Beberapa jam yang lalu, gue telah resmi menyandang status sebagai nyonya Ardya. Ya, hari ini hari pernikahan gue. Bukan bersama Rifath, bukan juga bersama Davin. Semua terjadi seperti air mengalir. 10 menit lagi resepsi pernikahan gue dan Rafif akan dimulai.
Biasanya, gue hanya melihat acara pernikahan seorang polisi dari ig. Tapi kini, gue akan menjalani prosesinya.
"Udah siap?" Tanya Rafif yang kini tengah berada tepat dibelakang gue.
"Ya, siap aja
"Kok gitu." Responnya sambil menempelkan wajahnya disamping wajah gue.
"Kok gugup ya?"
"Tenang aja."
"Yuk kesana." Ajak Rafif menautkan jari kami lalu berjalan menuju ballroom hotel.
Kini gue mengenakan gaun berwarna gold dengan lengan 3/4 dan panjangnya menjuntai. Sesuai request gue, make up nya dibuat gak mencolok dan tatanan rambut ya, ga gimana-gimana. Rambut gue masih gitu-gitu aja. Pendek, dan Rafif juga punya permintaan yang sama kayak Rifath soal rambut gue.
Sementara Rafif tampak gagah, berwibawa dan tampan dengan seragam hitamnya.7.00 p.m
Gue dan Rafif memasuki ballroom. Disana sudah ada pasukan pedang pora. Setelah laporan dari pemimpinnya, upacara pun dilaksanakan.
Suasananya sangat hikmat, dan saat perjalanan menuju ballroom tadi Rafif sempat bilang, kalo buat upacara dia akan pake langkah perlahan. Dan gue, ya ikutan, walaupun langkah perlahan gue gak kayak dulu waktu latihan. Pake heels 5cm cuy. Pendek menurut kalian? Tapi percayalah, itu bikin tinggi gue sama Rafif cuma berjarak 5cm. Bukan Rafif pendek ye, 180cm loh tingginya. Dihitung aja tinggi gue berapa berarti.
Ini adalah bagian paling pentingnya upacara pedang pora . Sangat tidak menyangka gue bisa berdiri disini dan melaksanakan upacara pedang pora. Momen yang tidak akan terlupakan.
Setelah selesai, gue dan Rafif foto bersama dan pasukan pedang pora. Lalu para tamu mulai bergantian menaiki pelaminan untuk mengucapkan selamat.
"Weh, pak bos. Alhamdulillah ya, kesampean." Ucap Reno yang baru saja datang bersama tunangannya. Meisa. Ya, seminggu sebelum gue menikah mereka bertunangan. Memang jodoh itu tak terduga.
"Iya, makasih ya. Lo kapan?"
"Tunggu aja undangannya."
"Huaa, tuh kan, Ran. Diantara kita berempat lo duluan yang kawin." Heboh Meisa.
"Nikah." Respon gue dang Rafif barengan
"Asikk dah. Jodoh." Goda Arka yang berada dibelakang Meisa.
"Weh, bro. Alhamdulillah dateng. Sama siapa?" Tanya Rafif.
"Malam kak. Selamat menempuh hidup baru ya." Ucap seorang wanita cantik yang berada dibelakang Arka.