Masalah

1.2K 29 0
                                    

Author POV
Aisyah terbangun mendengar Adzan subuh. Ia segera bersiap untuk shalat subuh berjamaah bersama santriwan-santriwati di pondok. Aisyah berdoa dalam sujud panjangnya, betapa hina dan berdosanya ia selama satu bulan ini. Yah, satu bulan sudah Aisyah terjerat zina dalam hubungannya bersama Egi. Ia memohon ampun pada Allah, hatinya menjerit memohon ampunan pada yang Rabb. Airmata penuh di pelupuk matanya, semua kejadian menjijikkan itu berputar terus di ingatannya, dan entah kenapa hatinya sesak mengingat itu. Seakan ada rasa jika Egi tidak akan serius dengan perkataannya.

Setelah selesai menyelesaikan shalat subuh, Aisyah bersiap-siap untuk mengajar. Sampai pagi ini belum ada kabar dari laki-laki yg belakangan selalu ia sebut dalam doanya. Sampai akhirnya Aisyah sendiri yang terlebih dulu mengirimi pesan. Dan lama di balas oleh Egi. Ketika Aisyah asyik mengajar, ia melihat layar Hp nya menyala. Menandakan notifikasi.

From: Egi
"Wa'alaikumsalam dek. Abang berangkat mudik yah. Kamu hati-hati selama Abang gak d Palembang. 😘"
Sesak itulah yang dirasakan Aisyah, kenapa begitu mendadak sekali Egi mengabarinya bahwa ia mudik. Aisyah mencoba menghilangkan pikiran-pikiran jelek yang terlintas. Ia menguatkan hatinya agar percaya pada laki-laki itu. Bukankah, kalau kita memilih seseorang menjadi pasangan kita, kita harus mempercayainya terlebih dahulu? Itulah yang di prinsip kan Aisyah.

To : Egi
"Kok mendadak bang? Kmaren pas di rumah gak ngomong kalo mau mudik."  Tanya Aisyah sedikit curiga pada Egi. Jangan tanya kenapa Aisyah mengubah nama kontak Egi menjadi namanya biasa. Sudah seminggu Aisyah mengubah nama kontak laki-laki itu. Saat Aisyah mendapati bahwa nama kontak dirinyapun ditulis dengan namanya biasa saja di Hp Egi. Namun Aisyah menutupi kekecewaannya.

From: Egi
"Lusa kondangan dek. Trus sekalian baru ke Palembang pas Ibuk ke Jogja untuk wisuda Putri."

To :Egi
"Yaudah. Abang hati-hati. Jaga hati selama disana jangan nakal. "  Pesan Aisyah pada Egi. Ia sangat takut jika apa yang ia bayangkan terjadi. Ia tidak tau apa jadinya jika yang ia takutkan terjadi, mana ada laki-laki yang mau menikahi perempuan yang telah di sentuh orang lain apalagi kehormatannya.

Egi POV
Aku merasa bersalah telah berbohong pada Aisyah. Tidak sepenuhnya berbohong, aku memang pergi mudik ke kampungku. Tapi hanya beberapa hari, karna lusa aku ada janji untuk menemui kekasihku yang lain. Dia masih satu kabupaten denganku. Aku mengenalnya melalui temanku dan berkenalan lewat FB, itulah aku memblokir FB Aisyah karna aku dan wanita itu sudah menjalani hubungan spesial lebih dari dua Minggu. Aku tau ini akan menyakiti perasaan Aisyah, tapi selama Aisyah tidak tau aku bisa menikmati hubungan ini bukan? Aisyah begitu polos, aku merasa bersalah telah menikmati tubuhnya. Tapi aku yakin dia masih punya masa depan selain bersamaku laki-laki bejad yang berlindung pada ketampananku.

***
Saat ini aku sedang dalam perjalanan ke kampung, aku mampir ke tempat wanita baruku. Ia mengajakku kerumahnya, kebetulan dirumahnya pun sedang sepi. Setelah berbasa-basi mengobrol dan layaknya orang yang sudah lama tak bertemu sang kekasih. Aku menikmati wajahnya, ia mendekatkan wajahnya dan hasratku bermain untuk menikmati bibir nya. Lama kami saling mengulum bibir satu sama lain. Ia memainkan jemarinya di tengkuk leherku, aku begitu menikmati sentuhannya. Aku lebih menikmatinya, dari ketika aku melakukan itu pada Aisyah yang hanya pasrah. Tanganku mulai bekerja, menyibakkan baju kaus yang ia pakai dan membuka pengait bra yang ia pakai. Aku meraba kebagian depan tubuh wanita itu, dan mendapati dua gembulan yang begitu kenyal. Aku tak tahan, aku membuka seluruh pakaiannya. Tapi baru aku menyibakkan bajunya, ia mengajakku ke kamarnya. Aku sudah tak bisa menahannya lagi. Aku menghisap dan menyedot payudara itu, menikmati bahkan sangat menikmatinya. Desahan genitnya membuat hasratku semakin memuncak. Kurasakan tangannya mencoba membuka resleting celanaku, aku sedikit memberi kebebasan agar ia lebih mudah membukanya. Dan setelah sempurna terlepas, aku mulai melampiaskan hasratku. Iapun berhasrat hingga aku merasakan cairan hangat darinya di bagian alat vital ku, dan aku segera menghentikannya. Katakanlah aku sudah ahli dalam hal ini, sehingga aku bisa segera melepaskan benda keras di tubuhku agar tidak memuncratkan cairannya di dalam tubuh wanita yang telah aku nikmati. Tapi wanita yang satu ini, tidak seperti Aisyah. Aku tidak butuh tenaga banyak untuk merusak benda yang sangat dijaga oleh wanita. Begitu mudah aku memasukkan adik perkasaku ini, berbeda dengan Aisyah yang butuh setengah jam untuk mengambil dan menikmatinya. Aku melihat wanita itu sudah terlelap masih dalam tanpa pakaian menutup tubuhnya. Aku terbayang Aisyah yang menangis meringkuk saat kami sudah melakukan hal ini pertama kali.

Aku kembali memakai celana dan pakaianku. Aku mengecup kening wanita ini sekilas, dan berpamitan untuk pulang. Aku melihat sudah banyak notifikasi dari Aisyah baik panggilan tak terjawab, pesan, ataupun WA. Aku memilih mengabaikannya. Aku menyalakan motor, dan melanjutkan perjalananku. Sebelumnya aku mengetikkan pesan pada wanita yang baru saja melayaniku dengan cuma-cuma dengan status pacar.

To :Mia Syg
"Makasih sayang. Kamu nakal mainnya. Abang bakal betah sering main kesini. 😘"  Aku tersenyum, rasa nyaman pada Aisyah seolah sirna begitu saja. Apa aku sudah menyakiti wanita itu? Entahlah aku pikirkan nanti saja tentang wanita satu itu. Toh dia sudah aku blokir di FB dan Ig, dia juga jauh. Dia tidak akan curiga. Dia begitu percaya segala apapun yang aku katakan jadi tenang saja.

Aisyah POV
Perasaanku tak enak, Egi belum juga membalas semua pesanku. Apa ada sesuatu terjadi padanya? Atau dia masih di jalan? Tapi ini sudah pukul 4soreh, dia mudik dengan bermotor harusnya sudah sampai dua jam yang lalu karna dia berangkat jam 9 tadi atau bahkan sebelum dhuzur harusnya sudah tiba. Tapi kenapa belum memberi kabar? Apa dia kecapean dan beristirahat? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dikepalaku. Aku memilih bersiap mandi dan melaksanakan shalat ashar. Ketika aku melihat Hpku. Pesanku sudah dibalas dari sosok yang sedari tadi aku tunggu.

From: Egi
"Assalamu'alaikum syg, jgan lupa shalat ashar. Abang udah sampe dari tadi. Langsung istirahat kecapean."  Aku sedikit lega dengan jawabannya. Setidaknya ia menyempatkan waktu untuk mengabariku.

To :Egi
"Wa'alaikumsalam bang. Ini baru sudah ashar. Yasudah Abang mandi, trus shalat ashar. Biar agak segeran." Jawabku mencoba menghilangkan segala prasangka burukku sejak siang, meskipun perasaanku masih tidak enak. Tak ada lagi balasan darinya. Biasanya dia akan selalu membalas pesanku.

Author POV
Sudah seminggu Egi berada di kampungnya, dan sudah beberapa kali ia bertemu dengan wanita yang perlahan menyingkirkan Aisyah dari hatinya. Dan itu artinya sudah beberapa kali juga mereka melakukan hal menjijikkan itu. Tapi Egi masih tak ingat apa yang dilakukannya pada Aisyah. Di tempat berbeda Aisyah selalu berdoa agar Allah selalu meridhoi apapun langkahnya, menjodohkan dirinya dengan Egi untuk menebus segala dosa yang mereka perbuat. Ada hal yang mengganjal Aisyah, meski baru seminggu ia dan Egi berpisah tapi Aisyah masih ingat kapan mereka melakukan hal bodoh itu terakhir kalinya. Tepat sebulan yang lalu, saat Aisyah baru sehari selesai menjadi wajib karena Haid. Pikiran Aisyah kacau, ia mencoba menghubungi Egi.

To :Egi
"Assalamu'alaikum bang. Abang sudah makan? Sudah isya? Adek ganggu gak?" Aisyah menunggu balasan dari Egi. Tapi belum di baca oleh Egi. Biar bagaimanapun Egi harus tau masalah ini, benar atau tidaknya dugaannya ia butuh seseorang untuk menguatkan dirinya.

From: Egi
"Wa'alaikumsalam dek. Baru sudah semua dek. Kenapa syg? Kangen yah?"

To: Egi
"Bang, ada hal penting yang adek mau omongin. Adek belum halangan lagi. Ini udah seminggu telat. Adek takut "

From:Egi
"Maksudnya kamu hamil? Udah coba cek pake tespek? Abang gak pernah masukin di dalam loh dek." Jawaban Egi seolah belati tajam menohok tepat di jantung Aisyah. Egi seakan menganggap tak terjadi apa-apa dan menganggap hal ini masalah spele. Aisyah menangis, ingin dia marah pada laki-laki itu. Tapi ditahannya karna ia tau itu akan menjadi Boomerang bagi dirinya sendiri. Ia sangat tau jika di bantah Egi akan sangat marah. Aisyah memilih menjawab akan mencoba membeli tespek. Tapi otaknya berpikir keras bagaimana bisa ia membawa masuk benda itu ke dalam asrama ini? Aisyah bingung. Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan? Aisyah gamang. Dan memilih untuk mengabari dan menceritakan apa yang terjadi pada Siti Bibik Egi.

Cerita Kelam AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang