Marsya

1K 38 0
                                    

Egi POV
Aku bersama kedua bidadariku sedang dalam perjalanan kembali kerumah. Aku melihat ke sebelahku Aisyah sudah tertidur, mungkin ia kelelahan sedangkan Arsell masih saja berceloteh menceritakan semua yang ia rasakan ketika menikmati seluruh wahana permainan di pasar malam. Dia memang benar-benar duplikat seorang Aisyah, yang apabila celotehannya tidak ditanggapi ia akan marah dan merajuk. 30menit perjalanan, akhirnya kami sampai di rumah. Aku segera memanggil Dini, untuk menggendong tubuh Arsell yg juga sudah tertidur. Dan aku mengangkat tubuh Aisyah yang sudah tertidur pulas. Dini dan Ibuku sempat khawatir melihat Aisyah yang aku bawa masuk dengan cara menggendongnya, tapi setelah aku jelaskan mereka sedikit merasa legah. Aku merebahkan tubuh Aisyah diatas ranjang dan aku segera membersihkan diri dan berwudhu. Setelahnya, aku membangunkan Aisyah agar membersihkan diri dan melaksanakan shalat isya. Karna dirinya juga belum melaksanakan shalat isya. Aku menepuk pelan pundak Aisyah, Aisyah merupakan tipe orang yang sangat mudah terjaga dengan suara-suara di sekitar. Sekali menepuk pundaknya ia langsung bangun. Dan menuju kamar mandi, sementara aku menyiapkan perlengkapan shalat kami.

Aku menunggu dirinya untuk shalat berjama'ah. Saat ia memasuki kamar, aku melihat Aisyah menatapku sedikit terheran dengan perlengkapan shalat yang sudah kau sediakan, dan aku memakai baju kokoh dengan sarung dan peci.

"Kenapa melamun? Ayookk sini kita shalat jama'ah dek." Ucapku mengajak Aisyah untuk memakai mukenanya. Aku dan Aisyah melaksanakan shalat dengan khusyuk. Setelah shalat aku menyodorkan tanganku ke arah Aisyah, dan Aisyah sedikit terkejut dengan perlakuanku. Dengan ragu ia mencium punggung tanganku, dan aku mencium keningnya lama.

"Maafkan Abang, Abang belum bisa jadi Imam yang sempurna untukmu. Tapi Abang minta, tetaplah berada di samping Abang apapun terjadi dek. Jangan pernah mundur dan tinggalkan Abang disaat ada masalah mencoba keluarga kecil kita." Ucapku berharap pada Aisyah. Dan sambil menangis Aisyah menjawab dengan anggukan.  

Author POV
Setelah selesai melaksanakan shalat, Aisyah kembali merasakan tubuhnya melemas. Egi yang melihat perubahan pada Aisyah,membantu Aisyah melepas mukenahnya dan membereskan perlengkapan shalatnya. Setelahnya, Egi mengajak Aisyah untuk segera berbaring di ranjang. Aisyah langsung memejamkan matanya dan Egi menyelimuti tubuh Aisyah. Perlahan Egi mencoba untuk berbaring di sebelah Aisyah, meskipun ia masih ragu. Tapi ia tak mau jika harus berjauhan dari istrinya itu disaat kondisi Aisyah yang tidak stabil. Egi tidur dengan menghadap kearah Aisyah dan memeluk tubuh Aisyah. Dan mereka pun tidur menyambangi dunia mimpi.

***
Pagi-pagi sekali Aisyah sudah bergelut di dapur menyiapkan sarapan. Di kamar, Egi yang terbangun mencari-cari keberadaan Aisyah yang sudah tidak ada di sampingnya. Ia keluar dari kamar, dan mencium aroma nasi goreng dari dapur. Egi tersenyum, saat matanya menangkap seseorang yang ia cari sedang bergelut di dapur. Saat Aisyah sedang menuang nasi goreng di wadah,Egi berjalan pelan dan memeluk Aisyah dari belakang. Aisyah terkejut, merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Aisyah menoleh sebentar, dan kembali melanjutkan aktifitasnya dengan Egi yang masih bergelayut manja di belakangnya.

"Aku nggak bisa selesai masak kalo kamu meluk terus."  Ucap Aisyah singkat.

"Sebentar aja dek. Kamu kapan manggil Abang lagi? Abang kangen di panggil begitu lagi sama kamu."  Ucap Egi sedikit manja menggesekkan dagunya di bahu Aisyah. Aisyah hanya mendesah kesal.

Setelah selesai memasak, Aisyah bersiap memanggil seluruh anggota keluarga untuk segera ke meja makan dan sarapan. Semua sarapan sambil berbincang kecil, berbeda dengan Aisyah yang memilih sarapan dalam hening tanpa suara. Di tengah sarapan, Hp Egi berbunyi. Sejenak Egi menoleh ke layar ponsel dan beralih menatap Aisyah. Egi bangun dari duduknya, dan meminta ijin untuk menjawab telpon yang di jawab anggukan oleh Rahmi. Aisyah tidak mempedulikan siapa sang penelpon.

Semua sudah menyelesaikan sarapannya, Aisyah di bantu Dini membereskan sisa sarapan dan mencuci piring kotor. Setelah selesai, Aisyah berjalan menuju teras rumah untuk bersantai. Ketika melewati pintu kamarnya, samar Aisyah mendengar suara Egi yang masih berbincang lewat telpon.

"Aku akan bicarakan baik-baik sama Aisyah. Aisyah wanita yang baik. Aku yakin dia akan menerima Marsya untuk tinggal bersama kami. "

"........."

"Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kesalahanku pada Marsya. Aku janji, aku tidak akan lari dari tanggung jawabku."

"....."

"Hari ini aku akan bicara pada Aisyah. Dan besok aku akan jemput Marsya. Bilang sama Marsya kalau aku sangat menyayanginya dan tidak akan menyakitinya. "  Telinga Aisyah sudah tak sanggup mendengar semua penuturan itu. Siapa Marsya? Dan apa hubungan Egi dengan Marsya? Kenapa laki-laki itu harus bertanggung jawab?.. Aisyah memilih untuk beranjak, dan melihat Arsell apakah gadis kecil nya itu sudah siap berangkat kesekolah. Aisyah memilih mengantarkan sendiri Arsell kesekolah, dan menunggu gadis kecilnya itu sampai pulang sekolah. Ia melakukan ini untuk melupakan hal yang tak sengaja ia dengar tadi. Hati Aisyah masih merasakan sakit hati atas perlakuan Egi dulu, dan apakah sekarang ia harus merasakannya lagi?. Tanpa pamit Aisyah mengemudikan mobilnya, Egi yang mendengar suara mobil langsung keluar kamar. Dan melihat Aisyah sudah pergi melajukan mobil.

"Din, kok bukan kamu yang ngantar Arsell? Aisyah kan mau Abang ajak buat di kenalin sama karyawan di showroom." Ungkap Egi sedikit kesal

"Nggak tau bang. Tadi ka Aisyah maksa mau nganter Arsell katanya bosen dirumah terus. Tadi juga dia kayak habis nangis. Kalian berantem lagi?  Tanya Dini pada kakak laki-lakinya itu.

"Hmm nggak ah. Kok tiba-tiba berubah gitu sih. Kenapa lagi tuh cewek?" Dengus Egi kesal dengan tingkah Aisyah.

***
Keluarga kecil itu baru saja menyelesaikan acara makan malam. Aisyah memilih untuk beristirahat di dalam kamar, dan disusul Dengan Egi di belakang Aisyah. Setelah keduanya sampai di kamar, hanya ada keheningan. Aisyah yang duduk di tepi ranjang, sambil fokus membaca novel. Dan Egi yang fokus bermain sosial media dari hp nya. Tiba-tiba saja Egi teringat sesuatu hal penting yang harus ia sampaikan pada Aisyah. Mengenai Marsya, gadis yang telah ia buat hancur dan ia harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada gadis itu. Ia tak mau melakukan kesalahan yang sama lagi menyia-nyiakan dan menghancurkan kehidupan anak gadis orang lagi..

"Ekhem.. dek ada yang mau Abang bicarain ke kamu." Aisyah menoleh sekilas ke arah Egi dan melanjutkan ritual membacanya.

"Dek, ini serius. Abang mau membawa seorang perempuan ke rumah kita. Namanya Marsya, dia...."  Aisyah membulatkan matanya sempurna mendengar nama Marsya. Ia menoleh dan mengangkat sebelah alisnya, terlihat Egi yang ragu melanjutkan perkataannya..

"Dia siapa lagi? Apa kamu masih belum berubah dengan merusak anak gadis orang lagi?" Jawab Aisyah santai dan mampu membuat Egi terkejut atas tuduhan Aisyah padanya.

"Kamu kok bicara begitu? Nggak baik su'udzon sama suami sendiri dek. Aku sudah berubah, aku nggak pernah lagi ngelakuin hal kotor itu dek."

"Trus siapa Marsya? Kenapa harus bawa dia ke rumah ini dan kenapa kamu harus bertanggung jawab hah?" Jawab Aisyah dengan ketus dan sedikit membentak.

"CUKUP!! Kenapa kamu nggak pernah bisa percaya sama aku?" Egi pun meninggikan suaranya dan terlihat Aisyah yang mencoba menahan airmatanya.

"Aku mau tidur sama Arsell." Aisyah beranjak dari kamar, namun berusaha di cekal oleh Egi.

"Dek maaf, Abang udah bentak kamu. Tapi Abang mohon dengerin penjelasan Abang lagi. Gimana Abang bisa jelasin ke kamu masalahnya kalo kamu bersikap seperti ini." Egi berusaha memeluk tubuh Aisyah yang mulai terisak dalam tangisnya.

"Aku mau tidur sama Arsell. " Jawab Aisyah sambil berusaha melepaskan pelukan Egi. Namun Egi menggeleng dan tetap berusaha memeluk Aisyah paksa.

"AKU BILANG AKU MAU TIDUR SAMA ARSELL ANAK AKU.!! MINGGIR KAMU.!!"  Aisyah berteriak dalam tangisnya, dan mendorong tubuh Egi sehingga Aisyah bisa keluar dari kamar itu. Mendengar suara Aisyah yang berteriak Rahmi keluar dari kamarnya dan melihat Aisyah berjalan sambil menangis menuju kamar Dini.

Cerita Kelam AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang