25. You're Still A Virgin, Aren't You?

1.3K 96 20
                                    

You wanna hold my hand and then you won't.
You say you love me then you don't.
You keep me running and running around.
If I'm not all you need.
Then just set me free.


Jika dihitung, Reliy telah menghabiskan waktu setengah jamnya hanya untuk mendengarkan lagu Knees dari Bebe Rexha—melalui earphone yang terhubung dengan ponselnya.

Berulang kali Reliy mendengar, berulang kali ia ikut bernyanyi, dan berulang kali pula ia mengumpat sambil menyebutkan satu nama; Tyler Kavinsky—menandakan satu hal kecil, bahwa Reliy sedang meresapi rasa patah hati hari ini.

Reliy tidak akan menyalahkan Tyler. Percayalah, karena Reliy terlalu baik dan menganggap bahwa dirinya terlalu naif hingga meletakkan harapan kemudian terbuai dengan sejuta gombalan busuk milik Tyler.

Tidak hanya itu. Reliy juga menyesali peringatan yang ia abaikan bahwa Tyler memang brengsek. Maksudnya, bukti apa lagi yang harus diketahui Reliy mengenai Tyler—faktanya; dari dulu Tyler dikenal sebagai playboy, pembuat masalah, hingga penipu ulung di Las Vegas—dan dengan bodohnya ....

... Reliy terbuai kemudian patah hati.

Atau mungkin tidak. Reliy terjebak dalam toxic feeling.

Merasa ketergantungan (meski selalu menyangkal perasaan tersebut) karena Tyler selalu hadir dalam setiap masa sulit Reliy. Namun, untuk masalah sekarang Tyler bukan lagi pahlawan supernya—Tyler adalah sumber patah hatinya dan menjadi satu alasan mengapa Reliy berakhir di tempat ini.

Yeah, di tempat ini—di taman kampus, seperti seorang idiot pengangguran yang menghabiskan banyak waktunya hanya untuk bersandar di batang pohon, mendengarkan lagu serupa berulang kali, sambil sesekali menitikkan air mata.

"I wish I could read your mind. Instead I gotta read your eyes. Oh, how they tell me lies," bisik Reliy, menyanyikan lagu Knees jika lirik lagu tersebut sesuai dengan isi hatinya.

Reliy mengembuskan napas, mulai memejamkan mata saat matahari pukul lima sore mulai menyilaukan mata. Merasa jenuh ketika melihat beberapa mahasiswa berjalan mondar-mandir di hadapannya.

Dan juga, Reliy muak karena harus melihat Tyler di lorong kampus—berjalan di sisi Anna dengan Jason serta Bianca di antara mereka—entah harus marah atau tidak, tapi Reliy menolak untuk membabi buta—membenci siapa saja yang mendekati Tyler.

Hell yeah ... anggap saja Reliy adalah gadis dengan sifat lapang dada karena tidak membabi buta, saat Tyler benar-benar mengatakan selamat tinggal dan bertingkah seolah mencampakkan Reliy.

"Bukan dicampakkan. Hanya saja, Tyler menghargai permintaanku. Dan permintaan itu adalah suatu kebodohan yang terlambat untuk kusadari," kata Reliy pada diri sendiri, hingga seseorang mencabut salah satu earphone-nya.

"Bad taste," ucapnya lalu segera mencabut kabel earphone Reliy dan memindahkan sambungan ke ponselnya. "It's better,"—Lalu Reliy mendengar lagu First Kiss dari Kid Rock—"lebih baik menggoyangkan kepala, daripada menjatuhkan air mata, bukan?"

Reliy menaikkan sebelah alisnya, setelah menghapus air mata dengan gerakan terburu-buru kemudian menatap siapa manusia yang memiliki hobi mencampuri urusan orang lain.

Clay Balvin. Lelaki satu gedung apartemen yang tinggal di lantai atas, lelaki yang menjadi teman Reliy ketika berada di apartemen, dan lelaki yang katanya homo, tetapi populer di kalangan para gadis—anggap saja dia adalah lelaki biseksual.

Reliy tidak peduli dengan status sosial lelaki berdarah Prancis-Amerika itu—Reliy hanya peduli tentang, mengapa dia tiba-tiba datang lalu ikut campur tanpa diundang?

Masalahnya, mereka tidak seakrab ini. Dan itu sedikit mencurigakan, jika Reliy adalah gadis pintar dalam mencurigai seseorang.

Sayangnya Reliy bukanlah gadis seperti itu. Reliy hanya pintar di bidang pelajaran dan dalam hal menjadi gadis paling hot jika ia masih bekerja di situs Very Fun Girl.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Reliy dengan nada dingin, berusaha menyembunyikan rasa patah hati paling memusingkan sepanjang masa.

"Apa itu pertanyaan?" Clay ikut menaikkan sebelah alisnya, lalu mengikuti arah pandangan Reliy sebelumnya dan seulas senyum seksi tergambar jelas di wajah tersebut. "Hanya berbagi lagu favorit dan kebetulan aku jarang sekali melihatmu."

"Pergi ke kampung halaman. Jika kau ingin tahu."

"—atau menghilang seketika, menjauh dari gangguan para gossipers yang bisa saja akan akrab denganmu secara mendadak."

Kerutan di kening Reliy mendalam. Ia tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan Clay karena setau Reliy, dia pergi sebab mom menginginkan hal tersebut sekaligus membuktikan bahwa penyangkalan perasaan untuk Tyler adalah bohong.

"Tch! That's a stupid girl," ungkap Clay—terdengar setengah memaki—Reliy tidak perlu merasa tersinggung. "Videomu sempat tersebar di kampus lalu berita antara kau dan Keenan juga sempat jadi perbincangan panas, tapi tidak lama."

"What?! You insane! Aku bahkan tidak pernah—"

"I know. Awalnya aku menganggap kau seorang nerd yang menyenangkan jika menjadi teman di lift apartemen, tapi aku terlalu meremehkan pesonamu."

"Huh? W-wait,"—Reliy mengangkat tangan kanannya, dengan tangan kiri melepas earphone—"lemme think and give you some question."

"No need some question because I'll give you a question." Clay mendekatkan jarak wajahnya dengan Reliy, membuat Reliy mundur sedikit. Namun, ditahan oleh Clay dan melalui jarak terlampau dekat itu pun Clay berbisik, "You're still a virgin, aren't you?"

... dan setelahnya, Reliy tidak langsung menjawab.

Ini pertanyaan pribadi.

Tidak ada lelaki mana pun yang berhak mengetahuinya, tapi Reliy mencium aroma bahwa Clay—bukan—mungkin bukan hanya Clay—mereka, orang-orang di Monarch University bisa saja mengetahui sesuatu.

Sesuatu yang selama ini Reliy rahasiakan dan di tanah Las Vegas, ia hanya berbagi dengan dua manusia.

Bianca Paper dan ....

... Tyler Kavinsky.

"Kau hanya perlu menjawab, 'Yes or No' Reliy. Setelahnya biarkan—"


****

Halo!!!

Kalimat pertama yang ingin kukatakan adalah .....

Iya aku tau kok ada beberapa masalah yang diselesaikan dengan jalan yang kurang greget.

Tenang! Aku bakal ingetin beberapa konflik tersebut dan menyelesaikannya setelah Tyler kembali pada Reliy.

Lalu, apa kalian yakin Tyler sungguhan menjauhi Reliy?

Bagaimana menurutmu dengan kehadiran Clay? Apa ada sesuatu yang beraroma amis?

Siapa lambe turah di antara dua manusia tersebut? Bianca atau Tyler?

Dan terakhir, bagaiamana kira-kira para penggosip itu ngomongin Reliy? terutama setelah ditambah micin di sana-sini, hingga terasa lezat untuk didengar ^^

Terakhir dari yang terakhir, kalian enggak bosan dengan cerita ini, 'kan? Gimana menurut kalian, setelah membaca dari chapter awal hingga chapter ini?

Bagi pendapat kalian, yaaa!!!!

See you later. Aku sayang kalian ^^

Ig: augustin.rh

The Bad Boy & My Secret JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang