Prewed after wedding

13.6K 466 15
                                    

Minggu pagi kali ini terasa berbeda. Yang biasanya gue males-malesan, pagi ini gue bangun pagi dan sudah bersiap dengan training serta kaos. Percayalah, tadi gue udah siap dengan pakaian running dan disuruh ganti sama doi.

"Yuk." Ajak Rafif lalu menggandeng tangan gue berjalan menuju taman.

"Tadinya aku mau pakai yang gitu tuh." Ucap gue saat melihat ada seorang wanita yang gue yakini bersama suaminya memakai setelan pakaian running.

"Nee, aku gak mau berbagi aset aku ke orang lain."

"Kamu terlalu melebih-lebihkan." Gue pun memulai lari gue dan meninggalkan Rafif.

Setelah 12 menit berlari gue memelankan langkah, namun tiba-tiba ada anak kecil yang berlari lalu menabrak gue hingga kita berdua terjatuh.

"Ya ampun, kakak." Terdengar suara seorang wanita yang langsung membangunkan tubuh si anak yang menabrak gue.

"Duh, maafin anak saya, mba."

"Sayang." Kini Rafif yang datang lalu membantu gue berdiri.

"Iya, gapapa, mba." Ucap gue sambil memndang ke arahnya.

"Caca?" Ujar Rafif memandang si mba didepan gue yang ternyata bernama Caca.

"Rafif." Respon Caca kaget.

"Dia siapa?" Tanya Caca menunjuk ke arah gue.

"Ah iya, kenalin. Ini Rana, Ranadia. Istri gue." Jawab Rafif menekankan kata istri.

"Rana." Ucap gue mengulurkan tangan gue.

"Caca." Jawabnya ketus tanpa membalas uluran tangan gue.

"Yuk, sayang."

"Rafif, tunggu. Aku selama ini nyariin kamu, kita perlu bicara." Sergah Caca membuat Rafif menghentikan langkahnya.

"Pembicaraan kita sudah selesai disaat kamu menghilang gitu aja di hari pengumuman seleksi aku." Jawab Rafif dingin namun dengan aura mengintimidasi, lalu merengkuh pinggang gue dan membawa gue pergi.

Sesampainya dirumah, gue langsung menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Sementara Rafif menunggu di meja makan.

"Makan dulu yuk." Ucap gue sambil menata makanan di piring.

"Kamu bikin apa?" Tanyanya kelewat datar. Rupanya dia masih ga mood gara-gara hal tadi.

"Chicken cheese sama kentang goreng." Dia hanya menganggukan kepalanya sambil memperhatikan gue yang menata makanan.

"Makan ya." Ucap gue menaruh piring dihadapannya lalu mengecup pipinya singkat. Gue pun duduk disebelahnya lalu kami memulai makan.

"Hm, aku mau nanya boleh ga?"

"Nanya apa?" Kini kami telah makan dan gue sedang mencuci piring sementara Rafif masih berada di meja makan.

"Yang tadi siapa?" Tanya gue hati-hati.

"Mantan." Jawabnya kelewat datar.

"Oh."

"Udah gitu aja? Gamau tau lagi?" Tanyanya sambil memeluk gue dari belakang saat gue sedang mengeringkan tangan.

"Iya."

"Dia mantan aku yang itu loh. Yang aku ceritain ke kamu."

"Kok masih enak banget ya menampakkan diri kayak tadi."

"Emang harusnya?"

"Kalo aku sih, udah gak akan pernah muncul lagi kali."

"Jangan pergi ya." Ucapnya tepat ditelinga gue.

Taruna IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang