amarah Arsell

1.1K 37 0
                                    

Author POV
Aisyah saat ini sedang makan dengan disuapi oleh Rahmi. Ibu mertuanya. Di dalam ruang inap Aisyah banyak keluarga Egi yang menjenguk Aisyah, sedangkan Egi tak terlihat sejak kemarin. Aisyah tak terlalu memusingkan kemana perginya suaminya itu. Aisyah membuang jauh-jauh pikirannya yang terus menduga-duga kemana Egi pergi. Terlebih setelah ia tau cerita bahwa Egi telah dicerai oleh Mia. Aisyah mendengar cerita itu dari Dini, adik iparnya yang sangat dekat dengannya.

Flash back on

Aisyah sedang berdua bersama Dini, banyak yang mereka perbincangkan. Sampai Aisyah menceritakan saat Mia datang tiba-tiba dan menamparnya.

"Wajar kak. Dia merasa menyesal sudah meninggalkan kak Egi dimasa sulitnya. " Aisyah nampak berfikir tapi masih diam menunggu Dini melanjutkan.

" Waktu Kaka baru melahirkan, ka Egi pergi nyusul ke rumah sakit, tapi kakak sudah keluar dan mama nyuruh kakak pulang ke tempat orang tua angkat kakak. Kak Egi ngejar kakak ke Palembang. Ke pondok dan nemuin umi dan Abah. Ternyata hasilnya nihil, ka Egi mutusin untuk nginap di rumah lama nenek d Palembang. Dia debat besar sama Mia. Dan besoknya, ka Egi dapat alamat rumah orangua angkat kakak dari pak Abdian." Cerita Dini

"Abdian??"  Batin Aisyah

"Setelah mendapatkan alamat ornagtua angkat kaka, ka Egi langsung ke alamat itu. Dan nemuin kaka. Tapi kaka masih marah dan kecewa sama ka Egi. Bahkan nyuruh ka Egi untuk pergi." Ujar Dini lagi, dan Aisyah mengangguk pelan mengiyakan kenyataan itu.

"Sepulang dari sana, ka Egi langsung menuju rumahnya dengan Mia. Mereka berdebat besar, karna ka Egi dapat surat pemecatan dari kantornya. Mia sangat marah, dan singkat cerita menggugat cerai ka Egi. Sebenernya bukan di pecat, tapi ka Egi minta tolong sama pak Abdian untuk mengirimkan surat pemecatan. Itu satu-satunya cara ka Egi untuk bisa lepas dari Mia. Karna ka Egi sudah tau semua kebohongan yang dilakukan Mia. Mia bohong kalo dia berbuat dengan Egi, dan mengatakan hamil. Di saat awal pernikahan dia mengaku keguguran. Nyatanya, Mia sudah tidak perawan sejak sebelum mereka menikah. Dan di vonis tidak bisa hamil karna pernah mengalami pendarahan hebat saat dia ONS dengan mantannya yang entah yang keberapa. Setelah perceraian itu, ka Egi mencari kakak ke mana-mana. Bahkan dia pergi ke Jakarta tempat tinggal kakak yang lama, tapi mreka sudah tidak tinggal disitu. Lalu ka Egi mencoba membuka sebuah showroom dan Alhamdulillah berjalan lancar.. dan kakak tau?..."
Dini mengehentikan ceritanya membuat Aisyah menaikkan sebelah alisnya, meminta Dini melanjutkan ceritanya.

"Hmmmm ka Egi kembali mendapat kabar, melihat seorang wanita bercadar dengan seorang anak perempuan berjilbab lebar berbelanja di mini market dekat showroom nya. Dan beberapa hari kemudian, dengan mata kepalanya sendiri ka Egi melihat kakak dan Arsell mencuci mobil di showroom miliknya. Seperginya kakak dia ngejar sampe ke rumah orangtua angkat kakak. Tapi nihil, dia maksa ka Reza untuk memberitahu. Dan ka Reza memberi tau keberadaan kakak. Itulah dia bisa sampai ke tempat kalian di Linggau kak. Dia sudah berubah setelah 3tahun lebih kepergian kakak " ungkap Dini membuat Aisyah menangis.

"Tapi aku belum bisa maafin dia Din. Terlalu sakit rasanya."

"Aku paham perasaan kakak. Tapi demi Arsell kak. Arsell pun sangat dekat dengan ka Egi. Dan ka Egi pun sangat sayang pada Arsell. " Ungkap Dini, membuat Aisyah terdiam.

Flash back off.

Elusan tangan Rahmi membuat Aisyah sadar dari lamunannya. Ia tersenyum. 

" Syah, kamu sudah boleh pulang besok kata dokter. " Ungkap Rahmi tersenyum.

"Mah, tapi Aisyah belum mau pulang kerumah. Aisyah belum bisa mah."  Jawab Aisyah masih bersikukuh

"Sampai kapan nak? Berdamai dan dengan hati kamu. Kalahkan egomu. Mama tau, kamu masih sangat mencintai Egi. Tapi egomu lah yang mengalahkannya. "

"Nggak mah. Cinta itu sekarang berubah jadi benci sangat benci." Rahmi menghela nafas beratnya, tak ingin berdebat dengan menantunya yang kadang keras kepala dan tak ingin mengalah.

Egi POV
Hari ini Aisyah sudah di perbolehkan pulang, aku menjemputnya di rumah sakit. Ia terlihat sudah sedikit agak lebih segar dari kemarin. Aku masih canggung untuk mengajaknya berbicara. Dia berjalan di depanku. Di dalam mobil suasana masih sama, keheningan lah yang menemani kami.

"Mau langsung ke rumah atau mau makan dulu?" Ucapku memecah keheningan yang ada. Dia masih diam. Aku menghela nafasku dengan sedikit frustasi akan sikapnya.

"Atau kamu mau aku ajak ke taman kota? Dulu kan kamu pengen banget ke taman kota. Foto di tempat..." Belum selesai aku mengucpakan kata-kata Aisyah sudah cepat memotongnya.

"Aku mau langsung istirahat. Dan ketemu Arsell."  Ucapnya. Aku pikir, sebelum sampai rumah aku bisa untuk menghabiskan waktu bersamanya. Aku malajukan mobil kearah rumahku. 

Sesampainya di halaman rumah, Aisyah langsung membuka pintu mobil dan menuju ke dalam rumah setelah mengucapkan salam. Keluarga menyambut hangat kepulangan Aisyah begitupun Arsell yang langsung memeluk Aisyah.

"Uummiiii..  Arsell Lindu.."

"Hmmm anak umi kok jadi manja? Sering di manja sama Tante dini yah?" Ucap Aisyah menggendong Arsell. Tak lama Arsell tersenyum melihat aku yang masih berdiri di depan pintu.

"Abi. Arsell juga mau peluk Abi. Abi sini.. " panggil Arsell padaku, dan aku berjalan pelan. Masih dalam gendongan Aisyah, Arsell merentangkan tangannya meminta aku memeluknya dengan posisi ia masih dalam gendongan Aisyah.

"Abi peluk Arsell.."  ungkap Arsell membuat Aisyah sedikit menoleh ke arah Arsell.

"Hmmm Arsel. Abi mana bisa meluk Arsell kalo masih di gendong umi?"  Ucapku perlahan.

"Bisa Abi, buktinya Ayah Rio sering meluk Rio kalo lagi di gendong bundanya pas jemput pulang sekolah. Deva juga, malah papanya Deva sering cium mamanya Deva sama cium Deva di sekolah. Kenapa Abi sama umi nggak bisa? Arsell nih anak umi sama Abi bukan sih? Yang sayang sama Arsell cuma satu satu gitu. Kalo Arsell di gendong umi, Abi nggak mau Deket Arsell. Kalo Arsell sama Abi juga umi nggak pernah mau Deket Arsell. Malah sibuk tidur di rumah sakit. " Ucap Arsell membuat seluruh keluarga yang ada disitu tersenyum menggelengkan kepala sedangkan aku dan Aisyah terdiam membisu.

"Arsell sayang, umi masih capek dan mau istirahat. Arsell kalo mau main sama Abi main aja. Umi mau istirahat sebentar yah. "  Ucap Aisyah pada Arsell. Aku mencoba mengambil Arsell dari gendongan Aisyah, tapi di luar dugaanku Arsell justru marah padaku dan Aisyah.

"Arsell pengen main sama Abi sama Umi. Bukan cuma sama Abi atau umi aja. Tapi dua-duanya. Arsell pengen kayak temen-temen Arsell main di taman kedua orangtuanya, dianterin kesekolah juga sama kedua orangtuanya. Semua temen Arsell punya foto bareng-bareng sama ornagtuanya, kakak, adeknya. Sedangkan Arsell? Nggak pernah rasain itu. Abi sama umi tuh sayang Arsell nggak sih? Malah yang sayang sama Arsell kayaknya Tante Dini."

"Arsell jaga ucapanmu, umi nggak pernah ngajarin kamu bicara seperti itu. Belum waktunya kamu tau kenapa umi nggak bisa harmonis dan nggak bisa Nerima Abi kamu "  ucap Aisyah sedikit tersulut emosi

"Umi jahat. Bukannya umi yang bilang kalo orang jahat ke kita, kita harus balas kebaikan? Tapi kenapa umi malah sebaliknya? " Ungkap Arsell kembali sambil terisak, Aisyah yang mendengar perkataan Arsell pergi begitu saja. Masuk ke dalam kamar, dan Arsell menangis sejadinya. Aku mencoba menenangkan Arsell. Dia masih terlalu kecil, tapi pemikirannya sudah dewasa dan kritis. Arsell reinkarnasi dari Aisyah. Sifat mereka benar-benar sama. 

Cerita Kelam AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang