Hanya Kamu

9.4K 384 7
                                    

Hari ini hari pernikahan Arka. Akhirnya, si jombs 1 ini memutuskan untuk menikahi junior kami semasa di Akpol. Dara Amalia Shara, junior kami yang mungkin menurut sudut pandang Arka adalah yang paling cantik diantara lainnya.

"Fif." Panggil Arka yang sedang mengenakan basecap nya.

"Apaan?"

"Gue ngundang Risa."

"Terus?" Tanya gue acuh.

"Lo gapapa gitu." Ucapnya penuh kehati-hatian.

"Yaudahlah. Udah lalu. Dan ini acara lo. Terserah lo dan hak lo mau ngundang siapa."

"Bangga gue lo bisa se dewasa ini."

"Haruslah. Ada yang hati yang perlu gue jaga, ada hubungan yang perlu gue pertahanin dan ada kebahagiaan yang perlu gue perjuangin. Dan semua itu butuh kedewasaan."

"Gak salah lo terima adhi makayasa." Tukas Arka menepuk bahu gue pelan.

"Ya si anjay, disamain ke adhi makayasa haha."

"Gue deg-deg an nih, suh. Kalo gabisa dalam 1 kali kesempatan gimana."

"Ya gapapa. Coba lagi." Respon gue santai.

"Gue tau lo waktu itu bisa langsung sekali."

"Ka, lo masih Arkana Satria Wardhana kan?"

"Ya masih lah. Gila ya kali ganti."

"Arkana Satria Wardhana tuh, satu-satunya manusia yang gue kenal di Akpol yang bisa menyelesaikan latihan tembak tepat sasaran selama 4 tahun di Akpol. Anti meleset meleset club. Gue rasa cukup pandai atau mungkin emang udah pro dalam fokus dan tenang. Jadi, buat dia ini mah gaada apa-apanya."

"Ahh setan, Fif. Lo samain sama latihan tembak. Ahh Rafif, makasihh." Ucap Arka lalu memeluk gue. Anak ini, gak pernah berubah.

"Semangat. Bisa, lo pasti bisa." Lalu gue menepuk pipinya cukup keras sebagai tanda semangat dari gue.

Tokkkk tokkk tokk

"Siapa?" Tanya gue lalu membuka pintu.

"Hai, Rafif."

"Risa." Ya, dia Risa mantan gue. Mantan ga sih? Engga deh kayaknya. Dia aja yang baper.

"Eh, lo ngapain, Ris?" Tanya Arka.

"Mau ngobrol bentar sama Rafif boleh, Ka?"

"Lah tanya orangnya tuh. Btw, Fif. Akad gue mau dimulai. Gue ke ballroom sekarang ya. Nih pegang." Pamit Arka sambil memberikan key card.

"15 menit." Ucap gue singkat lalu Risa pun masuk.

"Aku mau minta maaf. Aku tau aku salah. Please kasih aku kesempatan. Aku mau perbaiki semuanya." Ucap Risa sambil berusaha menahan tangisnya.

"Gak akan pernah ada kesempatan kedua. Permintaan maaf anda saya terima. Jangan pernah kembali untuk memperbaiki. Karena sudah ada yang memperbaiki dan menata hati saya. Istri saya. Cukup pembicaraan kita. Saya rasa anda masih bisa melihat pintu keluar dengan jelas. Silahkan." Tukas gue. Tanpa basa basi, Risa langsung keluar dengam berderai air mata. Namun tidak lama kemudian, masuk seorang pria masuk dengan tergesa-gesa.

Bughh

"Dia sakit dan lo bikin dia tambah sakit?! Hah?! Lo mau bikin dia mati hah?!"

"Hm, sorry sorry. Lo siapa?" Tanya gue bingung.

"Gue kakaknya. Dan lo nyakitin adek gue, gini kelakuan perwira."

"Sorry, lo gak tau alur cerita bro. Jangan terlalu menghakimi gue."

Taruna IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang