat.

Rifath: halo.

Ranadia: hai, aku bosen.

Rifath: kenapa?

Ranadia: ya bosen aja. Berasa lama perjalanan kali ini.

Rifath: haha, yang sabar yaa.

Ranadia: ihh kok kamu gitu.

Rifath: terus aku harus gimana coba?

Ranadia: ihh. Kamu lagi dimana?

Rifath: di apart nih.

Dia pun membawa kameranya mengelilingi apartnya dan gue baru sadar kalo dia pake seragam pilotnya.

Ranadia: kok pake seragam? Kata kamu flight nya besok?

Rifath: aku gantiin Leo. Jadi aku flight hari ini.

Ranadia: yah, kalo gabisa ketemu gimana?

Rifath: emang kamu kemana dulu?

Ranadia: gatau.

Rifath: loh kok gitu. Coba tanya sama tour leader nya.

Ranadia: oke bentar.

Gue pun langsung bertanya ke mas Arras.
"Mas, kita langsung ke Semarang apa gimana?"

"Langsung. Besok kan mau wisata di Semarang. Terus hari minggunya ke tempat spesial." Jawab mas Arras menjelaskan.

"Oke sip." Ujar gue lalu melanjutkan perbincangan dengan Rifath.

Rifath: gimana?

Ranadia: langsung ke Semarang.

Rifath: aku take off jam 7. Nanti RON disana. Kalo kamu besok free di Semarang, aku bisa ke tempat kamu.

Ranadia: mau ketemu dimana?

Rifath: aku jemput di hotel mau?

Ranadia: okedeh.

Rifath: hotel kamu dimana?

Ranadia: di daffam, deket simpang lima.

Rifath: sip. Selamat menunggu besok tuan puteri.

Ranadia: dih, salah minum obat ya mas?

Rifath: iyanih gara-gara liat bidadari hahaha.

Ranadia: halah. Kamu ke bandara jam berapa?

Rifath: oiya, 5 menit lagi. Hampir aja lupa. Sampai ketemu besok ya, take care.

Ranadia: oke. Aku tunggu besok. Take care.

Rifath: bye

Dan gue melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Duh, Rifath, jadi enak besok mau diajak jalan.

"Abang lo dek?" Tanya mas Arras tiba-tiba.

"Ha? Bukan." Jawab gue.

"Pacar?" Tanyanya lagi.

"Iya hehe." Jawab gue sambil terkekeh.

"Oalah, pilot ya? Maskapai mana?" Tanya mas Arras mulai membuka percakapan.

"Citilink." Jawab gue singkat.

"Abang gue juga pilot di citilink." Ucap dia.

"Wah, bar berapa?" Tanya gue.

"Bar 4 sih dia."

"Wah keren dong udah jadi captain. Berarti seniornya Rifath." Ucap gue. Keren juga abangnya.

"Oh nama pacar lo Rifath. Nanti coba gue tanya abang gue deh, siapa tau dia kenal." Ujarnya.

"Oh iya iya." Jawab gue dan kita mulai menikmati film yang sedang ditayangkan.

Selama perjalanan menuju Semarang mas Arras gak pindah tempat duduk dan tetep di samping gue. Ya, gue gabisa bilang apa-apa. Gak mungkinkan gue minta dia buat kembali ke tempatnya. Yang ada gue dikira ngusir dia. Kan gaenak.

Arras Pov's

Pekerjaan gue kali ini gak begitu nguras tenaga. Karena kali ini gue nemenin anak SMA dan mereka udah kelas 12. Jadi tanggung jawab gue atas diri mereka gak terlalu besar. Intinya mereka udah bisa jaga diri sendiri lah.

Perjalanan kali ini special banget, karena kita akan mampir ke akpol. Bisa lo bayangkan? Akpol, man. Cewek-cewek disana tuh bagaikan bidadari ditengah lautan cowok-cowok. Cantik? Udah pasti. Menarik? Jelas. Pinter? Gausah ditanya.

Tapi, saat masuk ke bus. Seketika gue lupa sama cewek-cewek di akpol. Ada satu cewek yang berhasil menarik perhatian gue. Cewek yang duduk di pojok kursi ke 5 dari depan. Saat temen-temen satu bus nya yang cewek sibuk nanya ke gue, dia lebih memilih merhatiin pemandangan sekitar dan sibuk sama hp nya. Sampai akhirnya gue punya kesempatan untuk duduk disamping dia. Tapi sayang, doi udah punya pacar. Pilot yang satu maskapai sama abang gue. Pupus sudah.

💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙

Selamat membaca

Makin gak jelas ya?
Maafkan si amatir ini yaa
Kritik dan saran kalian sangat dinantikan

Taruna IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang