Tokk tokk tokk
"Assalamualaikum." Mendengar suara dari luar gue pun segera menuju kesana untuk membukakan pintu.
"Waalaikumsalam, disya!" Yup, yang datang adalah Disya bersama Aska dan Davin tentunya.
"Ayo masuk. Ayo, Vin." Ucap gue mempersilahkan mereka masuk.
"Sayang, ada tamu." Ujar gue dari tangga.
"Iya bentar." Jawab Rafif terdengar jelas.
"Duduk, Sya, Vin. Ya ampun si Aska udah gede banget."
"Kan dikasih makan, Ran. Oiya, Revin mana?" Tanya Davin.
"Masih tidur. Tadi abis makan."
"Davin, Disya!" Panggil Rafif menuruni tangga. Rafif dan Davin pun langsung bersalaman ala mereka dan berpelukan.
"Apa kabar? Kapan sampe?" Tanya Rafif yang kini sudah bergabung bersama kami di ruang keluarga.
"Baik. Kemarin kita sampe."
"Aska udah gede banget. Udah berapa bulan?"
"10 bulan, Fif." Jawab Disya.
"Kalo gitu dilanjut dulu ngobrolnya. Btw, mau minum apa?" Tanya gue pada Davin dan Disya.
"Apa aja. Selagi kamu yang bikin sih oke oke aja." Ucap Davin.
"Ada suaminya sekiranya." Tukas Rafif memutar bola matanya malas sementara Davin dan Disya hanya tertawa. Gue pun langsung menuju ke dapur.
5 menit kemudian
Rana kembali dengan membawa minuman dan beberapa makanan.
"Nginep kan?" Tanya Rana sambil meletakan makanan dan minuman yang ia bawa.
"Balik ke hotel, Ran." Jawab Davin.
"Kenapa ga nginep aja?" Tanya Rafif.
"Mau qtime akutu sama ini." Jawab Davin dengan kekehannya lalu melirik Disya.
"Ya Allah, iya deh Vin iya hahah." Respon Rafif.
Lalu mereka pun berbincang hingga tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 5 sore lalu Davin, Disya dan Aska pun kembali ke hotel mereka.
"Sayang." Panggil Rafif disaat kami sudah berada di kamar.
"Ya?"
"Mau,"
"Apa?" Potong Rana dihadiahi decakan sebal oleh Rafif.
"Kamu." Lanjut Rafif kelewat datar.
"Heheh serius, ayah."
"Aku mau pepes tahu." Ucap Rafif.
"Huh?" Kaget Rana. Fyi, mereka berdua tidak pernah sekalipun memakan pepes tahu selama hidup dan sekarang Rafif meminta pepes tahu.
"Kamu serius, sayang?" Tanya Rana memastikan. Rafif mengangguk yakin dan Rana pun akhirnya menuju ke dapur untuk membuatkan. Tidak pernah memakan bukan berarti Rana tidak bisa membuat. Dulu dia sering membantu mamahnya membuat pepes tahu.
"Kamu serius nih mau makan?" Tanya Rana pada Rafif yang sudah duduk di kursi meja makan mereka. Rafif hanya mengangguk sebagai jawaban.
Kemudian Rafif membuka bungkus daun pisang dihadapannya. Rana sedikit menjauh karena entah kenapa wangi dari pepesnya cukup membuat mual. Rafif kemudian mengambil sendok dan memakannya hingga tandas.
"Enak?" Tanya Rana.
"Enak sih." Jawab Rafif sambil berjalan bersama Rana kembali ke kamar.
"Revin anteng banget hari ini." Ujar Rana yang baru saja masuk ke kamar Revin.