LDR

1.2K 33 1
                                    

Aisyah POV
Hari ini, hari pertama siswa-siswi menjalani Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan aku d tugaskan sebagai koordinator juga ketua pelaksana. Aku begitu semangat pagi ini, ketika aku sampai aku melihat sudah banyak siswa-siswi sekaligus santriwan-santriwati berkumpul d halaman sekolah. Ketika aku berjalan sekilas aku melihat Riski adik dari Egi tersenyum kikuk padaku, yang hanya aku balas senyuman tipisku. Entah apa dia berfikir aku cuek. Saat aku sampai di kantor. Aku mengeluarkan Hp ku. Ada notifikasi dari dia. Yang sudah hampir 2 Minggu ini mengisi hari-hariku. Sebenarnya kami sudah chattan dari lepas shalat subuh tadi, dia meminta aku membangunkannya setiap shalat subuh.

From : Egi
"Semangat ngajarnya yah dek. Jangan galak-galak sama murid nanti lari semua muridnya. Abang titip Riski. Anak bontot kesayangan itu. "  Aku tersenyum. Dan segera membalas pesan tersebut.

To: Egi
"Makasih bang. Iyah gak galak kok. Cuma cerewet. Kalo Riski ada salah yah tetep adek hukum. Gak ada yang bedain, disekolah dia tetap sebagai murid adek." Jawabku. Aku tak mau Riski menjadi anak yang nakal karna ia merasa aku akan membelanya sebagai kekasih dari kakaknya.

From:Egi
"Terserah sayang. Abang nitip nian adek Abang itu. Kalo dia buat ulah marahi aja. Maaf yah kita LDR lagi. Abang masih kangen padahal sama sayang."

To: Egi
"Hmmm udh mulai berani manggil itu. Gpp bang, mungkin dengan LDR Allah jaga kita dari zina dan maksiat. "

From:Egi
"Gpp kan? Kamu nggak mau Abang panggil sayang? Iya dek. Tapi Abang mau berusaha nyari kerjaan d Palembang biar Deket sama adek."
Aku hanya tersenyum membaca pesannya dan aku balas dengan mengaminkan doanya itu. Aku segera bersiap mengurus kegiatan.

Author POV
Sebulan sudah Aisyah dan Egi menjalani masa LDR mereka, Aisyah pin sibuk mengajar dan tugas tambahan melatih tim paskibraka untuk memperingati HUT RI ke 73. Yang juga bertepatan hari ulang tahun Egi ke 27. Aisyah masih belum mempunyai rencana memberikan kejutan pada Egi, karna memang iapun belum gajian. Selama LDR Aisyah dan Egi hanya berkomunikasi lewat chatting dan Video call. Sesekali bertelponan dalam waktu agak lama. Aisyah sudah mulai terbiasa dengan candaan dan godaan-godaan yang di berikan Egi padanya. Aisyah merasa mungkin memang pembawaan Egi romantis, dan Aisyah hanya mencoba mengikuti.

Kabar yang Aisyah dengar, besok Egi akan ke Palembang untuk membeli pakaian paskibra Riski. Dan Egi meminta Aisyah menemaninya. Aisyah berjanji akan menemani Egi berbelanja. Aisyah sudah tak sabar menunggu Egi dan bertemu lagi dengan laki-laki yang sudah mampu membuatnya membuka hati untuk laki-laki. Egi sudah tau cerita bahwa Aisyah seorang mualaf yang sudah tidak diakui oleh keluarganya. Egi berjanji pada Aisyah. Ia akan menjadi pengganti seorang ayah untuk Aisyah. Yang akan memeluk Aisyah saat Aisyah bersedih, dan menghapus airmata Aisyah dikala Aisyah menangis.

***
Aisyah dan Egi baru saja bertemu di depan asrama putri. Egi sudah sampai di Palembang, dengan mengendarai motor. Egi berencana ingin mencari pekerjaan juga di aplembang agar bisa mengontrol Riski dan lebih dekat dengan Aisyah. Setelah memutuskan untuk bertemu langsung dipasar esok hari sesudah shalat Dzuhur, Egi pamit untuk kembali ke rumah lama neneknya. Yah, selama di Palembang Egi berencana tinggal dan beristirahat di rumah lama neneknya. Aisyah memberikan sedikit makanan untuk di bawa Egi, ia tau pasti Egi belum makan. Setelah pamit pada Aisyah,Egi segera menancap gas motornya. Aisyah masih tersenyum,ia senang pada akhirnya Allah mempertemukan mereka kembali.

Sejam kemudian Aisyah mencoba menanyakan kabar Egi, karna sejak tadi laki-laki itu tidak mengiriminya pesan WA. Dan ternyata Egi baru saja selesai mandi, makan, dan shalat. Itulah sebabnya ia belum mengabari Aisyah. Aisyah bernafas lega mendengar jawaban Egi. Aisyah mencoba menelpon Egi, Aisyah hanya ingin menemani Egi. Ia tau pasti laki-laki itu bosan, d rumah sendirian tak ada tv. Banyak yang mereka bahas, dari mulai rencana besok ke pasar hingga pembahasan konyol Egi yang mengatakan ingin mempunyai banyak anak dari Aisyah dan itu sontak membuat Aisyah tertawa terbahak. Egi yang mendengar tawa Aisyah di tempat lain tersenyum. Ia bahagia, ia bisa membuat Aisyah tertawa. Ia ingin sekali bisa memeluk Aisyah dan mengelus lembut kepala wanita yang di luar terlihat tegar namun begitu lemah.

***
Hari ini Aisyah sedang bersama Egi d pasar besar yang cukup terkenal di kota Palembang. Egi memulai aksinya menjahili Aisyah. Dari mulai meminta Aisyah memegang perutnya ketika di motor, hingga memanyunkan bibirnya ka wajah Aisyah seolah ingin mencium Aisyah di tempat umum dan membuat Aisyah mencubit perutnya. Itu membuat Egi semakin gemas dengan wanita yang berjalan di belakangnya. Dengan susah payah, Egi membujuk Aisyah agar mau memegang tangannya. Karna tadi hampir saja Egi kehilangan Aisyah. Maklum tubuh Aisyah yang mungil dan kondisi pasar yang sesak, tak menutup kemungkinan sulit untuk mencari Aisyah jika ia hilang dan terlepas dari Egi.

Beberapa kali Egi menawarkan Aisyah untuk membeli baju, namun Aisyah menolak. Sampai akhirnya mereka selesai berbelanja. Dan Aisyah kehausan. Egi membelikan Aisyah minuman, dan beristirahat didepan sebuah toko jam. Egi berencana memberi kode pada Aisyah.

"Dek,jam yang ini keren yah. Abang pengen jadinya. Tapi adek yang beliin."  Ucap Egi santai kepada Aisyah. Aisyah hanya tersenyum. Dan mendekatkan wajahnya ke telinga Egi.

"Abang mau? Doain adek ada rejeki. Tapi mungkin belinya bukan pas ultah Abang. Gpp yah? Adek belum gajian pas ultah Abang." Egi tertawa mendengar jawaban Aisyah. Ia tidak menyangka meski polos dan terkesan cuek, ternyata Aisyah tipe wanita yang peduli dan peka. Egi menarik tangan Aisyah dan menciumnya lama. Orang-orang yang berlalu lalang menatap kemesraan mereka dengan senyuman. Aisyah sedikit singkuh di tatap seperti itu, berbeda dengan Egi yang justru ingin menampilkan kemesraan mereka, seakan menunjukkan bahwa Aisyah adalah kekasihnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 soreh, Egi mengajak Aisyah untuk pulang keasrama. Takut jika pulang nanti Aisyah dimarahi karna pulang kesorehan. Aisyah menuruti perkataan Egi. Dan mereka pun segera pulang.

Sesampainya di asrama,tidak menunggu lama Egi pamit pulang dan menyuruh Aisyah untuk beristirahat. Aisyah mengangguk paham, Egi juga meminta besok agar Aisyah bisa meluangkan waktu menemaninya di hari ulang tahunnya di rumah neneknya. Aisyah tidak bisa berjanji penuh, tapi Aisyah akan mengusahakan. Namun, Egi berusaha merayu Aisyah agar mau. Egi merengek ia sudah jauh datang dari kampung untuk melewati hari ulang tahunnya bersama Aisyah orang yang ia cinta. Mendengar ucapan Egi,Aisyah merasa tak enak dan tak tega. Akhirnya ia mengangguk dan berjanji setelah selesai upacara ia akan ke tempat Egi.

Cerita Kelam AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang