Flashback Davin

10.2K 454 3
                                    

H-30 Pernikahan

"Davin!" Pekik seorang wanita didepan rumah Davin.

"Maaf, mba. Mencari siapa? Tolong jangan berteriak didepan rumah orang." Ujar satpam yang sedang berjaga.

"Mana Davin?!" Si wanita itu tidak mengindahkan dan makin berteriak mencari Davin.

Sementara di dalam rumah, seorang prt di rumah Davin memanggil Davin.

Tokk tokk tokk

"Mas, mas Davin."

"Kenapa, bi?" Tanya Davin keluar dari kamarnya.

"Itu, diluar ada yang teriak-teriak cari mas Davin."

"Siapa, bi?"

"Bibi gatau, mas."

"Yaudah, aku cek dulu." Davin pun langsung bergegas keluar rumah untuk melihatnya.

"Davin!"

"Hm, pak. Biarkan dia masuk." Titah Davin.

"Baik, mas." Si wanita itu pun langsung berjalan ke arah Davin.

"Siapa, mas?" Terdengar suara Danya dari dalam.

Plakk

"Loh, kamu kenapa nampar anak saya?" Tanya Danya bingung.

"Kamu kenapa, Sya?" Tanya Davin memegangi pipi nya yang baru saja ditampar.

"Kamu,"

Brugh

"Disya."

Davin Pov's

"Davin, dia siapa dan kenapa?" Tanya mamih dan kini kami sedang berada di kamar tamu.

"Di, dia, Disya. Temen aku." Jawab gue gugup.

Dia, Disya. Temen SMA gue yang kebetulan kami baru bertemu lagi 2 minggu lalu.

"Terus dia kenapa?" Tanya mamih lagi yang kini berada disebelah Disya.

"Aku gatau."

"Eunggh" Lenguh Disya membuka matanya perlahan.

"Kamu gapapa, nak?" Tanya mamih pada Disya.

"Maafin aku tante." Lirih Disya. Seketika gue berfirasat buruk.

"Kenapa minta maaf sama tante?"

"A, aku ha,hamil anaknya Davin." Jawabnya gugup sambil menundukan wajahnya. Shit. Davin, lo bodoh.

"Apa?!"

"Davin?" Mamih memandang gue penuh tanya.

"Bisa tinggalin aku sama Disya, mih. Tolong." Lalu mamih pun langsung keluar dari kamar.

"Sya, kenapa bisa?" Tanya gue yang kini berada disebelah Disya.

"Kamu gak salah nanya?" Tanya dia balik sambil mengubah posisinya menjadi duduk di sandaran ranjang.

"Ya, kita cuma, dan aku juga mau nikah bulan depan."

"Dan kamu biarin anak ini hadir di dunia tanpa tahu siapa ayahnya?"

"Tapi, Sya."

"Kenapa kamu minum waktu itu, Vin? Hikss Kenapa harus aku dari sekian banyak orang disana? Hikss Dan kenapa kamu harus lepas kendali? Kenapa, Vin kenapa? Hikss" Tanyanya menangis sambil memukul gue bertubi-tubi.

"Maaf." Gue memeluknya. Ohh, bodohnya kau Davin.

"Apa permintaan maaf kamu bisa bikin dia gak disini?" Tanya Disya lirih.

Taruna IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang