Awal Cerita Baru

1K 36 3
                                    

Author POV
Keberangkatan Aisyah dan Egi terpaksa harus diundur mengingat kondisi Aisyah yang kembali menurun. Meski tidak menjalani perawatan serius di rumah sakit, tapi Ratna tidak mengijinkan jika Aisyah harus berangkat ke Jakarta dengan kondisi yang belum stabil. Aisyah masih terus menangis dan meratapi nasibnya. Ia selalu mengurung diri didalam kamar, bahkan untuk makan pun harus di paksa terlebih dahulu baru ia akan memaksa untuk memasukkan makanan ke tubuhnya. Saat ini Egi sedang mencoba menghibur Aisyah dengan mengajaknya berkeliling ke taman kota bersama dengan Arsell. Meskipun harus memaksa Aisyah terlebih dahulu, tapi akhirnya Aisyah setuju dan mengiyakan ajakan Egi dan Arsell yang terus membujuk dengan memasang wajah agar dikasihani. Egi sudah siap dengan stelan kaos rumahan dengan celana jeans selutut. Aisyah masih ingat betul, celana jeans itu adalah celana jeans kesayangan Egi karna celana tersebut adalah celana jeans selutut yang pertama kali ia miliki dan kado dari Aisyah ketika ulang tahunnya.
Aisyah keluar dari kamar dengan stelan gamis berwarna navy dengan jilbab lebar dan cadar yang senada. Dan Arsell yang sudah siap dengan gamis pink cerah dengan jilbabnya. Aisyah sangat merindukan putri kecilnya itu, meskipun mereka tinggal satu atap mengingat kondisi Aisyah yang kadang tidak stabil mengharuskan Arsell untuk sementara selalu tidur bersama Dini adik Egi. Dan juga Dini sangatlah menyayangi keponakannya yang sangat mirip dengan Aisyah. Dengan begitu Dini bisa lebih mengenal kakak iparnya yang baru ia kenal saat Aisyah sudah tinggal di rumah mereka dan tanpa Egi disampingnya sebagai suami. Sedikit banyak Dini belajar dari Aisyah mengenai kesabaran seorang istri pada suami, dan betapa tegarnya Aisyah menghadapi segala cobaan.

"Umi, Abi Acell cantik dak? Ini Aunty Dini yang pakein. Abi, inget dak ini kado ultah dari Abi loh waktu di Linggau." Celoteh Arsell dengan suara kanak-kanaknya. Membuat Egi tersenyum dan sedikit berjongkok mensejajarkan dengan tinggi Arsell.

"Hmmm anak Abi sama Umi cantik banget. Kamu tau nggak kamu mirip siapa?" Tanya Egi pada Arsell sambil melirik dan tersenyum lembut pada Aisyah membuat Aisyah mematung dan Malu.

"Milip Umi lah Abi. Soalnya kata Aunty sama nenek Acell ini duplikatnya Umi waktu kecil. " Jawab Arsell dengan celotehnya yang semakin hari semakin mirip dengan Aisyah.

"Hahahaha anak Abi ternyata sudah tau yah. Dan kamu tau nggak kalo Abi bahagia sekali Allah mengirimkan bidadari yang nggak kalah cantik dari bidadari kecil Abi yang di depan Abi sekarang. " Kembali Egi mencoba menggoda Aisyah yang semakin merah wajahnya di balik cadar yang ia pakai.

"Siapa Bi? Abi punya Umi baru buat Acell?? " Ucap Arsell polos membuat Aisyah dan Egi saling menatap terkejut akan apa yang dikatakan Arsell barusan. Membuat Egi gelagapan.

"Bukan sayang. Abi sudah punya dua bidadari cantik dan insyaallah Sholeha. Yaitu Arsell dan Umi. Istri Abi tercinta, dan Abi janji cuma Umi lah istri Abi satu-satunya." Ucap Egi yang tiba-tiba berdiri dan mengecup kening Aisyah. Membuat Aisyah malu atas perlakuan Egi karna menciumnya di depan Arsell. Sedangkan Arsell teriak kegirangan melihat kemesraan Abi dan Uminya. Arsell berhambur memeluk kaki kedua orangtuanya, dan Egi segera menggendong Arsell di tengah mereka dan bersamaan dengan Aisyah mencium kedua pipi Arsell. Di lain tempat Dini yang melihat moment itu tak mau melewatkan dan memotret moment itu di Hp nya. Ia tersenyum, dan bahagia melihat keluarga kecil kakaknya kembali utuh dan bersatu. Dalam hati kecilnya ia berdoa semoga keluarga kecil itu selalu dalam kebahagiaan dan lindungan Allah dan bisa melewati segala cobaan yang akan datang.

"Ekhem disini ada yang jomblo kak. Jangan mesra-mesraan di sini. Bikin iri tau nggak. " Celetuk Dini, sontak Egi yang sejak tadi memeluk Aisyah dan Arsell melepas pelukannya. Dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sedangkan Aisyah hanya menahan malu dengan menunduk.

"Katanya mau jalan ke taman kota. Kenapa malah mesra-mesraan disini sih? Sana berangkat keburu soreh, dari taman kota jangan lupa bawa oleh-oleh. Kalo bisa bawa ponakan sekalian. " Celetuk Dini lagi membuat Aisyah dan Egi semakin terkejut apa yang di bicarakan Dini.

"Kami cuma mau ke taman kota dek. Bukan honeymoon untuk buat program adek nya Arsell." Dan segera Aisyah mencubit perut Egi membuat Egi meringis kesakitan. Sedangkan Arsell hanya bingung melihat Abinya yang tiba-tiba meringis dan tiba-tiba tersenyum.

"Kamu udah mulai berani yah dek? Liat aja nanti malam. Kamu harus Abang hukum." Ungkap Egi pada Aisyah. Dan hanya mendapat tatapan tajam dari Aisyah.

"Mau berangkat sekarang atau nggak sama sekali?" Ucap Aisyah membuat Egi bergidik ngeri karna nada suara Aisyah kembali dingin

"Yaudah yuk kita berangkat. Din, kamu di rumah hati-hati. Ada apa-apa langsung telpon kakak, dan jangan bicara sama orang yang kamu nggak kenal. Kakak sama Aisyah dan Arsell berangkat. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati kak." Ucap Dini setelah mengantarkan Aisyah dan Egi ke depan pintu.

***
Aisyah dan Egi sudah tiba di taman kota, Aisyah tersenyum melihat keasikan Arsell yang bermain ayunan di dampingi Egi. Egi menatap Aisyah dari tempatnya juga tersenyum. Setelah melihat Arsell yang mulai lelah bermain, Egi mengajak Arsell untuk mendekat dengan Aisyah. Aisyah memberikan sebotol minuman mineral untuk Egi dan sekotak susu instan untuk Arsell. Suara adzan magrib terdengar samar, Egi mengajak Aisyah dan Arsell untuk mencari masjid terdekat dan melaksanakan shalat magrib terlebih dahulu, setelahnya mencari tempat untuk makan malam.

Setelah makan malam, Aisyah bersama keluarga kecilnya mengunjungi sebuah pasar malam yang ada di pusat kota Sekayu. Aisyah sudah merasa lelah mengikuti segala keinginan Arsell untuk menaiki seluruh wahana permainan yang ada, bahkan dari salah satu wahana permainan Arsell dan Egi berhasil mendapatkan hadiah berupa boneka berukuran besar dan sedang yang di berikan pada Aisyah. Disaat Egi dan Arsell sedang asyik bermain Aisyah hanya menunggu dengan duduk di salah satu kursi tak jauh dari anak dan suaminya. Keluarga kecil itu kini memulai lembaran baru untuk menggapai kebahagiaan mereka. Sementara itu jauh tak jauh dari keberadaan Aisyah duduk, ada sepasang matang yang menatap Aisyah dengan sendirinya dan penuh kerinduan. Dan disisi lain ada sepasang mata yang menatap benci pada kebahagiaan keluarga kecil itu.

Cerita Kelam AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang