Terpaksa Melayani Nafsu

2K 36 3
                                    

Author POV
Sudah sebulan setelah kejadian menyakitkan siang itu. Egi menepati janjinya kembali ke kota Palembang, dan sejak itu Aisyah dan Egi lebih sering untuk bertemu. Egi juga sudah terbiasa mencium kening, memeluk, bahkan mengecup bibir mungil Aisyah. Bukan kemauan Aisyah mengikuti yang dilakukan laki-laki itu. Ia hanya berfikir jika ia bersikap dingin maka laki-laki itu akan lepas tanggung jawab dan pergi meninggalkannya dalam posisi sudah tidak perawan. Kalaupun sering berdebat kecil Aisyah dan Egi selalu mencoba mengalah satu sama lain. Aisyah yang sudah paham sifat Egi begitupun Egi yang sudah mengenal sifat keras kepala Aisyah. Ia ingin merubah sifat Aisyah yang keras kepala, namun sulit sepertinya karna Aisyah masih menyimpan sakit hati pada Papanya.

Siang ini Aisyah dan Riski berencana untuk main ke tempat Egi. Aisyah yakin Egi tak akan melakukan itu jika ada Riski. Dan apalagi seminggu kemarin Egi meminta untuk melakukan itu Aisyah sedang halangan, tapi jangan salah bukan berarti Aisyah lepas dari nafsu seorang Egi. Bahkan saat halangan Egi melakukan dan meluapkan nafsunya dengan memainkan payudara Aisyah dan mengulumnya. Bahkan sekarang sudah tak segan Egi meminta Aisyah melepas jilbab panjangnya meski Aisyah sudah berusaha menolak. Setibanya Aisyah dan Riski di rumah yang d tempati Egi, Egi langsung memeluk Aisyah di depan Riski. Seakan ia begitu rindu pada wanitanya ini. Sikap romantis Egi lah yang membuat Aisyah melemah untuk marah pada laki-laki itu. Riski hanya tersenyum melihat hal itu. Ia bahagia melihat kakaknya itu memperlakukan Aisyah yang tak lain gurunya sendiri dengan baik. Riski tidak tau apa yang telah terjadi sebenarnya,Aisyah hanya mencoba bertahan meski sakit rasanya.

Hari ini Egi memang mengeluh sedang tidak enak badan, dan meminta Aisyah memijitnya namun Aisyah mengaku tidak bisa. Melihat orang yang ia sayang begitu lemas, Aisyah merasa tak tega dan menawarkan akan mengerik tubuh Egi. Dengan semangat dan senyum merekah Egi bangun dari paha Aisyah yang sejak tadi dijadikannya bantal. Menurutnya itu adalah tempat ternyaman untuk ia bermanja-manja pada wanita yang ia sayangi itu. Egi segera menyiapkan minyak dan bawang merah dan tak lupa duit koin.  Dengan telaten Aisyah mengerik punggung Egi, menciptakan ukiran tangan di tubuh laki-laki itu. Sambil bercerita. Sementara Aisyah masih mengerik punggungnya Egi mengecek seluruh akunt sosmed Aisyah, dan Hp Egi sedang dimainkan oleh Riski. Riski masih setia menemani mereka dan sibuk main hp. Sudah hampir 2 bulan lebih mereka menjalani hubungan ini, tak sekalipun Aisyah memeriksa akunt sosmed milik Egi. Jangankan akunt sosmed, melihat bagian galeripun ia tak pernah. Sebaliknya dengan Hp miliknya yang setiap bertemu pasti di periksa oleh Egi. Selain itu, Aisyah semakin sesak jika ingat perkataan Egi yang mengatakan agar mereka tak perlu berteman di seluruh akunt sosmed kecuali WA. Aisyah merasa ia hanyalah kekasih yang tak dianggap oleh laki-laki yang begitu tulus ia sayangi ini. Tak terasa Aisyah sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dan ia mengusap-usap punggung Egi untuk menghilangkan rasa sakit bekas kerikan. Setelah selesai Egi memutarkan tubuhnya menghadap Aisyah, dan mengecup bibir Aisyah sekilas. Aisyah sempurna membulatkan matanya, bukan terkejut karena ini pertama kali tapi karna di situ ada Riski dan untungnya Riski sedang fokus bermain hp.

