05. Appetizers Called Kisses

2.4K 169 8
                                    

Hanna Arleen.

Alright, Reliy sangat ingin mengutuk wanita youtuber itu.

Alasannya sederhana, satu Hanna Arleen memiliki senyum memikat yang mampu menghipnotis para subscriber—termasuk Reliy, hingga menuruti semua perkataannya saat berbagi tips. Itu menyebalkan. Maksudnya bagaimana seseorang bisa tersenyum, di saat dirinya telah menyebabkan bencana untuk orang lain. Dua, karena tips melahirkan mood saat menari streaptease ala Hanna Arleen, Tyler jadi menyusup ke dalam kamar Reliy. Dan tiga, mungkin Reliy memang harus melakukan hal tersebut—mengutuk Hanna Arleen menjadi batu—agar tidak ada lagi korban lain. Akan tetapi, empat, Reliy tidak segila demikian—dia bukan penyihir atau orang suci yang bisa melemparkan kutukan dengan mudah.

Jadi silakan katakan bahwa semalam, Reliy hanya sedang sial dan kesialan itu berakhir seperti kutukan.

Yep, kutukan! Karena menjadi pelayan atau terlibat dengan kehidupan Tyler tidak pernah menjadi impian Reliy. Bahkan jika itu adalah impian terpendam sekalipun.

Dan sayangnya, Reliy tidak bisa menolak, meskipun ia ingin.

Damned!

"Sebaiknya kau mati saja." Berdiri di depan papan pengumuman, Reliy menyandarkan keningnya di sana—membentur-benturkan beberapa kali hingga beberapa orang yang melintas, menganggap gadis itu kehilangan akal.

Atau mungkin tidak.

Reliy hanya frustrasi karena Tyler memiliki rekaman saat ia melakukan striptease. Bahkan video berdurasi tiga menit itu tersimpan apik di memori ponsel Tyler, hingga Reliy mau tidak mau harus menjadi pelayan Tyler selama di kampus, di apartemen, dan di mana pun saat lelaki tersebut membutuhkannya.

Well, ini gila dan akan menjadi perbincangan hangat di Monarch University. Hanya jika Tyler bermulut besar atau para gossiper menebar banyak wacana, saat Tyler dan Reliy mulai menjalankan peran mereka masing-masing. Peran yang mana Tyler sebut sebagai raja dan pelayan.

God damned! Seriously, Reliy benar-benar akan gila setiap kali memikirkan hal tersebut.

"Hi, kau baik-baik saja?"

"Bianca, you're here?"

"Yes, kau sudah seperti orang sinting."

Reliy menoleh. Masih menyandarkan kening pada papan pengumuman—mengamati gadis berambut pirang berkilau dengan gaya pakaian paling fashionable di Swenson st. "Kuanggap itu sebagai ungkapan prihatin," kata Reliy setelah mengembuskan napas berat lalu memutuskan untuk beranjak.

Bianca mengekor, sembari mengamati raut wajah Reliy dan akhirnya berkata, "Darling, tell me what happen?"

"It's over, B."

"Huh?"

"Tyler Kavinsky. Kau tahu, dia menangkapku—"

"What?"

"Semalam saat kau pergi ke pesta Clay dan mengatakan bahwa Tyler ada di sana, dia—"

"Oke, ceritakan padaku." Bianca melipat kedua tangannya di bawah dada, menatap Reliy yang malah memutar mata.

Bagi Reliy, sikap Bianca barusan cukup mengesalkan dan itu bukan hal baru.

"Reliy, apa Tyler macam-macam denganmu? Jangan terlibat dengannya jika tidak ingin bermasalah, oke?"

"Oh, c'mon, B. Tidak bisakah kau diam dan membiarkan aku bicara terlebih dahulu?"

Bianca mengerjap, menatap Reliy yang terlihat frustasi, dan akhirnya mengendik untuk membiarkan Reliy bicara.

The Bad Boy & My Secret JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang