Tangis Kesakitan

1.9K 40 0
                                    

Author POV
Aisyah baru saja menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Tim paskibraka yang sebulan ini Aisyah latih kini sudah menjalankan tugasnya mengibarkan Sang Saka dan dengan gagahnya Sang Saka berkibar diujung tiang bendera. Aisyah segera bersiap untuk pergi menikmati dan merayakan HUT RI ke 73 ini dengan teman-teman sesama guru dan setelahnya ia akan menemui Egi sesuai janjinya. Saat ini Aisyah sedang makan bersama sesama guru SMA dan setelahnya ia akan menghadiri acara fine time bersama guru-guru SMP. Jam sudah menunjukkan pukul 12.15 Aisyah berpamitan pada guru-guru SMP untuk pulang terlebih dulu karna ia sudah ada janji. Teman-teman Aisyah memahami bahwa Aisyah sudah ada janji dengan Egi. Dan akan menemani Egi di hari ulang tahunnya. Ketika Aisyah sudah keluar ruang karoke, Aisyah memberi kabar pada Egi ia akan segera datang. Lama Egi belum membalas pesan Aisyah. Aisyah berfikir, mungkin laki-laki itu masih di masjid. Karna ini hari jum'at.

Saat Aisyah sudah di dalam bis, Hp Aisyah bergetar. Dan segera ia baca. Balasan dari Egi, yang  menjawab pesan Aisyah sebelumnya. Laki-laki itu sudah menunggunya. Aisyah merasa tak enak tak membawa apa-apa dan bertanya pada Egi bahwa di rumah itu ramai. Yang dijawab ia oleh Egi. Egi meyakinkan Aisyah bahwa tidak akan terjadi apa-apa jadi Aisyah tak perlu takut. Aisyah kembali memasukkan Hpnya kedalam tas, hingga Hp Aisyah kembali bergetar dan Aisyah membuka pesan itu. Dari nomor tak dikenal, yang mengirimkan foto Egi. Dimana di dalam foto itu Egi sedang duduk di motor dan seorang wanita yang sangat Aisyah kenal memeluk Egi dari belakang. Begitu mesra. Sakit dan pedih itulah yang Aisyah rasakan, Aisyah mencoba menahan airmata yang sudah siap jatuh. Aisyah tak ingin menangis di depan umum, ia harus menanyakan penjelasan dari Egi terlebih dahulu agar semua jelas. Sesampainya di halte yang dituju, Aisyah mengabari Egi. Dan Egi memberi kabar akan segera menjemput Aisyah di halte.  Tak lama terlihatlah Egi keluar dari sebuah gang kecil. Dan Aisyah segera naik ke motor setelah menerima kode dari Egi. Sesampai di rumah, Aisyah tak langsung duduk sampai Egi menyuruhnya duduk. Aisyah diam seribu bahasa, bingung harus mulai dari mana untuk menanyakan foto yang ia terima tadi. Egi yang melihat kecemasan di wajah Aisyah meski tertutup oleh masker, menanyakan ada apa. Egi mencoba menenangkan Aisyah agar tak perlu khawatir. Aisyah mencoba berbicara membahas foto itu.

Terlihat rasa kecewa di wajah Egi, dengan tuduhan Aisyah yang menuduhnya selingkuh. Dihari ulang tahunnya Egi berfikir bahwa Aisyah akan memprioritaskan dirinya ternyata tidak. Aisyah dari pagi sibuk tak bisa dihubungi Egi berusaha mengerti karna hari ini tugas Aisyah berat bertanggung jawab atas tugas yang dijalankan oleh pasukan paskibraka. 

"Abang nggak habis pikir dek, kamu lebih percaya orang lain dari pada Abang. Dek dalam hubungan itu dibutuhkan kepercayaan. Gimana kita bisa serius kalau kamu lebih percaya orang daripada Abang?" Ungkap Egi sedikit kecewa pada Aisyah.

"Tapi ini ada bukti fotonya bang. Kalo Abang emang gak ada rasa sama aku, jujur aja. Kita bisa udahan, jangan sampe bikin aku nyaman dan terlalu berharap sama Abang."  Jawab Aisyah yang kini mulai menangis. Melihat itu, Egi merasa bersalah sedikit berbicara keras pada Aisyah. Egi berusaha memeluk Aisyah untuk menenangkan kekasihnya itu. Namun Aisyah mencoba menghindar, dengan sedikit memaksa Egi menarik Aisyah kedalam pelukannya dan Aisyah semakin menangis dalam pelukan Egi.  Egi menatap wajah Aisyah yang menunduk seakan merasa bersalah. Ia memajukan wajahnya dan mencium kening Aisyah. Ia meminta maaf pada Aisyah yang sudah berbicara pada Aisyah sedikit keras dan membuat Aisyah menangis.

***
Setelah kejadian itu Aisyah pun meminta maaf pada Egi, karna tak bisa membawakannya kado ataupun kue ulang tahun Egi hanya tersenyum melihat kepolosan Gadis di depannya ini. Entah kenapa menatap Aisyah begitu dekat ada gejolak berbeda yang tumbuh dalam hati Egi. Egi menyangkutkan kedua tangannya di wajah Aisyah dan...

Cuuupp...
Egi berhasil mencuri kecupan di bibir Aisyah yang membuat Aisyah menatapnya takut. Egi mengelus kepala Aisyah,agar Aisyah tidak takut.  Aisyah mencoba menciptakan jarak diantara mereka. Egi merasa bingung dengan sikap Aisyah. Ia tak mau Aisyah marah padanya di hari ulang tahunnya. Egi ijin untuk keluar membeli es, yang di anggukan oleh Aisyah. Seperginya Egi, Aisyah sibuk memainkan Hpnya. Aisyah terlalu fokus pada Hp nya. Hingga ia tak sadar Egi sudah masuk membawa segelas es. Setelah meletakkan es tersebut diatasi meja Egi berjalan ke pintu, dan mengunci pintu. Saat itulah Aisyah baru sadar. Otaknya tak bisa bekerja dengan baik, ia memikirkan kenapa pintunya harus ditutup. Tak lama Egi berjalan mendekatinya duduk dengan jarak begitu dekat, dan mengarahkan wajahnya pada wajah Aisyah. Aisyah memalingkan wajahnya, dan lagi Egi mengarahkan wajah Aisyah ke hadapan wajahnya. Dan terjadi lagi.. kali ini bukan hanya mengecup bibir mungil Aisyah. Tapi Egi melumat bibir Aisyah. Aisyah berusaha menahan tubuh Egi yang kini semakin membuat Aisyah dalam posisi terdesak, Aisyah berusaha melepaskan ciuman dari Egi. Namun sia-sia, tangan laki-laki itu mulai bekerja membuka resleting depan gamis Aisyah. Aisyah mencoba menahan tangan Egi, dan mengancam akan berteriak. Entah kenapa Rasa takut begitu menghinggapi otak Aisyah sehingga mulutnya begitu sulit bergerak. 

Tangan kekar itu berhasil masuk kedalam gamis Aisyah bahkan kedalam Bra Aisyah. Egi begitu menikmati permainan tangannya dibagian payudara Aisyah. Aisyah mulai menangis. Aisyah hanya pasrah, ia tak tau setelah ini entah apa yang terjadi pada dirinya. Ia berharap melihat dirinya menangis laki-laki dihadapannya ini sadar dan menghentikan semuanya. Tapi Aisyah salah, Egi membuka bagian bawah gamis Aisyah dan berusaha melepas celana Legging juga Celana dalam Aisyah. Sambil menangis Aisyah mendorong tubuh Egi dan berontak, tapi tangan Aisyah di tahan oleh tangan Egi yang begitu kuat. Dan Egi kembali mendorong Aisyah hingga terbaring. Aisyah merontah, tak mau. Hingga tangisan memilukan itu keluar dari bibir mungil Aisyah. Aisyah memohon pada Egi agar ia segera sadar, namun Egi masih menikmati nafsunya. Sampai ia sudah merasa di puncak nafsunya, ia mengakhiri semua. Dan menyodorkan tissu pada Aisyah agar membersihkan kelaminnya.  Sambil menangis dan kesakitan Aisyah membersihkan bagian vitalnya.

***
Aisyah masih menangis, Egi mencoba mencairkan suasana. Ia menenangkan Aisyah. Ia menyadari yang ia lakukan salah. Tapi ia juga tak tau apa yang ada dalam dirinya sehingga mendorong melakukan itu pada Aisyah.

"Kenapa harus begini bang? Kenapa Abang harus lakuin itu?", Tanya Aisyah sambil terisak.

"Maafin Abang dek. Abang juga gak tau. Abang tiba-tiba gak bisa nahan nafsu Abang. " Jawab Egi tanpa memandang kearah Aisyah. Ia tak tega melihat gadis itu menangis. Ia merasa malu.

"Terus apa sudah ini Abang ninggalin aku? Apa Abang sudah ini pergi? Ngilang? Gak tanggung jawab??"  Kali ini suara isakan tangis Aisyah semakin jelas, membuat Egi memalingkan wajahnya ke arah Aisyah. Egi menatap lekat wajah Aisyah.

"Abang akan tanggung jawab. Abang dak akan tinggalin kamu. Abang mau serius sama kamu dek. Tolong jangan raguin Abang yah? Kamu tetep sama Abang." Jawab Egi mencoba meyakinkan Aisyah, dan memeluk Aisyah. Lelah menangis Aisyah tak sadarkan diri dalam pelukan Aisyah. Egi membaringkan tubuh mungil Aisyah. Dan iapun berbaring disebelah Aisyah. Memeluk tubuh wanita mungil yang sudah ia lukai. Ia kembali mengingat masalalu dimana dulu ia pernah di jebak oleh mantan kekasihnya untuk melakukan hal ini. Dan ketika ia menolak, ternyata mantan kekasihnya justru melakukan hal itu dengan laki-laki lain. Dan justru meminta pertanggung jawaban dari dirinya. Egi menatap wajah Aisyah senduh, ia menangis. Karna masalalu dan takut kehilangan ia justru melukai hati wanita yang begitu menjaga auratnya dari yang bukan mahramnya. Ia merasa bodoh kepada Aisyah.

Cerita Kelam AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang