Empat tahun berlalu, empat tahun pula tanpa dia. Ya, dia, Rifath. Setelah perjuangan panjangnya akhirnya gue dan dia harus mengalah dengan takdir. Dia pergi, penerbangan terakhirnya. Dan tidak akan kembali lagi.
"Aku sayang kamu."
"Jaga diri kamu baik-baik. Aku sayang banget sama kamu."
"Aku gak mau ini berakhir."
"Takutnya salah satu diantara kita ada yang pergi."
"Aku masih mau disini."
"Masih mau disini aja."
"Tempat ini akan jadi tempat tak terlupakan."
Kata-kata terakhir kali yang gue dengar dari Rifath. Selanjutnya hanya hembusan nafasnya yang gue dengar.
Tragis? Memang.
Tapi, dia sudah menepati janjinya. Mau ngajak gue terbang dengan dia sebagai, ahhh kenapa cepet banget sih.
Dan sekarang gue udah hampir selesai dari perjalanan. Sebagai seorang mahasiswa. Ya, walaupun kejadian saat itu membuat gue gagal mendapat undangan dari PTN, tapi gue bersyukur karena masih diterima di PTN ternama di Semarang.
Jauh dari orang tua dan tanpa ada dia yang selalu support gue atau nemenin gue begadang kalo lembur ngerjain tugas.
Drrttt drrttt drrrtt
"Halo."
"...."
"Iya, mah. Aku juga kangen mamah."
"...."
"Mamah dulu lah yang kesini. Dateng ke wisuda aku."
"...."
"Iya iya."
"...."
"See you. Love you mah."
Yap, wisuda. Bentar lagi nih. Sendirian disini gak bikin gue lupa sama plan buat kuliah dengan target lulus 3 tahun. Plan gue yang ini alhamdulillah tetap bisa terealisasikan.
Graduation day
"Selamat ya, sayang. Maaf mamah jarang kunjungin kamu." Ucap mamah sambil memeluk gue.
"Iya mah, gapapa."
"Selamat ya, sayang. Impian kamu sudah tercapai sekarang." Kini papah yang memeluk gue.
"Andai ada Rifath ya." Ucap mamah seketika senyum gue pun memudar. Kembali terputar kenangan bersama Rifath. Mungkin jika ada dia, dia akan jadi yang pertama mengucapkan happy graduation buat gue. Tapi itu mustahil.
"Mah." Peringat papah pada mamah.
"Hm, gimana kalo kita makan yuk sekarang." Ajak papah lalu kami pum segera menuju resto terdekat dari kampus. Menikmati makan keluarga ini bercengkrama saling bercerita.
"Kapan mau kerja di tempat papah?" Tanya papah mengingat papah memiliki perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan.
"Nanti deh, pah. Kalo aku udah pulang."
"Jangan lama-lama lagi disini, Ran. Udah waktunya kamu kembali." Sahut mamah.
2 minggu kemudian
Senang rasanya bisa kembali ke rumah. Ya, walaupun ada yang berubah sekarang. Oh, ayolah Rana. Move on. 4 tahun masa mau gini-gini aja.
Hari ini adalah hari ini dimana gue memulai sesuatu yang baru. Ya, hari ini gue mulai bekerja di perusahaan papah. Hm, lebih tepatnya menjadi dirut di salah satu hotel milik papah.