Aisyah mengambil Hp nya yang diletakkan di lantai. Ia membuka akunt WA nya dimana ia melihat nama kontak Egi sudah diganti sendiri oleh si pemilik nama. "Abang sayang" Aisyah tersenyum membaca tulisan itu. Sebegitu inginkah ia menjadi yang terutama dalam hati Aisyah? Saat ini Egi sedang keluar untuk membeli es. Dan Riski sudah masuk kamar dengan membawa hp. Melihat tidak ada lagi sang adik disitu dan Aisyah sedang fokus membaca novel dari aplikasi di hpnya Egi yakin bahwa Aisyah tidak akan tau kemana perginya adiknya. Egi memutuskan memanggil nama sang adik, dan sang adik keluar dari kamar. Dan Egi menyuruh adiknya itu kembali ke kamar. Saat itu, Egi menyuruh agar Aisyah istirahat. Aisyah memilih untuk merebahkan tubuhnya di bantal yang di berikan Egi. Saat matanya hampir terpejam Egi juga membaringkan kepalanya disampingnya kepala Aisyah. Egi mengelus lembut pipi Aisyah. Ia menghadapkan wajahnya ke wajah Aisyah. Dan mengecup bibir Aisyah, bukan hanya mengecup bahkan Egi memainkan lidahnya dan sesekali menggigit bibir Aisyah. Tangan jailnya kembali mengarah kebagian dada Aisyah. Aisyah mencoba menahan dan mengingatkan Egi bahwa disitu ada Riski. Tapi seperti tak peduli akan yang dikatakan Aisyah, Egi justru mencoba membuka resleting gamis Aisyah. Dan kembali menghisap dan memainkan bagian payudara Aisyah. Egi menanyakan apa Aisyah masih halangan atau sudah selesai yang hanya di balas anggukan. Aisyah berfikir bahwa Egi percaya jika ia menjawab "ya masih".. Di luar dugaan Egi justru mengarahkan tangannya ke bagian selangkangan Aisyah dan menanyakan kenapa Aisyah tak memakai pembalut? Aisyah hanya diam dan duduk kembali menutup resleting gamisnya. Dengan lembut Egi membisik di telinga Aisyah.

"Sayang, Abang kepengen. Dedeknyo Abang udah bangun. Dia kangen ketemu dedeknyo sayang."  Mendengar ucapan Egi, Aisyah mengingatkan mereka tidak mungkin melakukan itu karna disini ada Riski. Egi terlihat mencoba mencari cara agar Riski tidak melihat yang mereka lakukan. Aisyah masih sedikit aman karna Egi urung melakukan rencananya sebab ada Riski. Tak lama Egi berjalan kearah kamar tempat Riski, dan mengajak Riski entah kemana. Tak lama Egi kembali tanpa Riski. Dan mengunci pintu. Aisyah sudah terduduk, dan bingung apa yang harus ia lakukan. Egi mendekatinya dan merebahkan tubuh Aisyah. Ia langsung membuka Legging dan celana dalam Aisyah, lalu menarik celana miliknya. Tanpa aba-aba ia langsung meluapkan nafsunya. Ini bukan pertama kedua atau ketiga tapi kesekian kalinya Aisyah harus memuaskan nafsu laki-laki yang berada diatasnya. Berkali-kali Aisyah mengingatkan Egi bagaimana jika Riski masuk. Egi tak menggubris perkataan Aisyah. Egi seperti kesetanan, begitu nafsu melakukannya hingga Aisyah meringis kesakitan. Egi tak bisa mengontrol nafsunya, hingga spermanya sempat menetes di bagian dalam vagina Aisyah. Dengan cepat ia menariknya dan Aisyah sudah tergolek lemas. Egi mengecup kening Aisyah dan merebahkan tubuhnya di samping tubuh mungil Aisyah.

"Abang gak bisa kontrol emosi Abang,udah keluar aja. Apadahal belum puas dek. Adek yang lanjutin yah diatas?" Mendengar perkataan Egi, Aisyah menjawab dengan mengatakan ia capek. Ia tak bisa lagi. Namun Egi menarik Aisyah keatas tubuhnya. Dan mencoba mengarahkan agar Aisyah bergerak walaupun hanya perlahan-lahan. Aisyah tak bisa berbuat apa-apa. Setelah melihat Egi,melemas Aisyah bangkit dan memakai kembali celananya. Egi mengecup lama kening Aisyah.

"Riski gak akan tau dek. Dia lagi di tempat sepupu yang gak jauh dari sini. Abang suruh mandi sama nonton." Jawab Egi santai. Aisyah mengangguk pelan. Kembali pertanyaan yang sama yang di lontarkan Aisyah setiap mereka melakukan itu. Apakah Egi akan meninggalkannya? Dan jawaban sama selalu Aisyah terima. 

***
Aisyah dan Riski pamit untuk kembali keasrama karna selepas isya nanti akan ada acara tabligh Akbar di pondok. Dengan pembicara syekh dari Palestina. Aisyah mencoba bersikap biasa saja didepan Riski. Sudah merasa sudah terlalu terbiasa menutupi hal ini. Ia ingin mundur tapi itu sama saja ia membebaskan Egi. Tapi jika ia bertahan sampai kapan Egi akan melakukan ini pada dirinya? Aisyah menghembuskan nafasnya kasar. Riski yang merasakan itu hanya mencoba mengajak berbicara Aisyah. Riski sangat tau jika sudah seperti ini Aisyah pasti sedang ada masalah.

Cerita Kelam AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang