Kemarahan Aisyah

1K 31 1
                                    

Author POV
Hari ini adalah hari pernikahan Meli Adik perempuan Egi. Aisyah sudah berada di rumah Siti sejak semalam. Dan semalam Aisyah harus menahan amarahnya karna orang yang di tunggu untuk mempertanggung jawabkan anak dalam kandungan Aisyah tidak kunjung memperlihatkan batang hidungnya. Rahmi meminta Aisyah agar menunggu mungkin saja ketika hari Pernikahan Meli, Egi akan terlihat. Dan benar saja, sejak pagi tadi Aisyah melihat Egi yang sepertinya mencoba terlihat santai dan seolah tak ada masalah besar sedang menunggu. Aisyah berusaha menahan amarahnya, ia tak mau mengacaukan acara resepsi pernikahan Meli. Di sela acara Egi masih terlihat mencoba menggoda Aisyah seperti ketika hubungan mereka baik-baik saja. Tapi, Aisyah tak mau kalah dengan rayuan laki-laki itu. Aisyah tak mau jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.

"Lama gak ketemu kamu Abang kangen banget. Kangen di elus kepalanya, kangen dimanjoi Samo kamu dek." Ungkap Egi berbisik ditelinga Aisyah. Aisyah tak menanggapi perkataan Egi. Ia sibuk fokus dengan pemandangan di atas panggung meski hatinya sakit melihat suasana itu.

"Kamu pengen dak kita begitu? Duduk diatas pelaminan, di ucapin sama temen-temen kita?" Egi masih mencoba mencairkan suasana. Tapi Aisyah tetap tak bergeming.

"Bibirnya jangan dimanyunin dek. Bikin Abang gemes mau cium. Lama gak cium bibir kamu. " Aisyah tak bisa menahan amarahnya. Ia berdiri dan menampar Egi, yang berhasil membuat laki-laki itu terkejut dan seluruh undangan menoleh ke arah Aisyah. Aisyah tak bisa lagi menahan kemarahannya, ia tak peduli saat ini berlangsung acara resepsi pernikahan Meli dan mereka sedang menjadi tontonan di tengah keramaian tamu undangan.

"Dimana otak kamu sebagai laki-laki? Semalaman aku nunggu buat bahas perbuatan kamu ke aku. Dan dengan tampang kamu tanpa rasa bersalah dan berdosa kamu muncul di depan aku dan ngomong kayak gitu? Inget Gi, ini anak kamu. Hasil perbuatan bejat kamu. Dan kamu gak ada niatan untuk mempertanggung jawabkan itu? Aku bukan pelacur, aku bukan perempuan murahan. Meskipun sedari kecil aku nggak kenal Islam kedua orangtuaku mengajarkan aku batasan pergaulan ke lawan jenis. Cukup kamu nginjek-nginjek harga diri aku. Cukup kamu mandang aku rendah. Aku gak peduli mau semua orang disini dengar atau apalah. Karna memang itu kenyataannya bahkan aku bisa tunjuki pesan kamu nyuruh aku beli tespek, periksa ke dokter, dan nyuruh aku makan nanas.!! Cukup aku berdosa karna melakukan zina besar, aku gak akan pernah bunuh bayi ini. Dan satu yang harus kamu tau, kalau memang aku sudah gak perawan sebelum ngelakuin itu sama kamu dan udah sering ngelakuin itu. Aku gak bakal nuntut kamu,aku gak bakal berusaha keras supaya kamu tanggung jawab. Lebih baik aku gak peduli, dan nyari laki-laki lain yang banyak duit. Bukan ngejar laki-laki pengangguran kayak kamu. Tapi berhubung aku masih punya harga diri, dan aku bukan pelacur aku nuntut kamu Gi. Lihat Meli,Dini, dan Risa jangan sampai aku mendoakan mereka ngalamin apa yang aku terima dari kakak mereka. Allah gak tidur, Allah gak akan menzolimi hamba-nya yang tersakiti. Cukup aku nangis karna ulah keji kamu. Laki-laki brengsek yang agak seharusnya aku kenal.!!!"

PPRLLLAAAAKKKK
Spontan Aisyah terdiam dan menangis terisak ketika ia merasakan pipinya memanas karna di tampar oleh Ibunya Siti. Aisyah memegang pipinya yang memerah, Andin menarik tangan Aisyah dan Rahmi juga menarik Egi masuk ke rumah. Egi tertunduk malu, melihat tatapan para sanak saudara dan para tetangga terutama dari keluarga adik iparnya. Di dalam rumah Andin mengungkapkan kekecewaannya pada Aisyah yang tidak bisa mengontrol perkataannya. Sebagai seorang perempuan dan Ibu, Andin mengerti bahkan sangat mengerti apa yang dirasakan Aisyah. Tapi ia mengetahui dari Siti anaknya, bahwa Aisyah mengidap penyakit gangguan Bipolar. Dimana perubahan mood yang drastis karna merasa tertekan dan stres. Bahkan jika si pasien tak bisa mengontrol emosinya ketika ia tertekan dan bersedih ia akan pendek akal memilih bunuh diri. Andin menjaga jika itu terjadi pada Aisyah.

"Kenapa Syah? Kenapa Aisyah marah-marah di tengah tenda? Tahan emosi kamu." Ungkap Andin dengan penekanan, Aisyah menangis terisak. Ia tak mau menatap wajah laki-laki yang duduk didepannya.

"Aisyah sakit hati buk. Bahkan dengan santainya dia masih ngungkit dan bilang dia mau cium bibir Aisyah. Apa salah kalau Aisyah marah? Aisyah sudah nahan semua beban yang Aisyah rasa buk dari setengah bulan yang lalu. Tapi apa laki-laki di depan ini niat menghubungi Aisyah? Dia sibuk sama perempuan yang ada di FB." Mendengar perkataan Aisyah, Egi terperanjat darimana Aisyah tau dan sejak kapan? Aisyah menyadari respon dari Egi.

"Kenapa? Kamu kaget aku tau dari siapa? Aku udah lama tau. Bahkan aku udah chatt perempuan itu. Tapi dengan bangganya dia bilang kalian ta'aruf dan sudah tunangan. Dan mengaku sebagai Islam salafi? Ajaran Islam mana yang mengajarkan laki-laki dan perempuan boleh berpacaran? Cara ta'aruf mana yang memperbolehkan kita memanggil dengan panggilan ayah bunda sebelum halal? Jelasin ke aku apakah ada haditsnya dan surahnya?" Tuntut Aisyah pada Egi, dan Egi menarik nafas dalam sebelum ia menjawab.

"Dia sakit parah dek. Kakaknya mohon ke aku minta supaya ngebahagiain dia. Aku gak bisa bilang apa-apa. Dia sakit keras, berjuang antara hidup dan mati."  Jawab Egi berusaha meyakinkan Aisyah.

"Memperdulikan dia, dan mengabaikan aku juga anak hasil zina ini? Dimana hati kamu? Itu sama aja kamu mau bunuh aku Egi.!!"

"AISYAH!!!!"  kini Rahmi berteriak, ia tidak tahan ia menyesal telah salah mendidik anak laki-lakinya ini. Ia tak tahan melihat airmata Aisyah terus menetes. Rahmi memeluk Aisyah dan menatap benci pada Egi.

"Nikahi Aisyah Gi. Ini anakmu. Kamu sudah dewasa, kamu berani berbuat berani juga bertanggung jawab." Tegas Rahmi pada Egi, tapi Egi tampak tak suka. Bahkan Rahmi menentukan tanggal keluarga mereka akan menemui Aisyah di asrama untuk melamarnya. Mendengar itu Egi memilih keluar dan pergi untuk menenangkan pikirannya. Ia merasa ia yang di pojokan dan di salahkan.

Dddduuuuhhhh Aisyah kalo marah serem. Pendiem, tapi sekalinya marah kayak singa lepas kandang.  😂😂😂

Cerita Kelam AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang